Gema

Ironi Haman

Bacaan Alkitab hari ini:

Ester 5-6

Mengapa ada orang yang mudah membenci, marah, dan meng-hakimi orang lain?Kemungkinan, kecenderungan itu disebab-kan oleh kesombongan. Haman sudah mendapat kemuliaan, kekayaan, anak laki-laki, bahkan kenaikan pangkat yang begitu besar dari raja, sehingga kekuasaannya melampaui semua pembesar yang lain (5:11). Namun, kebencian terhadap Mordekhai membuat semua hal di atas seperti tidak ada artinya. Mordekhai seperti setitik nila yang merusak susu sebelanga bagi Haman.

Setelah mendapat undangan perjamuan dari Ratu Ester, rasa sombong dan percaya diri Haman semakin besar, sehingga ia lupa diri. Nasihat istri dan sahabat-sahabatnya membuat ia cepat-cepat membuat tiang untuk menyulakan Mordekhai sebelum tiba waktu pemusnahan bagi orang Yahudi. Namun, Allah yang bekerja di balik layar tidak membiarkan keinginan Haman terwujud. Allah membuat hati Raja Ahasyweros gelisah sehingga ia tidak bisa tidur pada malam itu, dan secara ajaib membaca kitab catatan sejarah, termasuk catatan tentang Mordekhai. Allah bekerja di hati raja untuk memberikan penghargaan pada Mordekhai. Allah merancang kemunculan Haman yang sombong dan berniat jahat itu, lalu raja memerintahkan agar kehormatan dianugerahkan kepada Mordekhai sesuai dengan apa yang disangka akan diterima oleh Haman.

Disini terlihat jelas ironi yang dikerjakan Tuhan di balik layar. Tak pernah terpikir oleh Haman bahwa ia akan mengalami ironi yang begitu memalukan dan menyedihkan. Ia merancang tindakan jahat terhadap Mordekhai, tetapi ia justru harus memuliakan Mordekhai. Firman Tuhan mengajar kita untuk berhati-hati terhadap kekekayan, kemuliaan, atau kemampuan kita. Jangan sampai semua itu membuat kita sombong, lalu kita berbuat jahat di mata Tuhan!  [WY]

Amsal 18:3
“Bila kefasikan datang, datanglah juga penghinaan dan cela disertai cemooh.”

Ironi Raja Ahasyweros

Bacaan Alkitab hari ini:

Ester 1

Perjamuan besar-besaran yang diadakan Raja Ahasyweros bertujuan untuk memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang bersemarak (1:4). Perjamuan yang menghebohkan itu berlangsung selama 180 hari untuk para pembesar dan pegawai, ditambah tujuh hari untuk rakyat yang tinggal di Benteng Susan. Selain itu, Ratu Wasti mengadakan pes-ta bagi semua perempuan yang ada di dalam istana raja. Sangat jelas bahwa perjamuan itu dimaksudkan untuk mengagungkan atau menyombongkan diri dan memberi kesan kepada semua orang bahwa Ahasyweros adalah raja yang baik dan murah hati.

Namun, sikap sombong itu dibenci Tuhan (Amsal 6:16-17). Allah akan merendahkan semua orang yang bersikap sombong. Dalam kasus ini, ironi terjadi melalui penolakan Ratu Wasti untuk dipamerkan. Seorang raja yang begitu mulia, kaya, dan tinggi kedudukannya—ia merajai 127 daerah mulai dari India sampai Etiopia, dengan demikian ia memimpin pada masa-masa keemasan dan kejayaan Persia (Ester 1:1)—ditolak permintaannya oleh seorang perempuan! Meskipun Wasti berkedudukan sebagai seorang ratu, ia dianggap lebih rendah dan harus tunduk kepada raja (suaminya), sesuai dengan kebiasaan dan tata krama orang Persia (1:16-18). Penolakan ini adalah ironi yang begitu memalukan bagi seorang raja. Ia ingin memuliakan diri, tetapi ia malah mendapat penghinaan sedemikian rupa.

