Jangan Berzinah!

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 5:27-48

Setelah mengemukakan tentang pentingnya menyatakan identitas sebagai garam dan terang dunia melalui perbuatan baik (5:16), Tuhan Yesus mengemukakan bahwa kedatangan-Nya bukan untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi, tetapi untuk menggenapinya (5:17; Catatan: Bagi orang Yahudi, Perjanjian Lama dianggap terdiri dari tiga bagian, yaitu hukum Taurat, kitab para Nabi dan mazmur, tetapi biasanya cukup dua bagian pertama saja yang disebut untuk mewakili seluruhnya). Tuhan Yesus memilih untuk mengoreksi enam ajaran yang populer saat itu (5:21, 27, 31, 34, 38, 43) sampai ke akarnya, karena berbagai tafsiran tertulis maupun lisan yang dipercaya orang Yahudi telah membuat hidup mereka menjadi legalis (mengikuti aturan secara kaku tanpa memahami intinya).

“Jangan berzinah” (5:27) adalah hukum ketujuh dari 10 hukum Taurat (Keluaran 20:14; Ulangan 5:18). Para rabi (guru Yahudi) pada masa itu memandang perzinahan sebagai dosa menyangkut kontak fisik dengan istri orang lain. Menurut Tuhan Yesus, perzinahan bukan sekadar masalah kontak fisik, tetapi masalah keinginan (nafsu). Perzinahan dimulai dari pikiran. Saat kita membayangkan dan menikmati tubuh seseorang yang bukan pasangan kita (suami/istri), kita sudah jatuh dalam dosa perzinahan. Perhatikan bahwa perintah Tuhan Yesus agar kita mencungkil mata dan memenggal tangan yang menyesatkan (Matius 5:29-30) bukanlah dalam arti harfiah (literal), melainkan dalam arti bahwa kita harus mengendalikan pikiran kita dan menghindari godaan yang bisa membuat kita jatuh dalam dosa perzinahan.

Ingatlah bahwa dosa perzinahan bukan sekadar praktik hubungan seksual, melainkan sudah dimulai dari pikiran. Oleh karena itu, pornografi harus dijauhi. Melalui pornografi, Iblis hendak menghancurkan kehidupan anak-anak Allah. Pada masa kini, pornografi menyebar terutama melalui internet. Hindari menonton gambar atau video porno, apa lagi menjelang tidur. Ambillah komitmen (tekad) yang tegas untuk menjauhi pornografi. Jangan biarkan diri Anda tertipu oleh kepuasan sesaat yang ditawarkan oleh dosa perzinahan. Ingatlah bahwa kepuasan sesaat itu akan segera berubah menjadi penyesalan yang dalam dan akan membuat Anda dihantui oleh rasa bersalah seumur hidup, dan selanjutnya akan membuat Anda semakin menjauh dari Tuhan yang merupakan sumber kepuasan hidup yang sejati. [FL]

Garam dan Terang Dunia

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 5:13-26

Setelah menyampaikan karakteristik warga Kerajaan Sorga (5:1-12), Tuhan Yesus menutup dengan penjelasan tentang identitas warga Kerajaan Sorga. Dia berkata, “Kamu adalah garam dunia” (5:13) serta “Kamu adalah terang dunia” (5:14). Tuhan Yesus tidak mengataan, “Kamu akan menjadi ...”, tetapi “kamu adalah ...”. Artinya, Tuhan Yesus sedang mengungkapkan identitas warga Kerajaan Sorga dalam diri murid-murid-Nya. Apa yang dimaksud dengan “garam dunia” dan “terang dunia”? Garam adalah komoditi penting zaman itu karena digunakan untuk memberi rasa pada makanan, mengawetkan makanan, serta (dengan dosis tertentu) dapat dipakai untuk menyuburkan tanah. Analogi di atas menunjukkan bahwa para murid seharusnya dapat memberi pengaruh positif pada dunia melalui kesaksian hidup yang menjadi berkat bagi orang lain, serta dapat menghambat berkembangnya dosa dalam kehidupan. Sama seperti garam yang ditabur di tanah menjadi pupuk bagi pohon untuk berbuah, demikian juga para murid yang hidup di tengah dunia seharusnya menghasilkan buah kehidupan bagi Allah. Terang adalah simbol yang biasa dipakai dalam Alkitab untuk menjlaskan kesucian, kebenaran, pengetahuan, firman, serta kehadiran Kristus. Mesias adalah Terang Dunia yang sejati (Yesaya 42:6; 49:6). Murid-murid Yesus Kristus adalah terang dunia. Sama seperti bulan bercahaya bukan dari dirinya sendiri tetapi karena memantulkan sinar matahari, demikian pula seorang murid dapat menjadi terang sebagai hasil pantulan dari Terang Sang Mesias, sehingga dunia mengenal Terang Sejati (Yesus Kristus) itu.

