Gema

Naga dan Dua Binatang dari Laut & dari Bumi

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 13

Pasal 13 mengungkapkan bahwa Nagasi Iblis itu—punya banyak kaki tangan untuk menyesatkan dan menghancurkan iman orang percaya. Para pengikut Iblis digambarkan seperti binatang yang keluar dari laut dan dari bumi. Simbol-simbol mereka memperlihatkan bahwa mereka berkuasa dan dihormati di dunia, bahkan mereka mampu melakukan perbuatan ajaib yang mempesona manusia. Kekuasaan dan kekuatan mereka berasal dari si Iblis (13:2, 4). Mereka berani menyombongkan diri dan menghujat Allah (13:1, 5-6). Tujuannya adalah untuk menyesatkan manusia agar manusia menyembah si Iblis (13:3-4, 12-15). Siapakah para pengikut Iblis itu? Mereka bisa merupakan orang-orang yang sangat berkuasa di dunia politik, militer, ekonomi, teknologi, media massa, perfilman, dan sebagainya, yang dapat dipakai untuk menghancurkan iman dan menyesatkan orang percaya. Para penyesat digambarkan dengan angka 666 (13:18), yang melambangkan kekuatan jahat yang sangat dahsyat (angka 6 diulang 3x). Akan tetapi, kekuatan si Jahat tak dapat mengalahkan kekuatan Allah. Allah dapat dilambangkan dengan angka 7. Kekuatan sempurna adalah 777. Si Iblis sebagai 666—memang dahsyat, tetapi tidak sempurna.

Apakah Anda sering merasa takut terhadap Iblis?Orang percaya tidak perlu gentar terhadap kuasa Iblis yang bekerja melalui kekuatan dunia ini, karena Allah yang kita sembah lebih kuat dari si Iblis. Dia telah menganugerahkan Yesus Kristus sebagai Juruselamat serta Roh Kudus sebagai Pelindung yang menjaga kita. Di tengah penderitaan, penganiayaan, dan penyesatan yang terjadi di dunia ini, hendaklah kita senantiasa tabah, senantiasa bersandar dan beriman kepada Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. [AH]

Wahyu 13:10b
“Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.”

Naga Ingin Menelan Sang Juruselamat

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 12

Setelah mengungkapkan rentetan penderitaan dan penghukuman yang digambarkan melalui peniupan sangkakala, pasal 11 ditutup dengan nyanyian kemenangan dan nyanyian pujian. Di pasal 15 dan 16, akan diungkapkan lagi suatu rentetan murka Allah yang digambarkan dengan tujuh cawan. Pasal 12-14 merupakan semacam interval di antara kedua rentetan itu, yang menceritakan kisah Yesus Kristus lahir ke dalam dunia sebagai Anak Domba yang dikejar-kejar oleh si Jahat yang digambarkan sebagai naga. Perhatikan gambaran tentang kelahiran Yesus Kristus (12:1-6) dan bagaimana naga—yang adalah si Iblis ganas (12:9)—mau menelan Anak itu, tetapi Allah memelihara Anak itu dan sang ibu. Iblis tak henti-hentinya ingin menghancurkan Yesus Kristus dan pengikut-pengikut-Nya (12:13-18). Lihatlah dan dengarkan pula nyanyian pujian di tengah kecamuk peperangan antara si Jahat dan para tentara sorgawi (12:7-12). Nyanyian itu mengungkapkan bahwa si Jahat dapat dikalahkan bukan dengan pedang dan panah fisik, tetapi dengan darah Anak Domba dan dengan perkataan firman Tuhan yang diberitakan dengan gagah perkasa dan penuh iman oleh orang-orang yang percaya kepada Allah.

