Roh Kudus Melanjutkan Karya Kristus

Yohanes 16:7-16

Saat hendak menyerahkan nyawanya, Tuhan Yesus berkata, “Sudah selesai.” Apakah hal itu berarti bahwa karya penebusan sudah dinikmati oleh semua orang? Tidak! Yang sudah selesai adalah apa yang dikerjakan Kristus untuk menebus dosa manusia. Akan tetapi, yang bisa menikmati karya penebusan adalah orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan karyanya. Supaya seseorang bisa percaya kepada Kristus, ia harus sadar bahwa dirinya berdosa, meyakini fakta bahwa Kristus telah mati untuk menebus dosa manusia, lalu datang kepada Kristus untuk menerima penebusan dosa yang akan membebaskan dirinya dari penghakiman Allah. Roh Kudus-lah yang akan menginsafkan manusia mengenai dosanya, memimpin kepada seluruh kebenaran tentang penebusan Kristus, dan menumbuhkan keyakinan bahwa penebusan itu membuat kita tidak perlu takut terhadap penghakiman Allah (ban-dingkan dengan 16:8).

Roh Kudus pula yang memimpin pemberitaan Injil. Kristus-lah yang menjadi Kepala atau Pemimpin gereja. Akan tetapi, Roh Kudus-lah yang melaksanakan kepemimpinan dalam gereja. Ketiga Pribadi dari Allah Tritunggal—Allah Bapa, Yesus Kristus, Roh Kudus—tidak bisa dipisah-pisahkan, baik dalam penciptaan maupun dalam pemeliharaan alam se-mesta ini. Dalam Kisah Para Rasul 8, seorang malaikat Tuhan menyam-paikan perintah kepada Filipus—yang saat itu sedang memberitakan Injil di Samaria—untuk mendatangi seorang sida-sida dari Etiopia—yang sedang berada dalam perjalanan pulang dari Yerusalem ke negerinya. Setelah Filipus selesai menjelaskan tentang Yesus Kristus kepada sida-sida itu, dan sida-sida itu dibaptiskan, Roh Tuhan—atau Roh Kudus—tiba-tiba melarikan Filipus, lalu menempatkan Filipus di Asdod, dan Filipus membe-ritakan Injil di sepanjang perjalanan dari sana ke tempat tinggalnya di Kaisarea (Kisah Para Rasul 8:26,39,40). Dalam perjalanan misi Rasul Paulus pun kita dapat membaca bagaimana Roh Kudus ikut mengatur perjalanan itu (Kisah Para Rasul 16:6). Oleh karena itu, kita bisa menga-takan bahwa Roh Kudus melanjutkan karya penebusan Kristus, sehingga manfaat penebusan itu bisa dinikmati oleh orang yang percaya kepada Kristus. Apakah Anda pun juga telah ikut serta melanjutkan karya Kristus di kayu salib itu dengan ikut aktif mengikuti pimpinan Roh Kudus untuk memberitakan Injil? [P]

Roh Kudus Mengajar

Yohanes 14:23-26

Salah satu ciri terpenting dari kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya adalah adanya kasih kepada Allah. Wujud—dan sekaligus bukti—kasih kepada Allah adalah ketaatan terhadap kehendak-Nya yang telah dikemukakan dalam Alkitab. Supaya kita bisa hidup dalam ketaatan, kita harus memahami firman Allah. Jadi, jelas bahwa peran Roh Kudus dalam mengajar dan mengingatkan kita akan firman Allah adalah sangat penting. Tuhan Yesus bersabda, “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingat-kan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.” (14:26). Bagi kedua belas murid Tuhan Yesus, perkataan Tuhan Yesus itu didengar langsung. Bagi kita, perkataan Tuhan Yesus—dan seluruh firman Allah—harus kita baca dalam Alkitab. Firman Allah yang kita dengar atau kita baca menjadi “bahan baku” bagi Roh Kudus untuk mengajar atau mengingatkan kita akan kehendak Allah. Dengan demikian, tanggung jawab kita—yaitu mendengar, membaca, mempelajari, dan menghafal firman Allah—berkaitan erat dengan peran Roh Kudus, yaitu menyadar-kan kita—dengan menjelaskan maksud firman itu—agar kita bisa mene-rapkan firman Tuhan dalam hidup kita.

