1 Samuel 29
Pernahkah Anda ditolak oleh anggota keluarga, rekan kerja, pimpinan, atau rekan dalam pelayanan? Penolakan biasanya terjadi karena kita tidak memenuhi harapan atau tidak memenuhi kriteria pihak yang menolak diri kita. Penolakan bisa terjadi karena kita dianggap kurang terampil, kurang cantik atau kurang tampan, kurang bisa berkompromi, atau kurang uang. Penolakan dapat dilakukan melalui perkataan atau melalui sikap yang tidak menghargai serta melalui usaha untuk menyingkirkan orang yang ditolak. Penolakan dapat menimbulkan luka kejiwaan yang dalam dan serius, serta dapat berdampak negatif terhadap mental seseorang di masa depan.
Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita melihat bahwa Daud mengalami penolakan dari para panglima Filistin yang sedang bersiap-siap untuk berperang melawan orang Israel. Akhis membela Daud dan mengizinkan Daud untuk ikut berperang melawan bangsanya sendiri. Namun, panglima-panglima yang lain menolak Daud karena mereka tahu bahwa Daud bukanlah orang Filistin, melainkan orang Ibrani. Oleh karena itu, tidaklah tepat membawa orang Ibrani memerangi bangsanya sendiri (29:3-5). Ternyata bahwa para panglima ini memiliki pikiran yang lebih jernih dibandingkan Akhis.
Tidak ada penjelasan terus terang apakah Daud—pada saat itu—sedang berpura-pura atau Daud memang benar-benar ingin memerangi bangsanya sendiri karena ia sudah kelelahan dan mungkin juga depresi. Namun, penolakan para panglima Filistin adalah campur tangan Tuhan untuk menolong Daud agar terhindar dari perbuatan khianat yang tercela. Tuhan bekerja sehingga—melalui penolakan mereka—Daud tidak harus ikut berperang, dan dengan demikian terbebas dari pilihan yang sulit. Sampai saat ini, Tuhan dapat memakai hal-hal yang tak terduga—seperti pengalaman penolakan yang menyakitkan—untuk menolong kita. Oleh karena itu, bila suatu saat kita menghadapi penolakan, jangan menjadi tawar hati, apa lagi sampai menjadi depresi. Kita harus terus mengoreksi diri. Jika karakter kita telah membuat orang menolak kita, kita harus bersedia untuk berubah menjadi lebih baik. Jika kita ditolak karena alasan yang mengada-ada, kita harus tetap percaya bahwa Tuhan pasti menolong kita. Mungkin Ia sedang mempersiapkan jalan untuk membawa kita ke keadaan yang lebih baik. [WY]