Iblis tidak menyerah, dia terus melawan para pengikut Kristus. Dia tidak berani melawan Allah di surga, tetapi dia akan melawan pengikut-pengikut Allah di bumi. Kita harus waspada dan harus memiliki keberanian dan iman untuk melawan segala bentuk penyesatan si Iblis. Untuk bisa memenangkan perang melawan si Jahat, kita harus menggunakan segenap senjata Allah, yakni dengan kekuatan firman Allah dan dengan kuasa salib Yesus Kristus. Apakah Anda telah membiasakan diri setia berpegang pada firman Allah?  Apakah Anda selalu mendoakan pelayanan Anda sambil terus meningkatkan kualitas pelayanan? [AH]

Wahyu 12:11
“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”

Dua Saksi dan Nyanyian Kemenangan

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 11

Pasal 11:1-14—yang masih membahas interval antara sangkakala keenam dan ketujuh—mengungkapkan tentang dua orang saksi Allah yang setia bersaksi di tengah perlawanan dunia terhadap Allah (11:1-2), sampai akhirnya mereka mati martir (11:3-10). Akan tetapi, kemudian Allah akan membangkitkan mereka (11:11-14). Perhatikan gambaran perlawanan terhadap Allah, yaitu bahwa Bait Allah dan Kota Suci Allah diinjak-injak selama 42 bulan atau 3½ tahun (ungkapan untuk waktu yang terbatas) atau 1260 hari. Selama 1260 hari, ada saksi-saksi Allah yang terus bersaksi, walaupun penuh kesulitan (11:2-3). Gambaran tentang 2 orang saksi dalam ayat 4-6 itu sangat mirip dengan Elia dan Musa. Mereka adalah teladan bagi para pengikut Kristus agar berani menghadapi para nabi palsu dan pemerintah yang kejam, sekalipun akhirnya mereka harus berkorban nyawa (11:7-11). Seperti halnya Elia dan Musa yang dipermuliakan Allah, demikianlah setiap pengikut Kristus akan dibangkitkan dan dipermuliakan (11:11-14).

Bagian ini ditutup dengan peniupan sangkakala ketujuh (11:15). Bagi orang percaya, tiupan sangkakala itu adalah suara kemenangan dan kebahagiaan. Karena itu, selanjutnya terdengar suara pujian kepada Allah. Seluruh umat Allah tersungkur di hadapan Allah sambil mengakui bahwa Allah adalah Penguasa atas bumi dan atas sejarah manusia (11:15-19). Nyanyian kemenangan adalah milik mereka yang mau setia sampai akhir. Mereka bisa setia sampai akhir karena mereka beriman dan tahu bahwa Allah memegang sejarah hidup mereka.Apakah berkembangnya kejahatan dan ketidakpastian politik membuat Anda merasa cemas? Ingatlah bahwa bila kita berpaut kepada Allah, tidak ada kejahatan atau kekuasaan yang cukup besar yang dapat merenggut kita dari tangan Allah. [AH]

Wahyu 11:15
Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlahsuara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita d an Dia yang diurapi-Nya, dan Iaakan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.”

Yohanes memakan Firman Allah

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 10

Seperti halnya di antara pembukaan meterai keenam dan ketujuh terdapat interval mengenai orang yang dilindungi Allah, antara peniupan sangkakala keenam dan ketujuh pun terdapat interval yang membicarakan tentang orang yang setia bersaksi di tengah kekacauan dunia ini (pasal 10-11). Pasal 10 menceritakan penglihatan Yohanes bahwa dirinya diberi suatu gulungan kitab dengan perintah untuk memakannya. Gulungan kitab apakah itu? (Bandingkan dengan Yehezkiel 3). Gulungan kitab yang harus dimakan Yohanes adalah firman Allah, yakni apa yang Allah inginkan agar dinubuatkan dan diungkapkan oleh Yohanes. Kitab itu berisi berita dari Allah. Mengambil gulungan kitab menegaskan bahwa Yohanes mau dan rela menjadi utusan yang membawa berita dari Allah. Memakan gulungan kitab merupakan gambaran bahwa Yohanes menyatu dengan berita Allah itu. Firman Allah menjadi bagian dari hidupnya. Gulungan kitab itu terasa manis seperti madu di mulutnya (demikianlah seharusnya firman Allah bagi kita). Akan tetapi, kemudian perutnya terasa sangat pahit. Hal ini merupakan gambaran tentang beratnya beban pemberitaan yang harus ia pikul.

