Itulah Yang Akan Kukatakan

Bilangan 23-24

Balak—raja Moab diselimuti ketakutan besar saat melihat bangsa Israel berjalan mendekati daerah kekuasaannya. Ketakutan ini bisa dipahami karena sebelumnya, TUHAN telah melakukan banyak perkara ajaib dalam memimpin perjalanan bangsa Israel keluar dari Tanah Mesir. Peristiwa tenggelamnya Firaun bersama pasukannya yang gagah perkasa saat mengejar bangsa Israel telah tersebar di antara bangsabangsa yang selama ini tunduk pada kerajaan Mesir. Dalam bacaan Alkitab hari ini, bangsa Israel telah berada di daerah Moab. Kegentaran Balak terhadap bangsa Israel membuat ia memanggil Bileam untuk mengutuki bangsa Israel. Pemikirannya, bila bangsa Israel mendapat kutuk, mereka akan mudah dikalahkan oleh bangsa Moab. Raja Balak mengantar Bileam ke tiga lokasi yang berbeda untuk mengutuk bangsa Israel, tetapi Bileam bertindak sebaliknya, yaitu memberkati bangsa Israel dan bukan mengutuki. Walaupun Raja Balak telah menjanjikan upah yang besar bila Bileam mengutuki bangsa Israel, Bileam tidak sanggup melanggar titah TUHAN. Bileam berkata, “Apa yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kukatakan” (24:13). Dalam hal ini, Bileam menyatakan bahwa dia tunduk terhadap perintah TUHAN. Bileam tidak sanggup mengutuki bangsa Israel bila TUHAN menghendaki agar dia memberkati. Bila Anda sudah mengenali kehendak Tuhan, apakah Anda berani dengan setia mengatakan hal-hal yang sesuai dengan kehendak-Nya, apa pun juga risiko yang harus Anda hadapi? Manakah yang lebih penting bagi diri Anda: Keinginan dan kepuasan diri sendiri atau keinginan dan kepuasan Tuhan? Apakah perkataan Anda umumnya menjadi berkat bagi orang lain atau justru membuat orang lain menjadi kesal atau berduka? Apakah perkataan Anda selalu membuat Allah dimuliakan? Marilah kita memeriksa kembali perkataan yang biasa kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun kita bebas mengatakan apa pun, kita harus mengusahakan agar perkataan kita bersifat membangun orang lain dan mendatangkan kemuliaan Tuhan. Perkataan kita haruslah mencerminkan ketaatan terhadap perintah Tuhan. Kita harus menyediakan waktu untuk membaca, mendengar, mempelajari, dan merenungkan firman Tuhan agar kita bisa memahami kehendak Tuhan serta bisa menerapkan firman Tuhan dalam hidup kita. [GI Roni Tan]