Berkat Rohani di dalam Kristus

Efesus 1:1-14

Rasul Paulus mengawali suratnya dengan memperkenalkan dirinya sebagai penulis Surat Efesus dan menambahkan identitas dirinya sebagai ‚rasul Kristus Yesus.‛ Penyebutan diri sebagai seorang rasul Kris-tus bukan hanya untuk menunjukkan bahwa Paulus adalah milik Kristus, tetapi hendak menegaskan otoritas penuh yang ia miliki sebagai utusan Kristus dalam memberitakan Injil kepada orang-orang non-Yahudi, baik secara lisan maupun tulisan.
Selanjutnya, Rasul Paulus memuji Allah karena—di dalam Kristus—Allah Bapa telah mengaruniakan segala berkat rohani kepada orang-orang percaya (1:3-14). Sumber berkat tersebut adalah Allah Bapa (1:3) dan dikaruniakan secara khusus ‚kepada kita‛, anak-anak-Nya (1:3). Ber-kat rohani itu ada ‚di dalam Kristus‛ (1:3). Frasa ‚di dalam Kristus‛ atau ‚di dalam Dia‛ yang muncul berulang kali (1:3,4,6,7,10,11,13) menunjukkan peran utama Kristus Yesus yang memungkinkan berkat rohani ini bisa kita nikmati. Di dalam Kristus, Allah telah memilih kita menjadi anak-anak-Nya (1:5). Di dalam Kristus, saat ini, kita ‚beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa‛ (1:7). Di dalam Kristus, Allah menyatakan kepada kita rahasia kehendak-Nya tentang masa yang akan datang (1:9), yaitu rencana untuk mempersatukan—di dalam Kristus—segala sesuatu yang ada di bumi dan di sorga, dan Kristus telah ditetapkan untuk menjadi Kepala atas segala sesuatu (1:10). Di dalam Kristus, orang-orang Yahudi (‚kami‛) mendapat bagian dari janji Allah (1:11-12). Di dalam Kristus, orang-orang non-Yahudi (‚kamu‛) yang percaya Kristus, juga adalah milik Allah dan beroleh Roh Kudus (1:13-14).
Kita sering lupa bahwa kita telah, sedang, dan akan terus diberkati oleh Allah Bapa. Kita sering tidak menyadari berkat Allah atas diri kita. Hal ini terjadi bila kita menyamakan berkat Allah dengan berkat materi yang ditekankan dalam Perjanjian Lama. Di sini, Rasul Paulus mengingat-kan kita bahwa ada satu berkat yang tidak akan pernah dicuri dan tidak akan pernah rusak, yaitu berkat rohani yang dikaruniakan Allah Bapa kepada orang-orang yang ada di dalam Kristus. Untuk melawan lupa, kita harus terus mengingatkan diri kita akan berkat-berkat rohani yang dikaruniakan kepada kita di dalam Kristus. Ingatan ini akan mendorong hati kita untuk memuji Allah Tritunggal yang memungkinkan berkat ini kita nikmati, kini di bumi ini dan nanti di langit baru dan bumi baru bersama semua orang percaya dari berbagai suku bangsa. [EG]