Yohanes harus menyampaikan berita penghukuman dari Allah. Dia sadar bahwa setiap orang yang rela menerima pengutusan Allah dan menjadi pemberita Injil pasti akan mengalami penolakan dan penderitaan. Sekalipun ada beban sangat berat yang harus dipikul, setiap hamba Allah yang setia akan bertekun untuk terus bersaksi dan mengabarkan firman Allah, menegur dosa, mengumumkan kasih dan penghukuman Allah, sekalipun di tengah penderitaan dan penganiayaan.Sebagai orang percaya, bersediakah Anda untuk tetap memberitakan firman Allah kepada sesama? [AH]

Wahyu 10:10
“Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.”

Meterai Ketujuh dan Empat Sangkakala Pertama

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 8

Pasal 8 melanjutkan cerita mengenai pembukaan meterai. Dibukanya meterai ketujuh berarti seri tujuh meterai ditutup, dan sekaligus dibuka seri baru penglihatan tentang penderitaan, penghukuman Allah, perlindungan Allah, dan ketekunan orang percaya di tengah penderitaan (pasal 8-11). Ketika meterai ketujuh dibuka, timbul keheningan yang sangat dalam (8:1). Ini seperti suatu pause (jeda) untuk merenungkan apa yang terjadi, atau suatu gambaran mengenai ketenangan saat doa orang percaya dinaikkan kepada Allah yang di sorga (8:4). Doa-doa ini, seperti di pasal 6, adalah doa orang-orang percaya yang meminta Allah bertindak untuk membela mereka dan menyatakan penghakiman-Nya atas bumi ini (8:3-5).

Pembukaan meterai ketujuh juga memunculkan rangkaian penglihatan baru, yakni tentang peniupan sangkakala (terompet perang) oleh tujuh malaikat. Ketika sangkakala pertama hingga keempat ditiup, diperlihatkanlah kerusakan parah (“sepertiga”) yang terjadi di atas bumi. Lihatlah dengan teliti bagaimana gambaran yang dipakai untuk melukiskan kerusakan terhadap tumbuhan, lautan, sumber air minum, bahkan kerusakan pada matahari dan bulan yang menyebabkan terjadinya anomali cuaca (8:7-13). Semua ini menggambarkan betapa bumi telah rusak dan tercemar oleh dosa manusia. Kehidupan di bumi menjadi sangat sulit dan pahit. Perhatikan bahwa hal ini terjadi hanya pada “sepertiga” bumi, tidak seluruhnya. Mengapa?Renungkanlah: Kuasa dan kasih Allah juga sedang beroperasi di dunia. Dosa merusak bumi, tetapi tidak menguasai bumi karena kasih dan kuasa Allah di dalam Kristus telah dinyatakan dan bertumbuh di dalam dunia ini. Allah Sang Pencipta dan Penyelamat masih duduk di atas takhta-Nya! [AH]

Wahyu 4:2-3
“Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-demilang bagaikan zamrud rupanya.”

Proteksi Allah untuk Umat-Nya

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 7

Gambaran tentang kehancuran dunia yang parah di pasal 6 diakhiri dengan pertanyaan, “Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?” (6:17). Pasal 7 tidak berlanjut dengan pembukaan meterai ketujuh, tetapi menjawab pertanyaan di atas dengan memperlihatkan bahwa Allah memelihara iman orang percaya yang bertekun, sehingga orang percaya tetap bisa berdiri di hadapan Allah untuk memuji Allah karena dilindungi Allah di tengah penderitaan.