Tuhan Yesus mengatakan bahwa murid-murid itu diutus seperti domba ke tengah-tengah serigala dan ada kemungkinan menghadapi penganiayaan. Akan tetapi, Tuhan Yesus telah berjanji, “Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam ka-mu.” (Matius 10:19-20). Peran Roh Kudus dalam mengajar dan meng-ingatkan kita akan firman Allah ini penting dalam pelaksanaan Rencana Allah bagi dunia ini. Salah satu sumber kesulitan yang kita hadapi adalah bahwa Alkitab diberikan dalam konteks masa lalu yang sangat berbeda dengan konteks masa kini. Kita memerlukan pertolongan Roh Kudus untuk bisa memahami inti kehendak Allah pada masa lampau, dan ba-gaimana kehendak Allah itu bisa kita terapkan pada konteks masa kini. Apakah Anda telah membiasakan diri untuk secara rutin mendengar, membaca, mempelajari, menghafal, serta menerapkan firman Allah dalam hidup Anda? [P]

Roh Kudus Mempersatukan

1 Korintus 12:7-31

Salah satu keyakinan yang amat penting dalam kekristenan adalah bahwa semua orang percaya merupakan satu kesatuan yang disebut sebagai tubuh Kristus dengan Kristus sebagai kepala dan kita masing-masing sebagai anggota tubuh. Sama seperti tubuh jasmani terdiri dari banyak anggota dengan fungsi masing-masing yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, demikian pula Roh Kudus memberikan karunia rohani secara khusus kepada setiap anggota tubuh Kristus yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Kepelbagaian itu bukan dimaksudkan agar anggota-anggota tubuh yang berbeda itu saling bersaing atau berkompetisi menjadi nomor satu, tetapi agar setiap anggota tubuh menjalankan peran masing-masing mengikuti arahan dari kepala tubuh, yaitu Kristus. Sungguh keliru bila masing-masing anggota tubuh saling membanggakan perannya, apa lagi bila anggota-anggota tubuh yang berbeda itu saling melecehkan atau saling menjatuhkan.

Setiap orang percaya—sebagai anggota tubuh Kristus—harus menjalankan peran masing-masing tanpa rasa iri atau rasa bangga karena peran kita masing-masing hanya berarti dalam kesatuan tubuh Kristus. Sebagai contoh, salah satu karunia yang amat dihargai dalam gereja adalah karunia memberitakan Injil. Karunia ini sangat penting, tetapi penerapan karunia itu perlu disertai oleh orang lain yang melakukan pembinaan dengan memakai karunia mengajar dan karunia menasihati. Bila tidak ada kerja sama, tidak mengherankan bila seorang yang terlihat merespons berita Injil dengan antusias bisa dengan mudah kehilangan imannya. Dalam jemaat, seluruh karunia yang berbeda yang diberikan oleh Roh Kudus harus digunakan seluruhnya secara bersama-sama. Gereja yang mengutamakan karunia tertentu dan mengabaikan karunia yang lain pasti merupakan gereja yang timpang.

