Ulangan 16:1-17
Ada tiga hari raya utama yang ditegaskan Allah untuk dilakukan oleh orang Israel. Mengapa Allah memerintahkan agar orang Israel melakukan ketiga perayaan utama tersebut? Tujuannya adalah agar orang Israel senantiasa mengingat perbuatan Allah di masa lampau (16:3b, 12). Orang-orang Israel yang akan masuk ke tanah Kanaan adalah generasi baru yang mungkin belum pernah melihat atau mengalami perbuatan Tuhan di masa lampau. Hari-hari raya ini menjadi sangat penting bagi mereka. Hari raya apa saja yang diperintahkan Allah untuk mereka rayakan?
Pertama, Hari Raya Roti Tidak Beragi. Hari raya ini dimaksudkan agar bangsa Israel mengingat bahwa Allah telah membawa mereka keluar dari Tanah Mesir. Hari raya ini berkaitan dengan peringatan Paskah bagi Allah. Pada bulan pertama penanggalan mereka, pada hari ke-14 sore, mereka mengadakan Paskah bagi Tuhan. Pada hari ke-15, selama 7 hari, mereka harus memakan roti yang tidak beragi, memper-sembahkan korban api-apian. Pada hari ke-7, mereka mengadakan perkumpulan raya (16:8, bandingkan dengan Imamat 23:5-8). Kedua, Hari Raya Tujuh Minggu. Hari raya ini diperingati tujuh minggu setelah orang mulai menyabit gandum yang belum dituai. Hari raya ini merupakan hari raya ucapan syukur atas panen yang diberkati Tuhan. Pada hari raya ini, orang Israel membawa persembahan sukarela kepada Tuhan, sesuai dengan berkat Tuhan yang telah mereka terima (Ulangan 16:9-10). Ketiga, Hari Raya Pondok Daun. Hari raya ini diadakan setelah orang Israel selesai mengumpulkan hasil pengirikan gandum dan pemerasan anggur, mulai dari hari pertama (Sabat) sampai hari ke-8 (Sabat berikutnya) (16:13-15). Selama hari raya ini, orang Israel mengambil waktu untuk beristirahat dan menikmati berkat Tuhan. Hari raya ini dimulai dengan istirahat penuh dan ditutup pula dengan istirahat penuh. Tujuan dari hari raya ini adalah untuk mengingat dan bersyukur atas pemeliharaan Tuhan dalam hidup mereka selama mereka mengembara di padang gurun (bandingkan dengan Imamat 23:39).
Semua hari raya agamawi itu penting bagi iman kita. Hari raya tidak boleh dilakukan sebagai sekadar rutinitas belaka, melainkan harus kita pahami maknanya. Melalui hari-hari raya, kita kembali mengingat perbuatan Tuhan bagi kita yang telah terjadi di masa lampau. [GI Wirawaty Yaputri]