Murid Kristus tidak dipanggil untuk hidup dalam biara, tetapi untuk mempengaruhi dunia, sehingga dunia dapat mengenal dan memuliakan Allah Bapa di Sorga (5:16). Terang tidak dibutuhkan di tempat terang, melainkan di tempat gelap. Dunia membutuhkan kehadiran terang sejati. Apakah kehidupan Anda saat ini merupakan terang bagi lingkungan di sekitar Anda? Apakah kehadiran Anda di dalam rumah, di tempat kerja, di gereja, di lingkungan tempat tinggal Anda, dapat dikenali dan dirsakan oleh orang lain karena Terang Sejati itu hadir dalam hidup Anda? Cobalah periksa kehidupan Anda: Apakah Anda sudah menjadi garam dan terang dunia dalam setiap aspek kehidupan Anda? Bila Anda belum menjadi garam dan terang dunia dalam aspek-aspek tertentu dalam kehidupan Anda, perbaikilah dalam anugerah Tuhan. [FL]

Miskin di Hadapan Allah

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 5:1-12

Matius 5-7 dikenal sebagai serial khotbah di bukit karena Tuhan Yesus menyampaikannya selama beberapa hari di daerah perbukitan di Kapernaum. Khotbah di bukit menantang pemimpin saat itu yang penuh kesombongan dan legalistik. Tuhan Yesus memulai khotbahNya dengan ucapan bahagia (5:1-12) yang terlihat berkontradiksi dengan dunia. Dia memperlihatkan nilai hidup (yang bersifat kekal) yang berbeda dengan nilai hidup dunia (yang bersifat sementara), yang membedakan iman sejati dan iman di permukaan (kulit) saja.

Kata “berbahagia” (berasal dari kata Yunani Makarios) bukan sekadar berarti kesenangan biasa, melainkan kondisi diberkati Allah. Tuhan Yesus tidak menjanjikan hidup yang penuh kenyamanan, kekayaan, dan selalu penuh tawa, tetapi hidup yang diberkati Allah dalam arti hidup yang mengandung pengharapan dan sukacita sejati yang melampaui keadaan. Apa ciri orang berbahagia yang memiliki Kerajaan Sorga? Salah satu cirinya adalah “miskin di hadapan Allah” (5:3). Kata “miskin” (berasal dari kata Yunani Ptokos) berarti kondisi tidak memiliki apa-apa lagi (bangkrut). Perkataan “miskin di hadapan Allah” menunjuk kepada orang yang sadar betul bahwa dirinya tidak layak menghadap hadirat Allah yang kudus dan dirinya tidak bisa bersandar pada kebaikan dan kemampuan diri sendiri untuk memperoleh perkenanan Allah. Apakah yang paling dibutuhkan oleh seorang yang tidak memiliki apa-apa lagi? Jelaslah bahwa orang seperti itu hanya bisa mengharapkan belas kasihan dan kemurahan Allah. Orang Kristen adalah orang yang telah dan terus disadarkan bahwa keberadaan dirinya bukanlah ditopang oleh kemampuan dan kebaikan diri sendiri, tetapi semata-mata hanya bersandar pada belas kasihan dan kemurahan Allah.