Berbagai karunia dalam gereja seharusnya bersifat menyatukan. Bila ada karunia yang terlalu ditonjolkan, kemudian karunia yang lain tidak dihargai, sudah jelas bahwa permasalahan pasti muncul. Cacat pada satu anggota tubuh seharusnya dipandang sebagai cacat seluruh tubuh. Bila penerapan karunia dalam gereja tidak menghasilkan persatuan, pasti ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam kehidupan bergereja. Apakah penerapan berbagai karunia yang berbeda terlihat dalam gereja Anda? Apakah berbagai karunia yang berbeda dalam gereja Anda menghasilkan persatuan? [P]

Roh Kudus Menguduskan

2 Tesalonika 2:13-17

Perlu kita sadari bahwa keselamatan itu bukan hanya berkaitan dengan hidup kekal yang dialami oleh orang percaya, tetapi juga berkaitan dengan proses pengudusan (2:13). Kita diselamatkan supaya kita meninggalkan dosa dan hidup kita dikhususkan atau diperuntukkan bagi Allah. Perubahan dari hidup dalam dosa menjadi hidup untuk mela-kukan kehendak Allah inilah yang disebut sebagai proses pengudusan. Proses pengudusan ini dikerjakan oleh Roh Kudus yang berdiam dalam diri setiap orang percaya. Dalam mengerjakan proses pengudusan, alat utama yang dipergunakan oleh Roh Kudus adalah kebenaran firman Allah. Roh Kudus memakai firman Allah untuk mengajar kita, mengoreksi kesalahan kita, memperbaiki hidup kita, dan mengarahkan hidup kita sehingga hidup kita menjadi makin sesuai dengan kehendak Allah (bandingkan dengan 2 Timotius 3:16). Oleh karena itu, setiap orang percaya yang memiliki kerinduan untuk menjalani kehidupan yang kudus harus bertekun dalam mendengar, membaca, mempelajari, dan mere-nungkan firman Allah. Merenungkan firman Allah berarti memikirkan penerapan firman Allah dalam kehidupan sehari-hari. Proses pengudusan ini akan menjadi lebih cepat atau lebih lancar bila kita tekun menghafal-kan firman Allah, karena Roh Kudus akan memakai firman Allah yang kita hafalkan untuk mengoreksi dan memperbaiki hidup kita. Proses pengudusan ini pula yang membuat hidup kita bisa memancarkan kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita (2 Tesalonika 2:14). Bila kita ingin mengalami proses pengudusan, kita perlu hidup dalam kebersamaan dengan saudara-saudara seiman yang tergabung dalam wadah gereja yang mengajarkan dan menerapkan firman Allah dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam aspek sosial.

Apakah selama ini, hidup Anda terus berubah menjadi semakin sesuai dengan kehendak Allah yang telah tertulis dalam firman-Nya? Apakah Anda setia dan tekun mengikuti Gerakan Membaca Alkitab (GeMA), sehingga Anda telah membaca seluruh isi Alkitab dan telah ber-usaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari? Bila Anda mengikuti program pembacaan Alkitab GeMA, setiap selesai mengikuti satu tahap, Anda telah selesai membaca seluruh Alkitab sekali. Apakah pembacaan dan perenungan Alkitab yang Anda lakukan telah menghasilkan peru-bahan dalam hidup Anda? Perubahan hidup inilah yang menandai bahwa Anda telah mengalami proses pengudusan! [P]

Roh Kudus Menumbuhkan Buah

Galatia 5:16-26

Perubahan hidup yang dikerjakan oleh Roh Kudus itu diawali dengan perubahan keinginan. Kecenderungan kita untuk berbuat dosa—yang disebut sebagai keinginan daging—tidak akan hilang dalam kehidupan yang kita jalani saat ini. Akan tetapi, waktu seseorang dilahirkan kembali oleh Roh Kudus, dia memiliki keinginan yang berasal dari Roh Kudus yang ada di dalam dirinya—yang disebut sebagai keinginan Roh. Keinginan daging dan keinginan Roh ini saling bertentangan. Hanya bila kita memberi diri kita untuk dipimpin atau dikendalikan oleh Roh, barulah kita bisa mengatasi keinginan daging itu (5:16-21). Bila kita memberi diri kita untuk dikendalikan oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita, maka hidup kita pasti menampilkan buah Roh yang terdiri dari kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (5:22-23).

