Galatia 4:21-31
Ketika terjadi pertempuran antara dua buah perahu, strategi yang terbaik bukanlah mengalahkan penumpang di perahu lain tetapi menenggelamkan perahunya. Seperti itulah yang dilakukan Rasul Paulus di sini. Karena kelompok pengacau di Galatia berargumen dengan memakai Taurat, ia berkata, “Betulkah hukum Taurat mengajarkan apa yang dikatakan para pengacau itu, atau membenarkan apa yang kuberitakan bahwa hidupmu tidak berada di bawah Taurat?”
Rasul Paulus lalu memakai kiasan dengan membandingkan Sara dan Hagar. Hagar dikaitkan dengan gunung Sinai tempat hukum Taurat diberikan dan perhambaan (4:24-25), sedangkan Sara dikaitkan dengan Yerusalem sorgawi dan kemerdekaan (4:26) yang menerima anak mela-lui janji (4:27). Rasul Paulus berkata tentang Sara, “ialah ibu kita” (4:26) dan “kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji” (4:28). Maksud-nya jelas. Ada dua macam “anak Abraham”. Yang satu adalah yang diperanakkan menurut daging (4:29), diikat dengan hukum Taurat, dan sesungguhnya bukanlah anak, melainkan hamba. Yang satu lagi adalah “anak Abraham” yang sesungguhnya, yaitu yang diperanakkan menurut Roh (4:29) dan merupakan orang merdeka. Jemaat Galatia menjadi “anak Abraham” menurut janji, sama seperti Ishak yang diperanakkan menurut Roh dan merupakan orang merdeka. Rasul Paulus menegaskan bahwa inilah yang dikatakan oleh Taurat. Maka, bagaimana mungkin mereka—berdasarkan Taurat—justru memilih menjadi anak Hagar? Lalu, apa yang dikatakan Kitab Suci untuk situasi yang dialami jemaat Galatia? Jawabannya adalah, “Usirlah hamba perempuan itu ....” (4:30). Bukan saja mereka harus menolak ajaran kelompok pengacau di Gala-tia, tetapi mereka juga diminta untuk mengusir orang-orang itu.
Rasul Paulus kembali mengingatkan siapakah jemaat Galatia yang sesungguhnya: Mereka adalah “anak-anak perempuan merdeka” (4:31). Maka mereka tidak boleh kembali kepada perhambaan. Sebaliknya, mereka harus belajar mengekspresikan kemerdekaan mereka dengan berjalan di dalam Roh. Identitas yang jelas sebagai “anak Abraham”, pewaris janji hidup yang kekal, dan orang merdeka yang mengikuti Roh Kudus, akan menentukan bagaimana mereka hidup. Apakah identitas Anda yang jelas sebagai anak-anak Allah, orang-orang tebusan Kristus, telah mengubah kehidupan Anda? [Pdt. Jeffrey Siauw]