Ulangan 27
Ada beberapa hal menarik yang penting untuk diperhatikan di dalam perintah Allah kepada orang Israel pada renungan hari ini: Pertama, Allah memerintahkan orang Israel untuk membangun mezbah dan mem-persembahkan korban bakaran di gunung Ebal ketika mereka mulai memasuki tanah Kanaan (27:1-8). Kedua, orang Israel diperintahkan untuk menuliskan perkataan-perkataan hukum Taurat Tuhan di atas batu-batu yang dilapis dengan kapur (27:2,3,8).
Hal menarik yang perlu diperhatikan adalah bahwa batu-batu besar yang didirikan orang Israel tidak boleh dipahat atau tidak boleh diolah sama sekali dengan perkakas besi (27:5). Mengapa Allah memberi perintah seperti itu? Seorang penafsir Alkitab memberikan tiga alasan: Pertama, Allah tidak ingin perhatian umat-Nya beralih dari Allah—yang harus mereka sembah—kepada keindahan dari batu yang dipahat. Fo-kus penyembahan haruslah Allah dan bukan hasil kreasi manusia! Kedua, penyembahan yang berkenan kepada Allah adalah yang sesuai dengan prinsip atau cara yang Ia berikan, bukan berdasarkan cara manusia. Ketiga, batu yang dipahat kemungkinan besar adalah karakteristik (ciri) praktik penyembahan berhala bangsa Kanaan. Ingatlah bahwa penyem-bahan kepada Allah harus didasarkan pada firman Allah dan tidak boleh dilakukan dengan cara-cara manusia.
Hal menarik lainnya adalah perintah Allah agar bangsa Israel menuliskan hukum-hukum-Nya pada batu-batu yang terlebih dahulu dilapisi dengan kapur. Mengapa batu-batu itu harus dilapis dengan kapur? Tujuannya adalah agar tulisan dapat dibaca dengan jelas. Setelah batu dilapis dengan kapur, tulisan yang ditulis di batu itu akan lebih mudah dibaca dibandingkan dengan yang dituliskan langsung di batu tanpa dikapuri lebih dahulu. Firman Tuhan harus jelas dan dapat dengan mudah dibaca atau diakses oleh semua orang. Perintah ini mengajarkan bahwa hamba Tuhan yang menyampaikan firman Tuhan harus menyampaikannya secara jelas dan apa adanya. Firman Tuhan harus disampaikan secara jujur, tidak dikurangi atau ditambahi. Hamba Tuhan harus menyampaikan apa yang ingin Tuhan sampaikan kepada umat-Nya. Waktu menyampaikan firman Tuhan, hendaklah firman itu dijelaskan agar mudah dimengerti oleh jemaat (bandingkan dengan Nehemia 8:9). [GI Wirawaty Yaputri]