Baptisan Roh Kudus

1 Korintus 12:12-31

Baptisan Roh Kudus adalah tindakan Roh Kudus memasukkan orang percaya ke dalam tubuh Kristus, sehingga semua orang percaya merupakan satu tubuh (12:12-13). Baptisan Roh Kudus yang terjadi bersamaan dengan pengampunan dosa itu hanya terjadi sekali—yaitu saat seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi—dan bersifat mempersatukan semua orang percaya. Bedakan peristiwa baptisan Roh Kudus ini dengan peristiwa kepenuhan Roh Kudus yang merupakan proses selanjutnya dalam kehidupan orang percaya. Pandangan bahwa orang Kristen memerlukan baptisan Roh yang kedua agar bisa menerima karunia-karunia khusus seperti karunia bahasa lidah dan karunia penyembuhan—yang membuat seseorang siap dipakai Tuhan—jelas merupakan pandangan yang salah.
Ada tiga kisah dalam Kisah Para Rasul yang nampak seperti memisahkan antara peristiwa pertobatan dan peristiwa penerimaan Roh Kudus dalam diri orang percaya, yaitu: Pertama, orang-orang Samaria yang sudah percaya terhadap pemberitaan Filipus, namun belum menerima Roh Kudus (8:5-17). Kedua, Saulus yang telah berjumpa dengan Tuhan Yesus saat menuju ke Damsyik, namun baru penuh Roh Kudus setelah berjumpa dengan Ananias (9:10-18). Ketiga, orang-orang Efesus yang disebut murid, namun belum menerima Roh Kudus (19:1-7). Perlu disadari bahwa ketiga peristiwa itu bersifat khusus. Kisah pertama bersifat khusus karena Rasul Petrus harus datang ke Samaria untuk menegaskan bahwa keselamatan bukan hanya untuk orang Yahudi saja, melainkan juga untuk orang Samaria (Perhatikan bahwa sampai saat itu, orang Yahudi bermusuhan dengan orang Samaria). Kisah kedua bersifat khusus karena Allah hendak menegaskan bahwa Ia telah memilih Rasul Paulus untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Kisah ketiga bersifat khusus karena para ‚murid‛ di Efesus itu masih memerlukan penjelasan tentang Tuhan Yesus.
Baptisan Roh Kudus merupakan konfirmasi dari Tuhan bahwa seseorang diterima sebagai anggota tubuh Kristus. Baptisan Roh Kudus dialami satu kali saat seseorang bertobat dan datang kepada Allah. Baptisan Roh Kudus bukanlah persiapan untuk mendapatkan talenta guna melayani Tuhan. Baptisan Roh Kudus terlihat nyata dalam gaya hidup yang mengutamakan Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Apakah Anda telah mengalami perubahan hidup? [FL]

Kepenuhan Roh Kudus

Efesus 5:18-21

Rasul Paulus mengingatkan jemaat Efesus, ‚Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.‛ (5:18). Penuh dengan Roh Kudus adalah perintah yang ditulis untuk semua orang Kristen. Rasul Paulus membandingkan antara mabuk oleh anggur dan hidup penuh dengan Roh Kudus. Orang yang mabuk oleh anggur tidak akan mampu mengontrol perilakunya sendiri. Hawa nafsulah yang mengontrol perilakunya. Sedangkan orang yang penuh dengan Roh adalah orang yang perilakunya dikontrol oleh Allah Roh Kudus. Sama seperti seseorang yang dipenuhi oleh alkohol dikontrol dan didominasi oleh alkohol, demikian pula hidup yang dipenuhi Roh Kudus adalah hidup yang dikontrol dan didominasi oleh kehadiran dan kuasa Allah Roh Kudus. Di ayat 19-21, orang percaya yang mengalami kepenuhan Roh digambarkan sebagai orang yang berkata-kata kepada sesama dengan mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani; bernyanyi dan bersorak kepada Allah; mengucap syukur senantiasa kepada Allah; serta saling merendahkan diri di antara yang seorang kepada yang lain. Orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus terlihat dari sikap hidupnya yang menjadi berkat bagi sesama.
Dalam Perjanjian Baru, orang-orang yang dipenuhi Roh Kudus bisa dibagi menjadi tiga kelompok: Pertama, orang-orang yang penuh penye-rahan. Tujuh orang yang dipilih untuk melayani para janda di Yerusalem, Barnabas, dan para murid di Antiokhia yang baru bertobat adalah orang-orang yang penuh dengan Roh Kudus‛ (Kisah Para Rasul 6:3,5; 11:24; 13:52). Kedua, orang-orang yang dilengkapi untuk melakukan suatu pela-yanan khusus. Yohanes Pembaptis adalah seorang yang ‚penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya‛ (Lukas 1:15-17). Rasul Paulus penuh dengan Roh Kudus sejak awal pelayanannya (Kisah Para Rasul 9:17). Ketiga, orang-orang yang diperlengkapi untuk melaksanakan tugas khusus yang mendesak, bukan seumur hidup, seperti Zakharia (Lukas 1:67) dan Stefanus yang mati sebagai martir (Kisah Para Rasul 7:55).
Allah Roh Kudus tetap tinggal dalam hidup orang percaya selama-lamanya, namun Allah Roh Kudus bisa tidak bekerja aktif dalam diri orang percaya yang hidupnya tidak berserah penuh kepada Allah. Apa atau siapa yang menguasai diri Anda? Apakah ciri kepenuhan Roh Kudus tampak nyata dalam hidup Anda saat ini? [FL]

Haruskah Orang Kristen Berbahasa Roh?