Firman Tuhan mengajar kita untuk senantiasa hidup dengan rendah hati dan takut akan Tuhan. Kehebatan, kekayaan, atau kemuliaan kita berasal dari Tuhan. Kerohanian yang baik pun merupakan anugerah Tuhan. Apakah Anda telah membiasakan diri untuk merendahkan diri, termasuk saat Anda merasa lebih rohani dibandingkan orang lain? [WY]

Amsal 29:23
“Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.”

Kesetiaan Nehemia kepada Firman Allah

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 13

Setelah 12 tahun bertugas di Yerusalem, Nehemia menghadap raja Persia (13:6). Sepeninggal Nehemia, rakyat Israel kembali hidup dalam dosa, hanya selang beberapa tahun setelah mengucapkan janji setia kepada Allah lewat sebuah piagam perjanjian. Rakyat kembali melakukan kawin campur serta menelantarkan orang Lewi, sehingga pelayanan di bait Allah terabaikan. Bait Allah tercemar oleh pemberian izin kepada Tobia—seorang asing—untuk menguasai bilik besar di pelataran Bait Allah. Perdagangan di hari Sabat juga melanggar kekudusan Sabat. Kondisi itu tercipta karena Taurat Allah tak dibacakan lagi. Imam besar Elyasib sendiri mencemarkan jabatan imam, antara lain dengan mengizinkan Tobia tinggal di bait Allah dan mengizinkan cucunya menikah dengan anak Sanbalat. Semua penyimpangan itu membuat Nehemia yang sudah kembali ke Yerusalem segera mengatur kembali kehidupan bangsa Israel agar sesuai dengan firman Allah: Tobia diusir dari bait Allah. Kehidupan kaum Lewi dipulihkan kembali, sehingga kegiatan peribadatan di bait Allah kembali berlangsung. Perdagangan di hari Sabat dilarang. Rakyat—yang terlibat kawin campur—dihukum. Semua orang asing diusir dari Israel (Bandingkan dengan pasal 10).

Pengalaman bangsa Israel di atas mengajarkan tentang pentingnya gereja memiliki pemimpin rohani yang berintegritas dan mampu memimpin jemaat untuk terus hidup sesuai dengan firman Allah melalui teladan kehidupan. Ingatlah bahwa kesalehan dan semangat pelayanan yang baik saat ini tidak menjamin bahwa kita akan memiliki kualitas kerohanian yang sama di masa depan. Menurut Anda, mengapa orang-orang Israel berubah setia kepada Allah? Apa yang harus dilakukan umat agar tidak mengulangi kesalahan bangsa Israel yang berubah setia kepada Allah? [TF]

Nehemia 13:14
“Ya Allahku, ingatlah kepadaku karena hal itu dan janganlah hapuskan segala perbuatan bakti yang telah kulakukan terhadap rumah Allahku dan segala pelayanan di dalamnya.”

Panggilan untuk Melayani

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 11-12

Setelah Bait Allah dan tembok kota selesai dibangun, kota Yerusalem membutuhkan pelayan dan rakyat yang tinggal di dalam kota untuk menjalankan kegiatan peribadatan di Bait Allah dan menjaga kota. Untuk itu, Nehemia mengatur supaya sejumlah rakyat biasa tinggal di Yerusalem berdasarkan undian untuk mendampingi para pemimpin bangsa yang menetap di sana. Selanjutnya, Nehemia manata ulang tugas para penduduk Yerusalem, mulai dari para imam yang bertugas menjalankan peribadatan di rumah Allah, orang-orang Lewi yang bertugas membantu para imam dalam tugas peribadatan dan mengangkat nyanyian syukur dan doa, para penunggu pintu gerbang, para budak di Bait Allah, hingga pengawas bilik-bilik perbendaharaan yang menyimpan hasil persembahan rakyat (11:1-21; 12:44-45). Selain itu, Nehemia mendata ulang penduduk berdasarkan hubungan keluarga. Tindakan ini sangat penting untuk memastikan garis keturunan yang jelas dari setiap imam dan orang Lewi sebelum ditugaskan dalam pelayanan di Bait Allah. Sebelumnya, tercatat sejumlah orang mengaku keturunan imam, namun tidak mampu menunjukkan silsilah keluarga, sehingga dilarang menjalankan tugas keimaman (baca 7:63-65).