Perlu diperhatikan bahwa dalam bahasa asli Perjanjian Baru, kata “buah” dalam perkataan “buah Roh” itu berbentuk tunggal. Jadi, kita tidak mengenal sembilan buah Roh, tetapi satu buah Roh dengan sembilan rasa atau sembilan ciri. Bila kita memberi diri kita dikendalikan oleh Roh Kudus, sembilan ciri itu akan muncul dalam hidup kita. Roh Kudus di dalam diri kita akan mempengaruhi relasi kita dengan Allah. Kedekatan kita dengan Allah akan membuat kita mengalami dan dipenuhi oleh kasih, sukacita, dan damai sejahtera yang selanjutnya terpancar dalam kehidupan kita. Roh Kudus di dalam diri kita juga akan mempengaruhi relasi kita dengan sesama, yaitu membuat kita bisa menampilkan kesabaran, kemurahan, dan kebaikan. Roh Kudus di dalam diri kita juga akan membuat di dalam diri kita terdapat ciri kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

Bila kita mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Juruselamat kita, seharusnya kita menyadari bahwa diri kita telah menjadi milik Kristus dan tidak semestinya kita mengikuti keinginan daging, melainkan kita harus memberi diri kita dipimpin oleh Roh Kudus. Hidup kita seharusnya juga memuliakan Kristus, bukan meninggikan diri sendiri. Sikap kita terhadap sesama pun seharusnya mencerminkan sikap Yesus Kristus yang tinggal di dalam diri kita (bandingkan dengan 5:24-26). Apakah Roh Kudus sudah benar-benar diam di dalam diri Anda, mengubah hidup Anda, dan membuat buah Roh tertampil dalam hidup Anda? [P]

Roh Kudus Mengubah Kehidupan

Yohanes 3:1-21

Nikodemus adalah seorang Farisi, seorang pemimpin agama Yahudi yang sangat mengagumi Tuhan Yesus, sehingga dia berkata, “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Eng-kau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.” Bagi seorang pemimpin agama Yahudi, mengucapkan pengakuan semacam ini tidak gampang karena menuntut sikap rendah hati. Mungkin, dia datang pada waktu malam karena malu bila kedatangannya dilihat oleh orang banyak, sehingga dia bisa menjadi bahan gosip. Akan tetapi, Tuhan Yesus tidak menanggapi perkataan Nikodemus. Tuhan Yesus langsung membicara-kan hal terpenting dalam hidup, yaitu perlunya dilahirkan kembali dari air dan roh sebagai syarat untuk melihat atau masuk ke dalam Kerajaan Allah (3:3,5). Perlu diketahui bahwa komponen terpenting dalam tubuh manusia adalah air. Ayat 6 menjelaskan bahwa “dilahirkan dari air” itu menunjuk kepada kelahiran secara jasmani. Oleh karena itu, dilahirkan kembali dari air dan roh yang merupakan syarat untuk melihat atau masuk ke dalam Kerajaan Allah menunjuk pada kelahiran secara jasmani yang diikuti dengan pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri orang percaya. Pembaruan ini membuat orang-orang yang sungguh-sungguh memercayai—atau menerima—Tuhan Yesus sebagai Sang Juruselamat memperoleh kuasa untuk hidup sebagai anak-anak Allah (1:12; Titus 3:5). Pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus membuat kehidupan seseorang berubah total sehingga menjadi ciptaan yang baru (2 Korintus 5:17). Kelahiran kembali ini mengubah cara pandang terha-dap kehidupan. Seorang yang telah dilahirkan kembali tidak akan mera-sa nyaman bila melakukan dosa dan ia pasti bergumul untuk menemu-kan dan melakukan kehendak Allah.

