Bacaan Alkitab hari ini:
2 Tawarikh 29
Hizkia hidup di dalam zaman yang bengkok dan rusak. Ahas, raja Yehuda sebelumnya, adalah pemimpin bangsa yang paling rusak dibandingkan raja-raja sebelumnya. Raja Ahas melakukan dosa yang belum pernah dilakukan sebelumnya di Yehuda. Bagaimana mungkin Raja Hizkia—anak Raja Ahas—bisa mengerti arti kekudusan dan memercayakan segenap hatinya pada Tuhan? Dalam kisah para raja sebelumnya, beberapa kali disebutkan soal orang-orang kudus yang membawa raja untuk mengenal Tuhan. Ada kemungkinan bahwa kesalehan Raja Hizkia bertumbuh karena dia mendengarkan ajaran tentang Tuhan dari ibunya. Hatinya sedalam-dalamnya diserahkan untuk mencari Tuhan dan menjunjung kembali kekudusan umat di hadapan Allah. Raja Hizkia mengembalikan umat Yehuda menjadi milik kepunyaan Tuhan. Ia memulai niat hatinya dengan menguduskan kembali rumah Allah yang menjadi simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya, serta menguduskan kembali orang Lewi dan imam yang melayani di rumah Tuhan. Selanjutnya para imam mempersembahkan korban penghapus dosa untuk mengadakan pendamaian bagi seluruh umat Israel.
Alkitab berkali-kali menjelaskan tentang pentingnya mendengarkan firman Allah. Tuhan Yesus pernah memuji Maria yang duduk diam di dekat kaki-Nya untuk mendengarkan perkataan-Nya. Orang yang mendengarkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh memiliki harapan bahwa hatinya akan ditawan oleh cinta kepada Tuhan yang selanjutnya mengubah hidupnya untuk hidup dalam kekudusan. Kapan terakhir kali Anda duduk diam dekat kaki Tuhan untuk mendengarkan firman-Nya dengan penuh kesungguhan dan ketulusan hati? [PHJ]
Roma 10:17
“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”