Roh Kudus Mempersatukan

1 Korintus 12:7-31

Salah satu keyakinan yang amat penting dalam kekristenan adalah bahwa semua orang percaya merupakan satu kesatuan yang disebut sebagai tubuh Kristus dengan Kristus sebagai kepala dan kita masing-masing sebagai anggota tubuh. Sama seperti tubuh jasmani terdiri dari banyak anggota dengan fungsi masing-masing yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, demikian pula Roh Kudus memberikan karunia rohani secara khusus kepada setiap anggota tubuh Kristus yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Kepelbagaian itu bukan dimaksudkan agar anggota-anggota tubuh yang berbeda itu saling bersaing atau berkompetisi menjadi nomor satu, tetapi agar setiap anggota tubuh menjalankan peran masing-masing mengikuti arahan dari kepala tubuh, yaitu Kristus. Sungguh keliru bila masing-masing anggota tubuh saling membanggakan perannya, apa lagi bila anggota-anggota tubuh yang berbeda itu saling melecehkan atau saling menjatuhkan.

Setiap orang percaya—sebagai anggota tubuh Kristus—harus menjalankan peran masing-masing tanpa rasa iri atau rasa bangga karena peran kita masing-masing hanya berarti dalam kesatuan tubuh Kristus. Sebagai contoh, salah satu karunia yang amat dihargai dalam gereja adalah karunia memberitakan Injil. Karunia ini sangat penting, tetapi penerapan karunia itu perlu disertai oleh orang lain yang melakukan pembinaan dengan memakai karunia mengajar dan karunia menasihati. Bila tidak ada kerja sama, tidak mengherankan bila seorang yang terlihat merespons berita Injil dengan antusias bisa dengan mudah kehilangan imannya. Dalam jemaat, seluruh karunia yang berbeda yang diberikan oleh Roh Kudus harus digunakan seluruhnya secara bersama-sama. Gereja yang mengutamakan karunia tertentu dan mengabaikan karunia yang lain pasti merupakan gereja yang timpang.

Berbagai karunia dalam gereja seharusnya bersifat menyatukan. Bila ada karunia yang terlalu ditonjolkan, kemudian karunia yang lain tidak dihargai, sudah jelas bahwa permasalahan pasti muncul. Cacat pada satu anggota tubuh seharusnya dipandang sebagai cacat seluruh tubuh. Bila penerapan karunia dalam gereja tidak menghasilkan persatuan, pasti ada sesuatu yang harus diperbaiki dalam kehidupan bergereja. Apakah penerapan berbagai karunia yang berbeda terlihat dalam gereja Anda? Apakah berbagai karunia yang berbeda dalam gereja Anda menghasilkan persatuan? [P]