Dalam Kisah Para Rasul, contoh yang paling terlihat menonjol adalah perubahan dalam kehidupan Rasul Paulus. Sebelum dilahirkan kembali, dia merasa senang saat mengejar dan memenjarakan orang Kristen. Setelah bertemu dengan Kristus, keinginannya berubah total. Dia bersedia mengorbankan apa saja asal kehendak Allah terwujud dalam hidupnya. Perubahan cara pandang itu membuat apa yang semula tampak berharga menjadi tidak berharga (Filipi 3:7-8. Apakah Anda sudah mengalami perubahan hidup semacam itu? [P]

Roh Kudus Melanjutkan Misi Allah

Kisah Para Rasul 1:1-11

Periode antara peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus sampai peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta adalah periode peralihan yang terdiri dari dua bagian, yaitu periode kematian dan kebangkitan Kristus sampai kenaikan-Nya ke sorga serta periode sesudah kenaikan ke sorga sampai hari Pentakosta. Sebelum kematian-Nya di kayu salib, Kristus selalu hadir bersama dengan para murid-Nya. Sesudah bangkit, Kristus tidak selalu hadir bersama para murid-Nya. Beliau bisa muncul dan lenyap secara tiba-tiba. Hal ini menunjukkan bahwa sesudah bangkit, Kristus sudah melepaskan diri dari keterbatasan tubuh jasmaninya (Matius 28:9; Markus 16:9,12,14; Lukas 24:15,31,36; Yohanes 20:14,19,26; 21:4). Selama empat puluh hari, Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara tentang Kerajaan Allah (Kisah Para Rasul 1:3). Penampakan diri Kristus ini bukan hanya dilakukan terhadap perorangan maupun kelompok dua belas murid—yang saat itu tinggal sebelas orang setelah Yudas mati menggantung diri—tetapi juga dilakukan terhadap lima ratus orang sekaligus. Setelah kenaikan-Nya ke sorga, Tuhan Yesus pernah menampakkan diri secara khusus kepada Rasul Paulus di jalan menuju ke Damsyik (1 Korintus 15:5-8; Kisah Para Rasul 9:1-5). Sesudah naik ke sorga, Tuhan Yesus duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa (Kisah Para Rasul 2:34-35; 7:55-56; dan sebagainya). Saat ini, Beliau adalah Pembela kita (Roma 8:34). Kristus bisa menjadi Pembela kita karena Beliau adalah Juruselamat kita. Saat kelak tiba masa penghakiman akhir, Kristus akan menjadi Sang Hakim Agung, sekaligus juga menjadi Pembela Agung bagi setiap orang percaya (2 Korintus 5:10; 2 Timotius 4:8).

Kenaikan Kristus ke sorga memaksa para murid untuk beralih dari bergantung kepada Kristus yang hadir secara fisik menjadi bergantung kepada Roh Kudus yang tinggal di hati setiap orang percaya (Efesus 1:13. Mereka harus berpencar dan pergi ke seluruh dunia agar bisa menjadi saksi Kristus sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8) dan menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus (Matius 28:19-20). Tanpa pertolong-an Roh Kudus, mereka adalah orang-orang lemah yang tidak mampu berbuat apa-apa. Saat ini, kita tidak perlu menanti di Yerusalem karena kita telah menerima Roh Kudus saat kita percaya kepada Kristus (Efesus 1:13). Akan tetapi, sadarkah Anda bahwa Anda memerlukan pertolongan Roh Kudus agar bisa melaksanakan kehendak Allah? [P]

Roh Kudus Menggantikan Peran Kristus

Yohanes 14:16; 16:7-15

Para murid Kristus tidak bisa mengandalkan kemampuan diri mereka sendiri. Sebagian besar dari antara mereka adalah nelayan miskin berpendidikan rendah. Yang bisa mereka andalkan adalah Sang Guru Agung, yaitu Yesus Kristus. Saat menghadapi orang yang sakit atau kera-sukan setan, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka memerlukan pertolongan Sang Guru Agung. Masalah muncul saat para murid hendak diutus untuk menjalankan misi Allah (Matius 28:18-20; Yohanes 15:16). Saat Kristus bersama-sama dengan mereka, Ia terikat oleh ruang dan waktu, artinya Ia tidak dapat berada di dua tempat atau lebih pada wak-tu bersamaan. Oleh karena itu, Beliau berencana untuk pergi mening-galkan murid-murid-Nya serta mengutus Roh Kudus—yang tidak terikat oleh ruang dan waktu—untuk mendampingi dan menolong mereka (Yohanes 14:26; 16:7-15). Roh Kudus juga disebut sebagai “Penolong yang lain” (14:16).