Saat ini, Allah memanggil umat-Nya untuk mempersembahkan talenta yang telah Allah titipkan. Kerelaan umat untuk melayani harus disambut dengan kesediaan gereja mengembangkan sistem pelayanan yang jelas untuk memastikan bahwa hanya orang yang memenuhi persyaratan rohani yang bisa dilibatkan dalam pelayanan. Gereja juga perlu memiliki struktur pelayanan yang jelas agar para pelayan dapat melayani sesuai dengan panggilan dan talentanya. Talenta apa yang Anda persembahkan untuk melayani Tuhan? [TF]

Nehemia 11:1-2
“Para pemimpin bangsa menetap di Yerusalem, sedang orang-orang lain membuang undi untuk menentukan satu dari sepuluh orang yang harus menetap di Yerusalem, kota yang kudus itu, ... Orang orang memuji setiap orang yang rela menetap di Yerusalem.”

Pertobatan Masal

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 9

Dua hari setelah perayaan pondok daun berakhir, umat Israel berkumpul dalam pertobatan masal dengan berpuasa dan berpa-kaian kabung. Pembacaan firman Allah selama tujuh hari berturut-turut mencelikkan mata rohani mereka, sehingga mereka sadar bahwa kondisi mereka sebagai budak di bawah penjajahan bangsa asing disebabkan oleh dosa mereka sendiri dan dosa nenek moyang mereka (9:36-37). Doa respons mereka berisi tiga pengakuan: Pertama,pengakuan akan kebesaran Allah sebagai Pencipta dan Penguasa alam semesta. Kedua,pengakuan akan kasih sayang Allah yang tak pernah berubah, yang memanggil bapa leluhur mereka—Abraham—keluar dari Ur-Kasdim, melepaskan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir, memelihara dalam perjalanan di padang gurun, mengaruniakan negeri Kanaan sebagai milik pusaka, dan memberkati mereka pada masa kerajaan. Ketiga,pengakuan akan dosa dan ketidaksetiaan nenek moyang mereka yang telah melawan hukum Allah dan membunuh para nabi utusan Allah yang membimbing mereka kembali ke jalan Allah, sehingga mereka dihukum Allah melalui tangan bangsa asing untuk membuat mereka menyadari dosa mereka dan kembali kepada Allah.

Firman Allah berkuasa mencelikkan mata orang untuk mengenal kekudusan dan keagungan Allah, serta kehinaan dan keberdosaan diri sendiri. Sama seperti bangsa Israel, bangsa kita masa kini sedang diperbudak oleh berbagai dosa, antara lain korupsi, narkotika, pornografi, pembunuhan, dan sebagainya. Dalam kondisi demikian, bangsa kita membutuhkan firman Allah yang bisa mencelikkan mata rohani agar sadar dosa dan mampu mengatasi permasalahan akibat dosa.Apakah Anda telah membiasakan diri untuk mendoakan bangsa Indonesia dan mewartakan firman Allah kepada orang-orang di sekitar Anda? [TF]

Nehemia 9:3
“Sementara mereka berdiri di tempat, dibacakanlah bagian-bagian dari pada kitab Taurat TUHAN, Allah mereka, selama seperempat hari, sedang seperempat hari lagi mereka mengucapkan pengakuan dan sujud menyembah kepada TUHAN, Allah mereka.”