Perlindungan Allah digambarkan sebagai tindakan pemeteraian atau pemberian cap kepada 144.000 orang sebagai tanda bahwa mereka adalah milik Allah (7:3-4). Hal ini tidaklah berarti bahwa hanya 144.000 orang saja yang dilindungi Allah. Angka 144.000 adalah angka simbolik (12x12x10x10x10) yang memiliki makna bahwa jumlah umat Allah yang berada dalam perlindungan Allah “amat sangat banyak”. Oleh karena itu, di ayat 9 dikatakan bahwa ada suatu kumpulan besar orang yang tak terhitung banyaknya dari segala bangsa dan suku dan bahasa berdiri di hadapan Anak Domba dan memuji Dia (7:9-12).

Perhatikan bahwa mereka dilindungi Allah bukan dengan cara menghindarkan mereka dari kesulitan dan kesusahan, melainkan Allah membawa mereka melewati kesusahan besar. Walaupun melewati kesusahan besar, pakaian mereka tetap putih, yang melambangkan kemurnian iman dan kesucian hidup mereka.Mengapa pakaian mereka tetap putih? Karena mereka telah mencucinya di dalam darah Kristus (7:13-17). Itulah sumber kekuatan rohani orang percaya untuk tetap bisa bertahan, tetap memiliki hidup yang murni, tetap dapat berbahagia, dan tetap dapat bersaksi saat menghadapi kesusahan hidup di dunia ini. [AH]

Wahyu 7:17
“Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”

Pembukaan Enam Meterai

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 6

Mulai pasal 6, diungkapkan hal-hal yang akan terjadi di sepanjang sejarah gereja, hingga tibanya hari kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Pasal 6 ini mengungkapkan pelbagai penderitaan yang akan terjadi di muka bumi. Pengungkapan itu digambarkan seperti membuka gulungan tulisan yang termeterai. Pembukaan empat meterai pertama memperlihatkan 4 kuda dan penunggangnya. Kuda putih dan penunggang yang memegang panah (6:1-2) melambangkan panglima perang yang mengobarkan peperangan dan penaklukan di antara bangsa-bangsa. Kuda merah padam dengan penunggang yang memegang pedang (6:3-4) melambangkan kehancuran hubungan antar sesama manusia. Kuda hitam dengan penunggang yang memegang timbangan (6:5-6) melambangkan kondisi hidup kelaparan (kekurangan makanan dan minuman) akibat hancurnya pertanian. Kuda hijau Kuning (atau “kuda pucat”) dengan penunggang yang bernama maut (6:7-8) melambangkan banyaknya kematian akibat peperangan, kelaparan dan penyakit. Pembukaan meterai keenam mengungkapkan akan terjadinya kehancuran dunia (6:12-17).

Bagaimana orang percaya harus bersikap? Pembukaan meterai kelima memperlihatkan hal itu. Orang percaya berdoa, bahkan menjerit kepada Allah, karena beratnya penderitaan dan penganiayaan yang mereka alami. Mereka meminta Allah agar menyatakan penghakiman terakhir secara cepat dan tuntas (6:9-11). Akan tetapi, waktu penghakiman terakhir belum tiba. Allah meminta mereka menunggu. Dengan berserah kepada Allah, mereka akan menantikan waktu itu tiba, yakni waktu kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Dalam masa penantian ini, apakah Anda telah tekun berdoa?  [AH]

Wahyu 6:11
“Dan kepada mereka masing-masing diberikan jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.”

