Karena bangsa Israel begitu mudah jatuh dalam dosa, akhirnya murka Allah ditimpakan lagi kepada mereka. Allah menjatuhkan hukuman mati kepada orang-orang Israel yang telah berzinah dengan perempuan-perempuan Moab serta turut dalam penyembahan kafir dengan mempersembahkan korban kepada Baal-Peor. Tindakan orang Israel ini melanggar dua hukum dari sepuluh hukum Taurat, yaitu “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (hukum pertama, Keluaran 20:3) dan “Jangan berzinah” (hukum ketujuh, Keluaran 20:14). Ingatlah bahwa kekudusan Tuhan membuat Ia pasti menghukum dosa! Tuhan menjatuhkan hukuman mati terhadap setiap orang Israel yang secara berpasangan menyembah Baal Peor (25:5). Saat Musa dan seluruh umat Israel menangis menyesali peristiwa di atas, Pinehas—anak Eleazar yang adalah anak imam Harun—melihat kedatangan seorang Israel yang membawa seorang perempuan Moab. Dia menjadi amat marah sehingga ia segera membunuh mereka berdua (25:6-8). Tindakan Pinehas ini menyurutkan murka Tuhan terhadap bangsa Israel. Mengapa hukuman Tuhan demikian keras? Jelas bahwa TUHAN menghendaki agar bangsa Israel menjauhi dosa dengan menaati seluruh perintah Allah untuk menghormati kekudusan-Nya. Sebagai umat pilihan Allah, mereka tidak boleh meniru penyembahan berhala yang dilakukan oleh bangsabangsa kafir yang masih menyembah berhala. Sebagai hukuman terhadap orang Midian yang membuat orang Israel berdosa dengan ikut menyembah Baal-Peor, Tuhan menjatuhkan hukuman mati (25:16-17). Dalam perjalanan ke Tanah Kanaan, bangsa Israel sering melanggar perinntah Tuhan, sehingga Tuhan menjatuhkan beraneka ragam hukuman, mulai dari tulah sampai kematian. Riwayat bangsa Israel menyadarkan kita bahwa kita ini rentan jatuh ke dalam dosa. Banyak godaan yang berupaya menjatuhkan kita. Kita harus memilah keinginan-keinginan kita serta memilih keputusan yang hendak kita ambil dalam hidup kita. Dalam segala kondisi, kita harus menyandarkan pikiran, hati, dan hidup kita pada Tuhan. Kita harus mempertahankan relasi yang sehat dengan Tuhan agar kita bisa menghindari pelanggaran dan belajar untuk menjalani hidup dalam ketaatan kepada Allah. Apakah Anda telah dan terus menjalin relasi dengan Tuhan dan setia menjalankan segala perintah-Nya? [GI Roni Tan]