1 Korintus 12:1-11

Mengapa ada gereja yang meminta seluruh anggota jemaatnya mempelajari bahasa roh? Benarkah bahasa roh dapat dipelajari dan menandai kedewasaan rohani orang Kristen, bukankah bahasa roh adalah pemberian Roh Kudus? Pertanyaan seperti di atas membingung-kan banyak orang Kristen dan mungkin menjadi pertanyaan Anda juga.
Banyak anggota jemaat Korintus yang memiliki karunia Roh. Akan tetapi, muncul masalah karena karunia Roh itu membuat banyak anggota jemaat yang menyombongkan diri. Rasul Paulus mengajarkan bahwa karunia Roh yang diterima setiap orang percaya itu berbeda-beda satu dengan yang lain dan tidak perlu diseragamkan (12:11). Penegasan tentang keberbagaian karunia diulang kembali dalam 12:29-30. Tujuan pemberian karunia Roh adalah untuk kepentingan bersama, bukan untuk menandai status lebih dewasa rohani (12:7). Karunia yang tampak spektakuler—menyembuhkan, melakukan mujizat, bahasa roh—disejajarkan dengan karunia yang tampak biasa—berkata-kata dengan hikmat, berkata-kata dengan pengetahuan, 12:7-10. Menurut Rasul Paulus, kasih lebih utama daripada karunia bahasa roh (13:1,8).
Perkataan ‚bahasa roh‛—berasal dari bahasa Yunani Glossa—lebih tepat bila diterjemahkan sebagai ‚bahasa lidah‛. Rasul Paulus menjelaskan bahwa bahasa lidah yang tidak dapat dimengerti itu tidak berguna (14:9). Dalam pertemuan jemaat, lebih baik lima kata yang dapat dimengerti daripada ribuan kata dalam bahasa lidah (14:18-19). Bahasa lidah—tanpa penafsiran—yang diucapkan seluruh jemaat secara bersama-sama bisa menjadi batu sandungan bagi orang tidak beriman (14:23). Karena Tuhan menghendaki damai sejahtera—bukan kekacau-an—dalam ibadah, Rasul Paulus pun memberi arahan penggunaan bahasa lidah dalam pertemuan jemaat (14:26-28).
Apakah bahasa lidah harus dimiliki semua orang? Tidak! Setiap orang Kristen memperoleh karunia khusus dari Roh Kudus, yang umumnya berbeda dengan yang diterima orang Kristen yang lain. Bahasa lidah dan semua karunia Roh yang lain bukanlah tanda kedewasaan rohani bagi orang Kristen. Kasih dan buah Roh lebih utama dari karunia Roh (bandingkan dengan 13:1-3; Galatia 5:22-23). Banyak sekali ‛bahasa roh‛ palsu di sekeliling kita. Hal ini jelas karena sering kali bahasa roh yang dipakai di berbagai tempat adalah pengulangan kata-kata yang hampir sama, yang bisa dipelajari atau dilatih. [FL]

