Bacaan Alkitab hari ini:
2 Tawarikh 22:7-23:21
Dalam kisah kerajaan Israel maupun Yehuda, para raja adalah penentu apakah rahmat Tuhan atau malapetaka yang akan menimpa seluruh kerajaan dan warganya. Rakyat hanya menerima akibat keputusan rajanya. Namun, setelah Yehu menghabisi keturunan Ahab (raja Israel) serta membunuh Ahazia (raja Yehuda) beserta keluarganya, dan Atalya merebut tahta serta mengangkat dirinya sendiri menjadi ratu yang bengis, gerakan perubahan justru terjadi dari kalangan bawah. Yosabat (saudara perempuan raja Ahazia) dan suaminya (imam Yoyada) membawa bangsa Yehuda dalam pertobatan dan restorasi (pemulihan) rohani. Perhatikan bahwa perjuangan mereka ini tidak mudah. Yoyada disebut “memberanikan diri” (23:1) untuk melaksanakan revolusi. Buah keberanian dan tekadnya untuk menegakkan hukum Tuhan adalah dinobatkannya keturunan Daud—yaitu Yoas—menjadi raja Yehuda, dan Atalya berhasil dibinasakan. Yoyada memulihkan ibadah dalam rumah Tuhan. Dia menyingkirkan penyembahan kepada Baal dan membuat rakyat sangat bersukacita. Seandainya Yosabat dan Yoyada tidak berani bertindak karena mereka adalah “orang bawahan”, Yehuda akan terus berada pada masa kekelaman dalam pemerintahan Atalya yang bengis.
Ada anggapan bahwa perubahan hanya bisa dilakukan oleh orang yang berjabatan tinggi. Namun, saat kepemimpinan lemah dan ada kelalaian yang membawa pada dosa dan kemerosotan, bukankah kita yang “tidak berjabatan” harus berani melakukan perubahan yang membawa pada kebaikan?Bila ada kepemimpinan yang berdampak buruk di sekitar Anda, Tuhan tidak menghendaki Anda bersikap pasif. Lakukanlah perubahan mulai dari lapisan bawah! [PHJ]
Mazmur 60:14
“Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.”