Dalam bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru, yaitu bahasa Yunani, ada dua kata yang bisa diterjemahkan menjadi kata “lain”, yaitu kata heteros yang artinya “berbeda sama sekali” atau “berbeda jenis”, dan kata allos yang artinya “berbeda tetapi sama persis” atau berbeda dalam pengertian “kembar identik”. Kata yang diterjemahkan sebagai “yang lain” dalam perkataan “Penolong yang lain” di atas adalah kata allos. Hal ini berarti bahwa Roh Kudus berperan sebagai “Penolong” seperti peran Tuhan Yesus dalam menolong para murid-Nya. Dengan demikian, yang menjadi Andalan dalam pelayanan para murid adalah adanya penyertaan Roh Kudus. Roh Kudus memungkinkan para murid menjalankan perintah yang diberikan oleh Tuhan Yesus, yaitu “menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus” (Matius 28:18) serta menghasilkan buah dalam kehidupan (Yohanes 15:16). Buah yang diharapkan muncul dari kehidupan para murid Kristus adalah buah atau hasil pemberitaan Injil (Kolose 1:6), buah pengudusan hidup (Roma 6:22), buah Roh Kudus (Galatia 5:22), serta buah berupa pekerjaan yang baik dan pengetahuan yang benar tentang Allah (Kolose 1:10). Pentingnya pertolongan Roh Kudus dalam pelayanan para murid Kristus inilah yang membuat mereka harus menanti kedatangan Roh Kudus di Yerusalem (Lukas 24:49). Apakah Anda menyadari bahwa pertolongan Roh Kudus dalam kehidupan dan pelayanan Anda itu sangat penting? Apakah kehidupan Anda sudah menghasilkan buah? [P]

Keselamatan bagi Umat Tuhan

Yoel 3

Tema “hari Tuhan” dalam pasal-pasal sebelumnya terus berlanjut dalam pasal terakhir kitab Yoel ini. Hari Tuhan menjadi hari kesela-matan bagi Yehuda dan Yerusalem dan hari penghukuman bagi musuh-musuh umat Allah. Hari Tuhan di sini menunjuk kepada hari penghakiman akhir di mana kemenangan final ada di pihak Allah, namun jalan kepada kemenangan itu telah mulai terbuka melalui kematian dan kebangkitan Kristus.

Umat Allah dalam Perjanjian Lama beroleh penghiburan yang besar melalui firman-Nya yang disampaikan Nabi Yoel ini. Mereka yang tertindas diyakinkan bahwa Allah ada di pihak mereka. Dia akan mem-balikkan keadaan dengan menghukum musuh-musuh yang menindas mereka (3:4,7). Musuh-musuh umat Allah akan dikumpulkan ke lembah Yosafat (3:2,12). Tempat ini lebih merupakan sebuah simbol penghakim-an (Yosafat berarti “Yahweh telah menghakimi”) daripada sebuah lokasi geografis yang nyata. Di sana, Allah akan mengadili bangsa-bangsa yang telah menindas umat-Nya dengan membongkar kejahatan mereka serta mengumumkan vonis-Nya pada mereka (3:2-8). Sebaliknya, Allah akan memulihkan keadaan umat-Nya yang kepayahan karena penindasan bangsa-bangsa asing dan karena tulah belalang (3:1,9-21).