Memunculkan Buah Roh

Galatia 5:16-26

Dampak kehadiran Allah Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya bukan hanya menguatkan orang percaya dalam menjalani hidup, tetapi juga memampukan orang percaya menghasilkan buah Roh—yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri—dalam kehidupannya (5:22-23). Dari rincian buah Roh di atas, manakah bagian yang Anda rasa paling kuat muncul dalam diri Anda saat ini? Manakah bagian yang Anda anggap paling lemah, yang paling jarang terlihat dalam diri Anda saat ini? Apa yang menghambat munculnya buah Roh dalam hidup Anda? Apakah ada luka-luka masa lalu yang menghambat pertumbuhan buah Roh dalam diri Anda? Apakah masih ada keinginan daging yang menguasai diri Anda saat ini? Rasul Paulus menjelaskan, ‚Perbuatan daging telah nyata, yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya.‛ (5:19-21a) Buah Roh hanya akan muncul jika kita memberi diri kita untuk dipimpin oleh Roh, sebab keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging.
Selain memunculkan buah Roh dalam kehidupan orang percaya, Allah Roh Kudus memberikan karunia-karunia Roh kepada orang percaya seperti yang dikehendaki-Nya (1 Korintus 12:11). Rupa-rupa karunia Roh untuk melayani diberikan oleh Allah Roh Kudus untuk kepentingan bersama membangun tubuh Kristus (1 Korintus 12:7). Allah Roh Kudus yang tinggal dalam kehidupan orang percaya akan memper-lengkapi orang percaya untuk melayani. Saat ini, apakah Anda terlibat dalam pelayanan? Sudahkah Anda mengenal dan memahami karunia rohani yang Tuhan karuniakan kepada diri Anda? Jika Anda belum mengenali karunia yang Anda miliki, tautan http://glorianet.org/pptlib/smb/karuniaroh.php akan menolong Anda mengenali karunia Roh yang Anda miliki. Gereja Tuhan adalah tubuh Kristus dengan Kristus sebagai Kepala Gereja. Di gereja, seharusnya setiap orang percaya saling melayani untuk membangun tubuh Kristus. Akan tetapi, harus diakui bahwa semua gereja memiliki kekurangan/kelemahan, tidak ada yang sempurna. Namun, apakah kita mau ikut menutupi kekurangan atau kita hanya menjadi penonton, bahkan menjadi komentator yang selalu mencela orang lain? Marilah kita bersama-sama melayani Tuhan. [FL]

Meyakinkan Kita Sebagai Anak Allah

Efesus 3:14-21

Dalam Surat Efesus, terdapat dua doa pribadi Rasul Paulus. Doa pertama (1:15-23) muncul dari rasa syukur atas pertumbuhan iman jemaat. Doa kedua (3:14-21) dipanjatkan saat dia berharap agar jemaat tidak tawar hati melihat kesesakannya (3:13). Dalam doa kedua, dia memohon agar iman jemaat terus dapat berakar di dalam Kristus. Secara khusus, dalam 3:16, dia berdoa agar Allah yang penuh kemuliaan menguatkan jemaat melalui Roh yang ada di dalam batin setiap anggota jemaat. Kata ‚menguatkan‛ dalam ayat ini berasal dari kata Yunani Krataioo. Dalam Perjanjian Baru, kata ini dipakai empat kali—Tiga kali berkaitan dengan kekuatan fisik (3:16; 1 Korintus 16:13; Lukas 2:40) dan sekali berkaitan dengan kekuatan rohani (Lukas 1:80). Melalui Efesus 3:16, kita belajar bahwa Allah Roh Kudus yang tinggal di dalam batin setiap orang percaya akan menguatkan—baik secara fisik maupun secara rohani—setiap anak-anak-Nya untuk tetap dapat mengalami kehadiran dan kasih Kristus (3:17).
Karya Allah Roh Kudus dalam diri orang percaya terlihat dalam Roma 8:16 yang menyebutkan bahwa Allah Roh Kudus terus menyertai roh orang percaya dan membangkitkan keyakinan bahwa status orang-orang percaya adalah sebagai anak-anak Allah. Kapan Anda menjadi orang percaya yang lemah? Apakah Anda lemah saat jatuh dalam dosa? Apakah Anda lemah saat Anda menderita atau saat Anda sakit? Apakah Anda lemah saat Anda mengalami kepahitan karena disakiti oleh orang yang Anda kasihi? Bagaimanapun keadaan Anda saat ini, Tuhan mengingatkan bahwa Ia akan terus-menerus menguatkan Anda, baik secara fisik maupun secara rohani. Allah Roh Kudus akan terus-menerus bersaksi bersama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Inilah salah satu keistimewaan iman Kristen dibandingkan dengan agama-agama lain dalam hal relasi antara Allah dengan umat-Nya. Gambaran tentang Allah sebagai Bapa dan umat sebagai anak-anak-Nya menggambarkan hubungan yang sangat dekat. Seperti apa pun keadaan seorang anak—baik atau tidak baik, sehat atau sakit—Allah adalah Bapa yang baik yang akan tetap membuka tangan-Nya bagi anak-anak-Nya yang mau datang kepada-Nya. Jika saat ini Anda sedang lemah, datanglah kepada Allah Bapa kita. Dari lubuk hati kita, marilah kita berkata seperti bunyi lirik sebuah lagu, ‚Ku tahu Bapa p’liharaku, Ia baik, Ia baik.‛ [FL]

