Roma 10:17“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
Haus dan Lapar akan Firman-Mu
Jangan Rebut Kemuliaan-Nya!
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Tawarikh 26
Kebesaran dan keperkasaan Raja Uzia tertampil dalam kepiawaiannya memimpin Kerajaan Yehuda (yang sebelumnya dikalahkan oleh Kerajaan Israel Utara) menjadi kerajaan digdaya yang termasyhur sampai ke negeri yang jauh. Selama bersandar kepada Tuhan, Raja Uzia selalu sukses (memenangkan peperangan, membangun kota di wilayah bangsa Filistin, mendirikan menara, memajukan pertanian, dan membangun kekuatan militer). Kesuksesan Raja Uzia itu menakjubkan, sehingga ia menjadi sombong. Pada zaman itu, kemegahan seorang raja seringkali memunculkan mitologi. Raja yang digdaya biasa dikaitkan dengan keperkasaan seorang dewa dalam diri seorang raja. Sebagai raja yang keperkasaannya menakjubkan, tanpa sadar, Raja Uzia menganggap dirinya sehebat Allah. Dia tak mau mematuhi sistem keimaman. Ia memasuki Bait Allah untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan, padahal hal itu hanya boleh dilakukan oleh seorang imam. Saat itulah, Tuhan menimpakan hukuman yang sangat keras untuk menundukkan raja yang angkuh ini, yaitu menimpakan penyakit kusta yang langsung meruntuhkan nilai manusia. Selain berdampak terhadap fisik, penyakit kusta juga berdampak sosial dan rohani. Uzia yang menganggap dirinya digdaya mengakhiri sisa hidupnya sebagai orang yang dibuang.
Sejak awal, Tuhan memang menempatkan manusia menjadi wakil (duta) Allah di tengah dunia. Saat manusia ingin menempati posisi Allah dan menyingkirkan Tuhan dari kehidupannya, kejatuhan manusia dimulai. Apakah Anda menyadari bahwa potensi atau talenta yang Tuhan karuniakan kepada Anda harus Anda syukuri dan Anda pakai untuk lebih bersungguh-sungguh melayani Dia, bukan membuat Anda menjadi angkuh dan merebut kemuliaan bagi diri Anda sendiri? [PHJ]
Roma 11:36
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”
Beradu Keras dengan Tuhan
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Tawarikh 25
Raja Amazia berwatak keras. Setelah memiliki kekuasaan yang kokoh, ia membalas dendam dengan membunuh para pembunuh ayahnya. Raja Amazia kemudian menghitung jumlah pasukannya untuk mengetahui kekuatan militer kerajaannya. Untuk menambah kekuatan militernya, ia menyewa seratus ribu tentara bayaran dari Israel. Keputusan itu ditentang oleh nabi Tuhan. Sang nabi menjanjikan bahwa Tuhan sanggup mengembalikan uang sewa yang telah telanjur dibayar oleh Raja Amazia, bahkan lebih banyak dari itu. Raja Amazia membiarkan sang nabi mengatur dirinya, bukan karena dia mempercayai Tuhan, tetapi karena dia memegang jaminan itu. Dalam pertempuran pertama melawan tentara Seir, ia meraih kemenangan. Namun, tanpa disangka-sangka, para tentara bayaran yang ia suruh pulang mendendam dan berbalik menyerang dan menewaskan 300 ribu orang penduduk Yehuda serta merampas banyak jarahan. Betapa marahnya Amazia terhadap Tuhan! Dia membalas dendam dengan sengaja menyembah ilah orang edom. Saat nabi Tuhan datang menegor, ia tidak mau mendengarkan. Amazia sedemikian membenci Tuhan yang dia anggap telah membuat dia kalah sesudah kemenangan perang pertamanya!
Manusia selalu memimpikan hidup yang nyaman. Bukankah pengikut Tuhan pun banyak yang kecewa terhadap Tuhan saat menghadapi kenyataan hidup yang tidak sesuai dengan keinginannya? Amazia gagal memahami bahwa Tuhan sedang mendidik dia untuk tidak mengandalkan kekuatan militer, tetapi mengandalkan Tuhan! Hidup memang tidak selalu lancar, tetapi ingatlah bahwa kesulitan hidup dan tantangan yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidup kita merupakan sarana di tangan Tuhan untuk mendidik kita. Relakanlah hatimu untuk menerima didikan Tuhan! [PHJ]
Ulangan 8:2
“Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, ... dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.”
Mencintai Tuhan atau Mencintai Berkat Tuhan?
Kebangkitan Kalangan Bawah
Dosa itu Bagai Ombak yang Menggulung
Kebaikanku di hadapan Kebenaran-Nya
Dia tahu! Gentarlah!
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Tawarikh 19
Raja Yosafat pulang dengan selamat saat terjadi perang antara pasukan Israel dengan pasukan Aram, sedangkan Ahab—raja Israel—gugur. Yosafat tahu dengan pasti bahwa ia selamat karena dilindungi Tuhan. Tuhanlah yang membujuk para penyerang untuk undur daripadanya, sehingga terluputlah nyawanya (18:31-32). Betapa tentramnya ia saat mengetahui bahwa Tuhan masih mendengar doanya dan melindungi nyawanya. Akan tetapi, saat ia kembali ke istananya, Pelihat Yehu membawa pesan yang mengungkapkan isi hati Tuhan, yaitu bahwa Tuhan murka kepada Raja Yosafat! Pesan ini sangat mengejutkan. Tuhan yang baru saja membela dia dalam peperangan ternyata amat marah kepadanya. Dalam kegentarannya, dia merespons murka Allah dengan bersegera mencari perkenanan-Nya. Dia memerintahkan rakyatnya untuk segera berbalik kepada Tu-han. Ia menunjuk para hakim untuk menjaga agar umat Yehuda tetap berpegang pada perintah TUHAN. Yosafat memerintahkan para hakim untuk selalu “diliputi rasa takut kepada TUHAN” (19:7). Demikian pula saat ia mengangkat para hakim di Yerusalem, ia memberi perintah agar mereka “bertindak dengan takut akan TUHAN” (19:9) agar mereka jangan sampai bersalah terhadap Tuhan dan murka-Nya tidak menimpa mereka.
Walaupun kita sudah menutupi dosa kita dengan rapi dari orang di sekitar kita, jangan pikir bahwa Tuhan tidak mengetahui dosa kita.Bila Tuhan Yesus datang, gentarkah hatimu? Takutkah engkau pada Tuhan? Apakah kenyataan bahwa Tuhan sangat membenci dosa telah membuat engkau hidup dengan sangat hati-hati di hadapanNya? Tuhan bisa memakai berbagai cara untuk mengingatkan kita. Buanglah dosamu dan hiduplah dengan rasa gentar kepada Tuhan! [PHJ]
Ibrani 12:28-29
“Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.”