Semakin lama menjadi anak-anak Allah, apakah kita makin membutuhkan dan makin mengandalkan Tuhan? Bila kita menjawab “ya”, apakah hal itu tercermin dalam waktu yang kita sisihkan untuk berdoa? Hidup yang bergantung pada Tuhan pastilah hidup yang penuh doa. Doa adalah ungkapan relasi dengan Tuhan yang menyadarkan kita bahwa kita tidak mampu menjalani hidup tanpa pimpinan Tuhan. Doa adalah pernyataan hati bahwa kita menginginkan Tuhan berjalan di depan kita. Mintalah belas kasihan Tuhan agar kita mampu menyisihkan waktu untuk berdoa, baik secara pribadi maupun secara berkelompok! [P]

Panggilan Menjadi Murid Yesus Kristus

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 4

Matius 4 diawali dengan pencobaan Tuhan Yesus di padang gurun (4:1-11) yang memperlihatkan bahwa Yesus Kristus adalah 100% manusia yang bisa dicobai, namun juga 100% Allah yang tidak dapat berdosa. Kemudian, Matius memperlihatkan kembali bahwa kehadiran Kristus menggenapi nubuat nabi Yesaya (bandingkan 4:15-16 dengan Yesaya 9:1-2). Yesus Kristus memulai rangkaian pelayanan-Nya dengan memberitakan kabar keselamatan (4:17). Bagaimana kabar keselamatan itu bisa sampai ke seluruh dunia dan efektif sampai saat ini? Strategi Tuhan Yesus bukan seperti Rambo yang berperang sendirian, tetapi Ia mempersiapkan murid-murid untuk mengikut Dia (pemuridan). Dia berkata kepada mereka, “Ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (4:19).

Panggilan mengikut Kristus adalah panggilan bagi setiap orang Kristen. Ada tiga hal yang perlu kita perhatikan: Pertama, panggilan “Ikutlah Aku” adalah panggilan untuk mengikut Kristus. Mengikut Kristus berarti menjadikan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang berkuasa atas kehidupan kita dan menjadikan Dia sebagai teladan hidup satu-satunya. Semakin hari, seharusnya, seorang murid makin menyerupai gurunya, yaitu Yesus Kristus. Kedua, perkataan “kamu akan Kujadikan” menunjukkan bahwa menjadi murid Kristus tidak terjadi secara instan, tetapi harus melalui proses transformasi yang dikerjakan oleh Yesus Kristus dalam hidup kita. Selama mengikut Kristus, apakah Anda mengalami perubahan menjadi semakin mirip dengan Yesus Kristus? Ketiga, perkataan menjadi “penjala manusia” berarti ada harga yang harus dibayar untuk menjadi pengikut Kristus. Bagi Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus, menjadi penjala manusia berarti meninggalkan profesi sebagai nelayan (Markus 1:20). Artinya, fokus utama hidup mereka bukan lagi sekadar memupuk harta dan mengurus keluarga, melainkan menjadi murid Yesus Kristus, dan selanjutnya mereka harus memuridkan orang lain lagi.

Sebutan “Kristen” adalah sebutan yang pertama kali digunakan untuk menunjuk kepada murid-murid Kristus di Antiokia (Kisah Para Rasul 11:26). Semula, sebutan ini merupakan hinaan terhadap para murid Kristus yang hidupnya meniru Kristus. Mereka rela menderita seperti Kristus agar Injil tersampaikan. Apakah Anda sudah terlibat dalam proses pemuridan di gereja Anda? Apakah ada orang yang sedang Anda doakan, usahakan, dan perjuangkan agar bisa menjadi murid Kristus? [P]

Berharga di Hadapan Allah

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 3

Setelah menjelaskan identitas Tuhan Yesus sebagai Mesias yang menggenapi nubuat Perjanjian Lama, Matius secara cepat melewati kehidupan masa kecil Tuhan Yesus untuk memusatkan perhatian pada persiapan dan pelayanan Tuhan Yesus. Matius mencatat tiga peristiwa dalam persiapan pelayanan Tuhan Yesus, yaitu kisah Yohanes Pembaptis (3:1-12), pembaptisan Tuhan Yesus (3:13-17), dan pencobaan Tuhan Yesus di padang gurun (4:1-11). Saat pembaptisan Yesus Kristus, Allah Bapa menyatakan, “Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (3:17). Apa yang membuat Allah Bapa berkenan kepada Yesus Kristus (Allah Anak)? Bukankah Tuhan Yesus belum melakukan pelayanan untuk Allah Bapa? Allah Bapa berkenan kepada Tuhan Yesus karena relasi yang terjalin antara Tuhan Yesus—Sang Allah Anak—dengan Allah Bapa, bukan karena apa yang telah Tuhan Yesus lakukan bagi Allah Bapa.