Ia Setia Setiap Saat

Roma 8:18-30

Saat kita menderita, Allah Roh Kudus tidak berpangku tangan. Ia setia membantu kita. Saat kita menderita dan merasa sedih, saat kita sulit datang kepada Allah karena dosa yang kita lakukan membuat kita merasa tidak layak, saat kita gagal dalam studi, usaha, atau rumah tangga, saat kita tidak dapat berkata-kata kepada Allah dalam doa karena kesedihan yang kita rasakan, bahkan saat kita mengalami kesulitan hidup yang tak terucapkan, Allah Roh Kudus senantiasa bersama kita, bahkan berdoa untuk kita di hadapan Allah. Bila Anda sedang menderita, sedih atau berdukacita karena dosa yang Anda lakukan, datanglah kepada Allah untuk duduk hening dan diam bersama Dia. Yakinilah bahwa Allah Roh Kudus sedang mendoakan segala kesulitan hidup yang Anda alami saat ini (8:26) dan bahwa Allah akan memberi kekuatan kepada Anda.
Allah Roh Kudus senantiasa ingin menuntun hidup kita, baik saat kita memerlukan tuntunan dalam melayani, dalam memahami arah hidup di masa depan, dan dalam mengambil keputusan. Allah Roh Kudus yang telah menuntun Filipus menceritakan Injil Yesus Kristus kepada sida-sida Etiopia serta yang telah menuntun Rasul Petrus saat ia memikirkan penglihatan yang ia terima dari Allah (Kisah Para Rasul 8:29; 10:19-20) akan senantiasa menuntun umat-Nya yang menantikan tuntunan-Nya. Apakah saat ini Anda sedang menantikan tuntunan Allah dalam hidup Anda? Jika Anda sungguh-sungguh ingin memahami kehendak Allah, Anda harus menjalin relasi dengan Allah. Sebagaimana kita dapat mengenali apa yang disukai atau tidak disukai orang tua kita karena kita hidup bersama-sama dengan mereka, demikian pula kita harus menjalin relasi dengan Allah melalui firman-Nya agar dapat mengenali tuntunan-Nya. Apakah Anda telah menjalin relasi dengan Allah saat ini?
Allah Roh Kudus juga memampukan kita untuk menyembah Allah, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama. Kita dapat beribadah karena Roh Allah memampukan kita (Filipi 3:3). Sering kali, ibadah kita bisa terasa kering. Kita tidak mendapat apa-apa karena kita menjalankan ibadah tanpa kebergantungan kepada Allah. Saat beribadah, Apakah Anda sungguh-sungguh bergantung kepada Allah Roh Kudus? Sebaliknya, apakah Anda datang beribadah seadanya tanpa mempersiapkan diri untuk dituntun oleh Allah Roh Kudus, bahkan terburu-buru dan terlambat? [FL]

