Baca:Ayub 36-37
Dalam rangkaian perkataan Elihu yang terakhir, Elihu terlalu berani berbicara “demi Allah” (mewakili Allah, 36:2). Walaupun banyak perkataannya yang baik dan benar, pemahaman Elihu terbatas, sehingga rasa percaya diri Elihu terlihat berlebihan. Sekalipun demikian, niat Elihu untuk membela keadilan Allah adalah keinginan yang baik. Di samping tentang keadilan Allah, Elihu mengemukakan bahwa Allah itu perkasa, namun manusia tidak dipandang rendah (36:5). Allah itu mulia dalam kekuasaan-Nya (36:22). Kebesaran Allah sebagai Sang Pencipta alam semesta yang mahakuasa dan mahatahu tak terjangkau oleh pikiran kita (36:26-37:24). Walaupun tuduhan Elihu terhadap Ayub keliru (36:17, 21), ada hal-hal baik yang ia kemukakan tentang orang yang sedang mengalami kesengsaraan. Pertama, ia mengemukakan bahwa Allah akan memberi keadilan kepada orang yang sengsara (36:6). Kata-kata semacam ini adalah kata-kata yang bisa membangun semangat. Kedua, Elihu mengemukakan konsep penderitaan sebagai sarana bagi Allah untuk mendidik umat-Nya (36:8-12, 15). Dalam hal ini, Elihu memperkenalkan Allah sebagai Guru yang luar biasa (36:22).
Saat mengalami penderitaan, penting bagi kita untuk mengenal Allah secara benar. Bila pengenalan kita akan Allah keliru, kita bisa menyalahkan Allah atas penderitaan yang kita alami. Kita harus senantiasa meyakini bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu yang baik, bukan Pencipta kejahatan atau penderitaan. Kejahatan dan penderitaan bukanlah inisiatif Allah. Bila Allah membiarkan terjadinya kejahatan dan penderitaan, Allah pasti memiliki maksud baik. Kita harus senantiasa mencari tahu maksud baik Allah melalui penderitaan yang kita alami. Jangan sampai kita beranggapan bahwa Allah mengabaikan diri kita. Bila Allah belum bertindak untuk menolong, janganlah kita menganggap Allah tidak mampu menolong. Kita harus mempercayai hikmat Allah yang jauh melampaui kemampuan kita untuk memahami apa yang terjadi atas hidup kita. Bagaimana sikap Anda terhadap Allah saat Anda mengalami penderitaan, baik berupa kegagalan (dalam usaha, pekerjaan, studi, dan sebagainya) maupun kehilangan (kesehatan, keluarga, teman baik, dan sebagainya)? Apakah Anda bisa selalu melihat kebaikan Allah dan Anda dapat mempercayai Allah walaupun belum mengerti mengapa Allah membiarkan Anda mengalami penderitaan? [P]