Kisah Para Rasul 5:1-11
Allah Roh Kudus bukan sekadar kuasa, melainkan salah satu pribadi Allah Tritunggal yang sejajar—tidak lebih rendah atau lebih tinggi—dengan Allah Bapa dan Allah Anak (Yesus Kristus). Dalam bacaan Alkitab hari ini, dikisahkan tentang sepasang suami istri—yaitu Ananias dan Safira—yang mendustai Roh Kudus (5:3). Sebutan ‚Roh Kudus‛ itu kemudian diganti menjadi ‚Allah‛, ‚... engkau bukan hanya mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.‛ (5:4). Secara tidak langsung, Rasul Petrus memberi tahu jemaat bahwa Roh Kudus bukan hanya sekadar kuasa, tetapi salah satu pribadi Allah. (Perhatikan bahwa dalam 10:38, Allah Roh Kudus itu dibedakan dengan kuasa Allah). Pribadi Allah Roh Kudus itu sempurna, sama seperti pribadi Allah Bapa dan Allah Anak.
Di dalam Alkitab, kita bisa melihat beberapa karakteristik (ciri khas) dari Allah Roh Kudus. Pertama, Allah Roh Kudus itu cerdas. Dialah yang mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan orang percaya akan semua perkataan Tuhan Yesus (Yohanes 14:26). Kedua, Allah Roh Kudus itu memiliki emosi. Dia bisa berduka cita bila orang percaya—yang adalah Bait Allah—hidup di dalam dosa (Efesus 4:30). Ketiga, Allah Roh Kudus itu memiliki kehendak. Adanya kehendak membuat Allah Roh Kudus memberikan karunia-karunia rohani kepada setiap orang percaya secara khusus—seperti yang Dia kehendaki—untuk membangun tubuh Kristus (1 Korintus 12:11). Ketiga karakteristik Allah Roh Kudus di atas memperlihatkan bahwa Roh Kudus bukan sekadar kuasa yang impersonal (tidak berpribadi), melainkan merupakan suatu Pribadi yang memiliki kecerdasan, emosi, dan kehendak.
Jika Anda telah memahami bahwa Roh Kudus bukan sekadar kuasa yang ada dalam kehidupan orang percaya, melainkan merupakan Pribadi Allah sendiri, apakah Anda telah memperlakukan Dia secara semestinya sebagai Allah yang harus disembah dalam kehidupan Anda? Apakah Anda telah benar-benar bersandar kepada-Nya dan menantikan pimpinan-Nya dalam seluruh kehidupan Anda? Sudahkah Anda memohon agar Anda bisa memahami dan melakukan firman Tuhan yang menjadi penuntun kehidupan Anda setiap hari? Apakah saat ini ada hal-hal yang menggelisahkan hati Anda dan Allah Roh Kudus mendorong Anda untuk mengaku dosa dan berbalik kembali kepada Allah? Kiranya Allah Roh Kudus senantiasa menjadi sumber kekuatan, penghiburan dan pengharapan bagi kehidupan Anda saat ini. [FL]