Mendiami Orang Percaya

Yohanes 14:15-24

Dalam Yohanes 14:16, Tuhan Yesus berkata, ‚Aku akan meminta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.‛ Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari, kata ‚menyertai‛ ini diterjemahkan sebagai ‚tinggal bersama‛. Jadi, ayat di atas memperlihatkan adanya karya Allah Roh Kudus dalam diri orang percaya, yaitu tinggal/mendiami orang percaya. Allah Roh Kudus itulah yang mencurahkan kasih Allah di dalam hati kita (Roma 5:5), melahirbarukan orang percaya (Yohanes 3:5), membaptiskan orang percaya (1 Korintus 12:13), serta memeteraikan orang percaya sebagai jaminan keselamatan (Efesus 4:30). Kata ‚memeteraikan‛ adalah terjemahan kata Yunani Sphragizo yang dapat berarti ‚mengamankan‛. Jadi, kehadiran Allah Roh Kudus dalam diri orang percaya mengamankan status / menjamin keselamatan orang percaya selama-lamanya.
Apakah dampak berdiamnya Allah Roh Kudus dalam diri orang percaya? Pertama, Rasul Paulus mengingatkan kita untuk menyadari bahwa diri kita adalah Bait Roh Kudus (1 Korintus 6:19). Saat melakukan apa pun, secara tidak langsung kita juga mengajak Allah Roh Kudus melakukannya. Jagalah kekudusan hidup dan kemurnian hati kita di hadapan Tuhan karena Allah tinggal di dalam diri kita. Saat kita makan, berlibur, browsing, posting foto di Instagram atau Facebook, posting perkataan di Tweeter, atau saat sendirian, apakah semua yang kita lakukan mencerminkan bahwa kita adalah pelayan Allah dan bahwa Roh Allah tinggal di dalam kita?
Kedua, saat menghadapi dosa, terkadang muncul tuduhan dari si jahat yang berkata, ‚Kamu mana mampu berhenti dari dosa ini? Sudah puluhan kali kamu jatuh bangun, paling-paling kamu hanya sanggup bangkit sebentar lalu kamu akan jatuh kembali, iya kan? Kamu tidak layak meminta pengampunan kepada Tuhan!‛ Sering kali, saat kita mau bangkit meninggalkan dosa, muncul tuduhan dalam hati kita bahwa kita tidak mungkin bangkit dan mengalahkan dosa. Apa yang harus kita lakukan dalam kondisi seperti itu? Kita dapat mengingat bahwa dalam hidup kita, ada Allah Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita. Kita tidak mampu, tetapi kasih karunia dan kuasa Roh Allah—yang sama dengan Roh yang telah membangkitkan Kristus dari antara orang mati—akan memampukan kita untuk menang terhadap dosa (lihat Roma 8:11). [FL]

Menginsyafkan Dunia akan Dosa

Yohanes 16:4b-15

Seluruh karya Kristus di dunia merupakan karya sejarah yang hanya dapat dirasakan, diingat, dan disadari oleh manusia dengan pertolongan Allah Roh Kudus. Itulah sebabnya, Tuhan Yesus berkata, ‚Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi.‛ (16:7a). Saat Tuhan Yesus kembali kepada Allah Bapa, Dia mengutus Allah Roh Kudus untuk menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (16:8). Kata ‚menginsafkan‛ adalah terjemahan dari kata Yunani ‚Elegcho‛ yang berarti membuktikan, meyakinkan, menerangi. Kehadiran Allah Roh Kudus membuat manusia di dalam dunia ini sadar akan adanya dosa, kebenaran dan penghakiman. Selain itu, kehadiran Allah Roh Kudus juga menahan pekerjaan si pendurhaka yaitu si Iblis yang merusak dunia melalui kejahatan dan dosa (2 Tesalonika 2:7). Allah Roh Kudus hadir di tengah dunia untuk membatasi kejahatan. Walaupun tidak ada penyebutan Roh Kudus dalam 2 Tesalonika 2, bisa diduga bahwa yang menahan kedurhakaan atau si pendurhaka adalah Allah Roh Kudus.
Kedua karya Allah Roh Kudus di dalam dunia—yaitu menciptakan dunia dan bersaksi tentang Kristus—berkaitan dengan dua kebenaran yang penting untuk kita perhatikan: Pertama, Allah tidak pernah mencip-takan kejahatan di dalam dunia. Sekalipun demikian, perlu disadari bahwa kejahatan tidak muncul begitu saja, tetapi muncul karena adanya penyimpangan dari apa yang baik yang telah Tuhan ciptakan. Sebagai contoh: Perzinahan adalah penyimpangan dari seks yang kudus yang merupakan sesuatu yang baik di hadapan Tuhan. Allah terus bekerja menahan kejahatan di dunia ini. Jikalau Allah membiarkan dunia ini dipenuhi kejahatan, mudah dibayangkan betapa hancurnya jika dunia ini dikuasai oleh kejahatan. Sudahkah Anda bersyukur kepada Allah yang telah membatasi kejahatan yang ada di dunia ini? Kedua, Allah terus bekerja menyatakan kebenaran di dunia bahwa Ia akan membawa setiap perbuatan manusia—baik yang baik maupun yang jahat—ke dalam pengadilan Tuhan (2 Korintus 5:10), sehingga manusia menyadari keberdosaan dirinya serta menyadari bahwa dirinya membutuhkan Juruselamat. Manusia tidak akan merasa membutuhkan Juruselamat sebelum ia menyadari bahwa ia tidak berdaya melawan dosa. Apakah Anda bergantung kepada Allah Roh Kudus saat berusaha menyadarkan orang-orang yang sedang Anda doakan untuk menjadi sadar akan dosa, kebenaran, dan penghakiman Kristus? [FL]