Di dunia yang penuh persaingan saat ini, sering kali rasa berharga hidup manusia ditentukan oleh apa/siapa yang dimiliki atau apa yang bisa dihasilkan. Manusia mengukur dirinya berharga bukan dari penilaian Allah, tetapi dari persepsi manusia atas prestasi atau koleksi yang dia miliki. Oleh karena itu, saat manusia tidak dapat mencapai standar yang dianggap berharga oleh dunia, tidak mengherankan bila manusia kehilangan harga diri dan alasan mengapa dia ada dalam dunia. Dari relasi antara Tuhan Yesus dengan Allah Bapa, kita bisa melihat bahwa satu-satunya alasan yang kokoh agar kita bisa merasa berharga dalam hidup ini adalah kesadaran bahwa kita adalah anak-anak Allah yang dikasihi dan diterima Allah apa adanya. Kita—yang semula adalah musuh Allah—telah diperdamaikan oleh Tuhan Yesus dan kita telah diadopsi menjadi anak-anak Allah. Inilah keunikan kekristenan: relasi kita dengan Tuhan seperti relasi anak dengan bapak. Seorang anak—meskipun cacat—sangat berharga bagi orang tuanya karena adanya relasi orang tua-anak.

Apa yang membuat Anda merasa berharga? Jika kita kehilangan pekerjaan, harta, kesehatan, pelayanan, keluarga, apakah kita masih menganggap diri kita berharga? Hidup manusia berharga bukan karena harta dan kuasa yang ia miliki, tetapi semata-mata karena penilaian Sang Pencipta—yaitu Allah—yang memandang diri kita berharga. Apa pun penilaian dunia terhadap diri kita, harga diri anak-anak Tuhan seharusnya hanya disandarkan pada penilaian Allah. [FL]

Mesias Seluruh Umat Manusia

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 2

Matius memaparkan bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat tentang Mesias yang dilahirkan di Bethlehem (bandingkan 2:5-6 dengan Mikha 5:2) dan mengungsi ke Mesir (bandingkan 2:13-15 dengan Hosea 11:1).

Matius 2 mengajarkan dua hal penting kepada kita: Pertama, rencana keselamatan Allah tidak dapat digagalkan oleh apa pun dan siapa pun. Meskipun Raja Herodes—si penguasa yang kuatir kekuasaannya tersaingi—berusaha membunuh Yesus Kristus dengan memakai siasat licik untuk menemukan Sang Mesias (2:5-7) serta melakukan tindakan keji membunuh semua bayi di Bethlehem yang berusia kurang dari dua tahun (2:16), tetapi Allah jauh melebihi kepintaran dan kelicikan manusia (lihat 2:12, 14, 19-20). Kedua,Tuhan Yesus bukanlah Mesias untuk satu suku bangsa saja, melainkan untuk seluruh umat manusia. Sungguh disayangkan bahwa para imam dan para ahli Taurat—orang Israel yang tahu betul bahwa Mesias akan lahir di Bethlehem—tidak mau pergi mencari Sang Mesias. Sebaliknya, orang Majus—yang bukan orang Israel—yang mencari dan akhirnya menemukan serta menyembah Sang Mesias itu. Kabar baik tentang keselamatan (berita Injil) bukan hanya milik orang Yahudi atau satu suku bangsa saja. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa berita tentang kelahiran Sang Mesias itu pertama-tama disampaikan kepada orang Majus yang bukan bangsa Yahudi. Secara konsisten, sejak awal sampai akhir Injil Matius, kabar keselamatan diberitakan kepada suku bangsa bukan Yahudi juga (bandingkan dengan Matius 28:20).

Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk dapat terlibat dalam misi mengabarkan Injil kepada segala suku bangsa adalah dengan berdoa. Bagaimanakah kehidupan doa Anda saat ini? Apakah Anda setia mendoakan keluarga, teman kerja, dan tetangga yang belum percaya? Apakah Anda memiliki kerinduan untuk berdoa dan Anda mau melibatkan diri dalam misi untuk menjangkau suku-suku yang belum mendengar Injil? Data tentang suku-suku yang masih terabaikan (belum terjangkau oleh pemberitaan Injil yang dilakukan oleh gereja) bisa dilihat dan dipelajari di https://joshuaproject.net. Jika selama ini Anda belum menyediakan waktu untuk mendoakan suku-suku yang belum mendengar berita Injil, maukah Anda meminta kepada Tuhan untuk membangkitkan kerinduan agar suku-suku yang masih terabaikan di daerah sekitar kita bisa mendengar dan menerima berita Injil? [FL]

Pemulihan Relasi

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 1

Injil Matius dimulai dengan silsilah Yesus Kristus, mulai dari Abraham sampai Yusuf. Silsilah ini memaparkan bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat Perjanjian Lama tentang Sang Mesias sebagai keturunan Daud (Lihat 2 Samuel 7:12 – Nubuat dalam ayat ini mempunyai dua penggenapan, yaitu penggenapan saat itu pada diri raja Salomo serta penggenapan menyangkut masa depan pada diri Yesus Kristus). Matius juga mengungkapkan bahwa Tuhan Yesus menggenapi nubuat tentang kelahiran Sang Mesias dari seorang perawan (Kata yang diterjemahkan sebagai “perempuan muda” dalam Yesaya 7:14 berarti perempuan muda secara umum. Akan tetapi, menurut tradisi, kata itu menunjuk kepada seorang “perawan”). Dalam Injil Matius, disebutkan bahwa Tuhan Yesus lahir dari rahim Maria, seorang perawan yang telah bertunangan dengan Yusuf dan yang menjaga keperawanannya sampai Yesus Kristus lahir (1:25).

Mengapa Tuhan Yesus datang ke dalam dunia? Malaikat berkata, “... karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21). Dosa merupakan masalah serius bagi Allah karena dosa merusak relasi Allah dengan manusia yang tidak lagi menginginkan Allah menjadi pusat hidupnya. Ciptaan yang seharusnya hidup mengikuti aturan main Sang Pencipta malah ingin mengatur Sang Pencipta sesuai dengan keinginannya. Manusia telah memberontak kepada Allah sehingga layak dihukum. Konsekuensi dosa adalah maut. Usaha manusia untuk membenarkan diri dan kembali kepada Allah melalui perbuatan baik, moralitas, dan agama tidak bisa meniadakan konsekuensi dosa, karena Allah menuntut kesempurnaan. Syukurlah bahwa Allah, Allah tidak hanya mengutus para nabi untuk menyatakan kasih dan keadilan-Nya, tetapi Allah sendiri—hadir ke dalam dunia melalui Yesus Kristus untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia berdosa.

Tuhan Yesus datang untuk memulihkan kembali relasi antara manusia dengan Allah yang telah rusak. Apakah relasi Anda dengan Allah telah pulih? Apakah kehadiran Allah dalam hidup Anda telah memberi kepuasan terbesar, sehingga Anda menginginkan Allah lebih dari apa pun atau siapa pun yang ada di dunia ini? Perkataan “Allah menyelamatkan manusia dari dosa” berarti bahwa Allah memulihkan relasi dengan manusia yang sebelumnya telah rusak, sehingga manusia dapat mengalami Allah—sumber kepuasan hidup sejati—dan memuliakan Dia. [FL]