Mereka yang mendengar pemberitaan Nabi Yoel dikuatkan oleh janji bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan bagi umat-Nya, benteng yang kokoh bagi mereka yang berlindung pada-Nya (3:16). Sekalipun kondisi mereka masih dalam kesulitan, mereka memperoleh pengharap-an bahwa Allah tidak pernah meninggalkan mereka yang telah bertobat. Tujuan akhir dari tindakan penyelamatan Allah ini adalah agar Yehuda dan Yerusalem melihat kehadiran Allah di tengah umat-Nya (3:17,21).

Keseluruhan kitab Yoel mengingatkan kita tentang kesetiaan Allah kepada umat-Nya. Tidak pernah ada suatu bahaya apa pun yang bisa menghancurkan umat-Nya karena Allah ada di pihak mereka. Apa yang penting adalah bahwa umat Allah harus hidup dalam kekudusan karena kehadiran Allah yang kudus di tengah mereka. Seluruh janji tentang hari Tuhan tergenapi dalam apa yang telah dikerjakan oleh Tuhan Yesus dalam kedatangan-Nya yang pertama ke dunia. Kemenangan puncak Allah atas semua musuh-Nya akan dinyatakan pada hari kedatangan Kristus yang kedua kalinya kelak. [JD]

Tuhan Hadir di tengah Umat-Nya

Yoel 2

Di pasal pertama, hukuman Allah atas dosa bangsa Yehuda dinyata-kan melalui tulah belalang. Tujuannya adalah agar umat berbalik kepada Allah. Di pasal kedua, Nabi Yoel menubuatkan bahwa jika umat Allah tidak mau bertobat, penghakiman yang lebih dahsyat akan datang melalui kekuatan militer bangsa asing yang sangat kuat dan mengerikan (2:3-11). Akibatnya, bangsa-bangsa gemetar dan pucat pasi menghadapi mereka (2:6). Akan tetapi, jika umat Allah mau bertobat dan merendah-kan hati, penghukuman melalui kekuatan militer asing ini tidak akan melanda mereka.

Di pasal kedua, Nabi Yoel berseru kepada bangsa Yehuda agar mereka berbalik kepada Allah (2:12-17). Pertobatan mereka harus tulus dan dengan segenap hati (2:12-13). Seluruh unsur umat, baik kaum awam maupun para imam, harus bersehati memohon pengampunan dan belas kasihan Allah karena Allah itu “pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia” (2:13). Allah menghargai pertobatan yang tu-lus dan Ia akan memulihkan umat-Nya (2:14). Tuhan berjanji bahwa jika umat-Nya bertobat, Dia akan memberkati mereka dengan kelimpahan (2:18-19). Musuh-musuh Yehuda akan dijauhkan dan hasil tanah akan kembali berlimpah menggantikan apa yang habis dimakan oleh belalang (2:20-25). Tujuan pemulihan umat Allah itu adalah demi kemuliaan Allah. Yehuda akan mengenal keajaiban dan kebaikan Allah dan memuji Dia, menyadari bahwa Allah ada di tengah umat-Nya (2:26-27).

Jika Yehuda bertobat, hari Tuhan akan berubah dari hari penghu-kuman menjadi hari keselamatan dan berkat, yang dinyatakan melalui janji pencurahan Roh Allah (2:28-32). Janji ini digenapi pada hari Penta-kosta, saat Roh Kudus dicurahkan bagi gereja-Nya (Kisah Para Rasul 2). Roh Kudus diberikan kepada semua orang—semua bangsa, semua etnis, laki-laki dan perempuan—yang percaya kepada Kristus sebagai Tuhan. Rasul Petrus melihat bahwa janji tentang Roh Kudus ini berbicara tentang Kristus dan seluruh karya keselamatan-Nya (Kisah Para Rasul 2:16-24).

Anugerah Tuhan yang terbesar bukan curahan berkat materi dalam hidup umat-Nya, melainkan kehadiran-Nya sendiri yang tanpa penghalang di tengah umat-Nya. Melalui Roh Kudus, Kristus hadir dalam hidup setiap orang yang percaya kepada-Nya. Muliakanlah Dia yang hadir di tengah hidup kita! [JD]