Menciptakan Dunia & Bersaksi Tentang Kristus

Yohanes 15:18-27

Kejadian 1:2 memperlihatkan bahwa sewaktu penciptaan, Allah Roh Kudus hadir serta berperan dalam menciptakan dunia. Saat Allah menciptakan manusia pun, Allah Roh Kudus juga terlibat (Kejadian 1:26, Tuhan berfirman, ‚Baiklah Kita ...‛). Dalam Ayub 26:13a tertulis, ‚Oleh nafas-Nya langit menjadi cerah,... .‛ Kata nafas di dalam bahasa Ibrani—yaitu ruwach—berarti Roh. Allah Roh Kudus berkuasa atas dunia dan segala isinya karena Allah Roh Kudus terlibat dalam penciptaan dunia.
Selain menciptakan dunia, karya Allah Roh Kudus dalam dunia adalah untuk bersaksi tentang Kristus. Dalam Yohanes 15:26, Tuhan Yesus mengatakan bahwa Roh Kebenaran akan bersaksi tentang diri-Nya. Apakah hal itu berarti bahwa para murid Tuhan Yesus tidak perlu bersaksi? Tidak! Mereka tetap harus bersaksi (Yohanes 15:27), karena Allah Roh Kudus hadir mendiami setiap orang percaya untuk bersaksi tentang Kristus. Saat ini, kehadiran Allah Roh Kudus memampukan manusia untuk mengenal dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Karya Allah Roh Kudus dalam dunia—yaitu menciptakan dunia ini dan bersaksi tentang Kristus—mengajarkan dua hal kepada kita: Pertama, dunia yang indah merefleksikan keindahan Sang Pencipta. Bayangkan bahwa diri Anda berada di suatu tempat yang amat indah. Anda bisa menikmati udara yang segar, bunga yang berwarna-warni, aliran sungai yang bersih, gunung-gunung yang menjulang tinggi, langit yang cerah, dan matahari yang bersinar. Keindahan alam ini sewajarnya membuat pikiran kita tertuju kepada pribadi Allah yang amat kreatif dan berkuasa menciptakan alam semesta ini. Kapankah terakhir kali doa Anda dipenuhi dengan kekaguman akan Allah? Kedua, bersaksi tentang Kristus kepada orang-orang yang belum mengenal Dia bukanlah murni pekerjaan atau usaha kita sendiri, tetapi pekerjaan Allah di dalam diri kita. Saat kita menemukan kesulitan dalam bersaksi—ditolak, ditentang, diejek, direndahkan—datanglah kepada Allah untuk memohon kekuatan, sehingga kita dimampukan untuk bersaksi tentang Kristus kepada dunia. Bila Anda ingin bersaksi, tetapi Anda tidak tahu cara melakukannya, yang perlu Anda lakukan adalah memohon supaya Tuhan memperlengkapi diri Anda, sehingga Anda bisa menjadi saksi-Nya. Jika gereja mengadakan pembinaan untuk menjadi saksi Kristus, sediakanlah waktu untuk mengikuti pembinaan itu. [FL]