Pemulihan Relasi

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 1

Injil Matius dimulai dengan silsilah Yesus Kristus, mulai dari Abraham sampai Yusuf. Silsilah ini memaparkan bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat Perjanjian Lama tentang Sang Mesias sebagai keturunan Daud (Lihat 2 Samuel 7:12 – Nubuat dalam ayat ini mempunyai dua penggenapan, yaitu penggenapan saat itu pada diri raja Salomo serta penggenapan menyangkut masa depan pada diri Yesus Kristus). Matius juga mengungkapkan bahwa Tuhan Yesus menggenapi nubuat tentang kelahiran Sang Mesias dari seorang perawan (Kata yang diterjemahkan sebagai “perempuan muda” dalam Yesaya 7:14 berarti perempuan muda secara umum. Akan tetapi, menurut tradisi, kata itu menunjuk kepada seorang “perawan”). Dalam Injil Matius, disebutkan bahwa Tuhan Yesus lahir dari rahim Maria, seorang perawan yang telah bertunangan dengan Yusuf dan yang menjaga keperawanannya sampai Yesus Kristus lahir (1:25).

Mengapa Tuhan Yesus datang ke dalam dunia? Malaikat berkata, “... karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Matius 1:21). Dosa merupakan masalah serius bagi Allah karena dosa merusak relasi Allah dengan manusia yang tidak lagi menginginkan Allah menjadi pusat hidupnya. Ciptaan yang seharusnya hidup mengikuti aturan main Sang Pencipta malah ingin mengatur Sang Pencipta sesuai dengan keinginannya. Manusia telah memberontak kepada Allah sehingga layak dihukum. Konsekuensi dosa adalah maut. Usaha manusia untuk membenarkan diri dan kembali kepada Allah melalui perbuatan baik, moralitas, dan agama tidak bisa meniadakan konsekuensi dosa, karena Allah menuntut kesempurnaan. Syukurlah bahwa Allah, Allah tidak hanya mengutus para nabi untuk menyatakan kasih dan keadilan-Nya, tetapi Allah sendiri—hadir ke dalam dunia melalui Yesus Kristus untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia berdosa.

Tuhan Yesus datang untuk memulihkan kembali relasi antara manusia dengan Allah yang telah rusak. Apakah relasi Anda dengan Allah telah pulih? Apakah kehadiran Allah dalam hidup Anda telah memberi kepuasan terbesar, sehingga Anda menginginkan Allah lebih dari apa pun atau siapa pun yang ada di dunia ini? Perkataan “Allah menyelamatkan manusia dari dosa” berarti bahwa Allah memulihkan relasi dengan manusia yang sebelumnya telah rusak, sehingga manusia dapat mengalami Allah—sumber kepuasan hidup sejati—dan memuliakan Dia. [FL]

Berkumpul Mendengarkan Firman Allah! (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Kisah Para Rasul 10:19-48

Kisah Kornelius dalam Kisah Para Rasul 10 ini amat menarik. Kornelius adalah orang non-Yahudi yang menganut agama Yahudi. Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah (10:2). Karena diperintah oleh Allah (melalui seorang malaikat) untuk mengundang Rasul Petrus datang ke rumahnya (10:5), Kornelius mempersiapkan penyambutan terhadap kedatangan Rasul Petrus dengan mengundang sanak saudara dan sahabat-sahabatnya (10:24). Saat Rasul Petrus menyampaikan khotbah, Roh Kudus bekerja (10;44), sehingga berita Injil tentang Yesus Kristus disambut dengan hati terbuka. Semua orang yang mendengar khotbah Rasul Petrus merespons dengan mempercayai berita Injil, sehingga Rasul Petrus merasa telah tiba saatnya untuk melakukan pembaptisan massal (10:47).

Mengadakan acara untuk berkumpul bersama merupakan kebiasaan berbagai suku di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Di Indonesia, umum terjadi bahwa banyak orang berkumpul dalam sebuah rumah untuk melakukan bermacam-macam kepentingan, antara lain untuk mengadakan perayaan ulang tahun, pernikahan, peringatan kematian, mengucap syukur untuk rumah baru, dan berbagai keperluan lain. Apa yang dilakukan oleh Kornelius itu merupakan teladan bagi kita bahwa acara kumpul bersama bisa membuka kesempatan untuk menyampaikan berita Injil. Tidak mudah mengundang orang untuk datang ke gereja. Mengundang orang untuk datang ke rumah lebih mudah karena hal itu merupakan hal yang wajar. Oleh karena itu, bila Anda memiliki kerinduan untuk memberitakan Injil Yesus Kristus, salah satu cara yang bermanfaat adalah dengan menyelenggarakan acara syukuran di rumah Anda.