Penglihatan tentang Tuhan Yesus, Sang Anak Domba

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 5

Fokus pasal 4 adalah Allah sebagai Pencipta dan Raja yang duduk di atas tahta-Nya, sedangkan fokus pasal 5 adalah Tuhan Yesus sebagai Anak Domba yang disalibkan dan menjadi Juruselamat dunia. Semula, Yesus Kristus disebut sebagai Singa dari Yehuda yang berasal dari keturunan Daud (5:5), untuk menggambarkan kekuasaan dan keagungan-Nya. Selanjutnya, yang disorot adalah Yesus Kristus sebagai Anak Domba yang telah disembelih (5:6). Kekuasaan dan kehormatan Yesus Kristus bukan semata-mata karena Dia memiliki kuasa seperti singa, tetapi karena Dia rela berkorban untuk menyelamatkan manusia. Dia rela menjadi Anak Domba Allah yang disembelih untuk memikul dosa manusia. Anak Domba ini diberi otoritas untuk membuka rahasia tentang rencana Allah dan tentang hal-hal yang akan terjadi (hal itu digambarkan seperti menerima dan membuka gulungan maklumat yang dikunci dengan tujuh meterai raja, 5:1-8). Tujuh meterai yang akan dibuka oleh Yesus Kristus adalah siklus pertama dari gambaran mengenai penghukuman Allah atas dunia yang berdosa (pasal 6-8). Angka tujuh jelas menggambarkan penghukuman Allah yang bersifat menyeluruh. Yesus Kristus membukakan tentang kesulitan dan penderitaan yang akan terjadi, bukan untuk menakut-nakuti Gereja-Nya, tetapi supaya Gereja waspada dan bersiap-sedia, serta senantiasa bersandar dan beriman kepada Allah sebagai Pencipta, Raja, dan Juruselamat.

Seperti para tua-tua, para malaikat dan makhluk-makhluk lainnya yang tersungkur dan memuji Yesus Kristus (5:8-14), kita yang sudah ditebus dan dibeli dengan darah-Nya yang mahal seharusnyalah senantiasa meninggikan Dia—Sang Anak Domba, Juruselamat dunia—dan mengabarkan Dia hingga ke ujung bumi. Apakah kehidupan Anda membuat Yesus Kristus ditinggikan?  [AH]

Wahyu 5:12b
“Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian.”

Penglihatan tentang Allah di Atas Takhta-Nya

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 4

Pasal 4 mulai menceritakan penglihatan Yohanes—yang digambarkan dengan berbagai simbol—tentang apa yang akan terjadi (4:1). Yang pertama-tama dia lihat adalah Allah yang duduk di atas takhta-Nya. Di tengah kekacauan dunia, Yohanes melihat Allah sebagai Raja yang berdaulat, penuh kemuliaan, dengan nyala api Roh Kudus di hadapan-Nya. Allah yang mulia ini dikelilingi oleh dua puluh empat tua-tua yang mengenakan mahkota kemenangan. Mereka adalah lambang seluruh umat Allah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Selain itu, ada empat makhluk yang mewakili seluruh ciptaan Allah. Kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu mengungkapkan kekekalan dan kekudusan Allah melalui pujian dan penghormatan yang tak henti-hentinya (4:3-11). Ketika pujian-pujian dipersembahkan, kedua puluh empat tua-tua itu turun dari takhta mereka, melemparkan mahkota, dan tersungkur di hadapan Allah—Sang Pencipta dan Raja semesta. Mereka merasa tidak layak duduk di atas kursi kehormatan karena hanya Allah yang layak menerima puji-pujian dan hormat. Itulah ibadah kepada Allah! Segenap umat dan segenap ciptaan melihat kepada Allah dengan fokus yang jelas kepada Allah yang memegang kendali kehidupan kita, walaupun kelihatannya dunia dan sejarah manusia terus bergolak.

Allah adalah Pencipta, sekaligus Raja atas ciptaan-Nya. Bagaimana respons manusia yang sepantasnya kepada Allah? Segala hormat dan pujian harus dikembalikan hanya kepada Allah! Prestasi dan kehormatan kita sebagai umat Allah harus menjadi sarana bagi penghormatan kepada Allah. Allah harus disanjung! Umat Allah adalah umat yang senantiasa tersungkur di hadapan takhta Allah dan menyembah Dia selama-lama-Nya. [AH]

Wahyu 4:11
“Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”