Permulaan Transformasi Rohani

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 8

Selesainya pembangunan tembok tak berarti tugas Nehemia selesai. Sebulan kemudian, ia mengumpulkan rakyat Israel untuk memasuki reformasi yang lebih penting, yaitu transformasi rohani melalui Taurat Musa yang dibacakan oleh Ezra. Firman Allah yang sudah lama sekali tak dibaca disambut dengan tiga sikap positif: Pertama, bangsa Israel menghormati firman Allah dengan bangkit berdiri saat Ezra membuka Taurat Musa, dan mereka menyambut pujian Ezra atas kebesaran Allah dengan berkata, “Amin, amin!” sambil berlutut sujud menyembah Allah dengan muka sampai ke tanah (8:1-7). Kedua, hati mereka terbuka untuk menerima pengajaran firman Allah. Setelah orang-orang Lewi mengajarkan makna Taurat Musa yang dibaca oleh Ezra, bangsa Israel menangis untuk mengungkapkan penyesalan atas dosa yang membuat mereka dihukum Allah, dan mereka bertekad untuk kembali kepada Allah (8:8-13). Ketiga, mereka menaati firman Allah. Saat mendengar perintah untuk merayakan hari raya pondok daun, bangsa Israel segera merayakannya sesuai peraturan. Pada perayaan itu, Taurat Musa dibacakan di antara bangsa Israel setiap hari (8:14-19).

Pengalaman Nehemia membuktikan bahwa tembok Yerusalem hanya berhasil menyatukan bangsa Israel secara fisik, tetapi hanya firman Allah yang berkuasa memuaskan dahaga rohani dan membalikkan hati bangsa Israel kepada Allah. Gereja masa kini tak boleh hanya mementingkan pembangunan gedung dan fasilitas fisik. Gereja perlu memprioritaskan mengajar jemaat untuk menghormati, merindukan, dan menaati firman Allah agar mengalami transformasi rohani menjadi semakin serupa dengan Kristus.Usaha apa yang Anda lakukan agar kerohanian Anda mengalami transformasi menjadi semakin serupa dengan Kristus?  [TF]

Nehemia 8:19
“Bagian-bagian kitab Taurat Allah itu dibacakan tiap hari, dari hari pertama sampai hari terakhir. Tujuh hari lamanya mereka merayakan hari raya itu dan pada hari yang kedelapan ada pertemuan raya sesuai dengan peraturan.”

Rampungnya Pembangunan Tembok Yerusalem

Bacaan Alkitab hari ini:

Nehemia 6-7

Ajaran Alkitab bahwa Iblis bisa muncul dalam wujud “singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang bisa ditelannya” serta bisa menyamar sebagai “malaikat Terang” (1 Petrus 5:8; 2 Korintus 11:14) tampak dalam tindakan Sanbalat, Tobia, dan Gesyem—para musuh Israel. Setelah serangan mereka yang seperti “singa yang mengaum-aum”—berupa rencana pembunuhan—digagalkan (Nehemia 4), mereka mengubah strategi dan menyamar sebagai “malaikat Terang” dengan bertindak sangat licik, antara lain empat kali menawarkan kerja sama (6:1-4), mengirim surat terbuka berisi tuduhan palsu rencana pemberontakan Nehemia kepada raja Persia (6:5-9), dan menyuap Semaya agar bernubuat palsu untuk menjebak Nehemia memasuki Bait Allah, sehingga Nehemia bisa dicela karena sebenarnya ia tidak boleh memasuki Bait Allah (6:10-14). Akan tetapi, Nehemia berhasil mematahkan semua rancangan licik para musuhnya dengan mengandalkan kekuatan Allah melalui doa dan dengan bekerja sekuat tenaga dan segenap hati. Atas pertolongan Allah, seluruh tembok berhasil dibangun dalam waktu 52 hari yang membawa kemuliaan Allah, sekaligus membungkam kritikan dan hinaan para musuh (6:9, 15-16).

Iblis adalah aktor utama di balik semua serangan terhadap pelayanan, sebagaimana perkataan Rasul Paulus bahwa perjuangan kita bukan melawan darah dan daging, melainkan melawan para penguasa dan penghulu dunia yang gelap (Efesus 6:12). Karena itu, pelayanan merupakan peperangan rohani yang tidak dapat dijalankan dengan mengandalkan hikmat dan kekuatan manusia, melainkan harus mengandalkan kekuatan Allah melalui doa.Bidang pelayanan apa yang Allah percayakan kepada Anda? Apakah Anda menjalankannya dengan kesadaran bahwa pelayanan itu merupakan suatu peperangan rohani? [TF]

Nehemia 6:16
“Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilakukan dengan bantuan Allah kami.”