Apakah Anda memiliki keterbukaan hati seperti Kornelius dalam menyambut berita Injil? Apakah Anda pernah memanfaatkan kesempatan kumpul bersama untuk keperluan pemberitaan Injil? Mengundang orang datang untuk acara syukuran merupakan salah satu cara yang efektif untuk memberitakan Injil. Tentu saja ada berbagai cara lain yang bisa dilakukan untuk memberitakan Injil. Kita perlu mengembangkan kreativitas dan kepekaan terhadap kehendak Allah dalam hidup kita. Bila Anda memiliki kerinduan untuk menjadi alat guna dipakai bagi pekerjaan Tuhan, pikirkanlah apa yang dapat Anda lakukan secara konkrit dan rencanakanlah pelaksanaannya. [P]

Mata Air yang Memancar Terus (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Yohanes 4:1-42

Kisah pertemuan Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria dalam Yohanes 4 memperlihatkan bahwa kehadiran Tuhan Yesus merupakan jawaban terhadap berbagai keperluan khusus manusia. Perempuan Samaria yang bertemu dengan Tuhan Yesus ini adalah perempuan yang hidupnya bergelimang dengan dosa. Dosa bisa memberi kesenangan sesaat, tetapi tidak bisa memberikan kebahagiaan yang bertahan lama. Dosa tidak mungkin memberi kepuasan. Dalam kondisi semacam itu, Tuhan Yesus menawarkan “air hidup” yang akan memberikan kepuasan. Ada kemungkinan bahwa gaya hidup perempuan itu telah membuat retak banyak rumah tangga. Setelah bertemu Tuhan Yesus, kehidupan perempuan Samaria itu berubah. Sebagai seorang yang hanya memikirkan kepentingan sendiri, ia malu berjumpa dengan orang lain. Akan tetapi, perjumpaan dengan Tuhan Yesus—Sang Mesias—telah mengubah hidupnya. Dari seorng pemalu yang hanya memperhatikan kepentingan sendiri, dia berubah menjadi seorang yang amat bersemangat menceritakan pertemuannya dengan Sang Juruselamat. Setelah keperluan rohaninya terpenuhi melalui perjumpaannya dengan Tuhan Yesus, perempuan itu lupa dengan tujuan kedatangannya untuk mengambil air. Dia meninggalkan tempayannya di dekat sumur dan lari ke kota untuk menceritakan perjumpaannya dengan Tuhan Yesus.

Pernahkah Anda mengalami perubahan hidup yang disebabkan oleh perjumpaan Anda dengan Tuhan Yesus? Apakah Anda pernah mengalami sukacita meluap yang disebabkan oleh perjumpaan Anda dengan Tuhan Yesus, yang membuat Anda melupakan kepentingan Anda sendiri, dan membuat Anda bersemangat menceritakan tentang apa yang telah Anda alami melalui perjumpaan dengan Tuhan Yesus itu? Tahukah Anda bahwa Tuhan Yesus adalah Terang hidup bagi mereka yang hidup dalam kegelapan rohani? Tahukah Anda bahwa Tuhan Yesus adalah Air Hidup dan Roti Hidup bagi mereka yang kehausan dan kelaparan secara rohani? Tahukah Anda bahwa hanya Tuhan Yesus yang dapat memberikan damai sejahtera kepada mereka yang hidupnya penuh kegelisahan? Bila Anda mengalami kekosongan secara rohani, datanglah kepada Tuhan Yesus dan mintalah Dia mengubah hidup Anda, sehingga hidup Anda menjadi berarti. Bila Anda telah memiliki pengalaman yang nyata bersama dengan Tuhan Yesus, Anda memiliki sesuatu untuk dibagikan kepada orang lain. [P]