Kamu Harus Dilahirkan Kembali (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Yohanes 3:1-21

Apa yang terjadi saat seorang pemimpin agama Yahudi bernama Nikodemus menemui Tuhan Yesus merupakan sesuatu yang mengagetkan. Terhadap perkataan Nikodemus yang bernada pujian, Tuhan Yesus tidak memberi tanggapan, malahan Dia mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Perkataan ini mengagetkan karena Nikodemus adalah seorang pemimpin agama Yahudi yang sudah pasti memahami dan taat kepada hukum Taurat. Ternyata bahwa pengetahuan tentang Kitab Suci (Perjanjian Lama) dan ketaatan terhadap peraturan Taurat tidak bisa menjamin bahwa seseorang pasti masuk ke surga (3:3, melihat Kerajaan Allah). Yang bisa menjamin bahwa seseorang pasti masuk ke surga adalah bila orang itu sudah dilahirkan kembali. Orang yang sudah dilahirkan kembali adalah orang yang sudah dilahirkan dari air dan Roh (3:5). Karena 3:6-8 merupakan tambahan penjelasan dari 3:5, maka dapat diduga bahwa dilahirkan dari air menunjuk kepada kelahiran jasmani (dilahirkan secara daging) dan dilahirkan dari roh merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus di dalam diri seseorang. Penjelasan Tuhan Yesus selanjutnya menunjukkan bahwa melihat atau masuk ke dalam Kerajaan Allah itu sama dengan memperoleh hidup yang kekal dan bahwa persyaratan memperoleh hidup yang kekal adalah percaya kepada Tuhan Yesus, khususnya percaya (beriman) terhadap karya keselamatan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib (3:15-16).

Apakah Anda sudah dilahirkan kembali? Orang yang sudah dilahirkan kembali adalah orang yang hidupnya sudah diperbarui melalui pekerjaan Roh Kudus di dalam dirinya, sehingga ia menjadi ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17). Mustahil bila seseorang yang sudah dilahirkan kembali tidak mengalami perubahan hidup. Perubahan hidup pasti terwujud saat Roh Kudus berdiam di dalam diri orang percaya. Apakah Anda sudah mengalami perubahan hidup sehingga Anda bisa meyakini bahwa diri Anda telah dilohirkan kembali oleh pekerjaan Roh Kudus? Bila Anda sudah mengalami perubahan hidup, maka Anda memiliki pengalaman yang bisa dibagikan kepada orang lain. Dengan menceritakan pengalaman tersebut, secara otomatis Anda telah menjadi saksi bagi pekerjaan Allah di dalam Kristus. Bacalah Bacaan Alkitab hari ini sekali lagi sebagai bekal untuk bersaksi tentang Kristus. [P]

Membawa Orang kepada Kristus (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Yohanes 1:35-51

Langkah pertama untuk menjalankan Amanat Agung Kristus adalah membawa orang kepada Kristus. Langkah ini kita sebut sebagai penginjilan. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Yohanes—yang disebut sebagai Yohanes Pembaptis—memberi tahu dua orang muridnya tentang Tuhan Yesus dengan mengatakan, “Lihatlah Anak domba Allah!” Usaha Yohanes Pembaptis ini membuat kedua muridnya kemudian beralih menjadi murid Tuhan Yesus. Salah seorang dari kedua orang itu, yaitu Andreas, bertemu dengan saudaranya (yaitu Simon Petrus) dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Itulah dua contoh penginjilan pada zaman Tuhan Yesus.

Pada zaman ini, memperkenalkan orang lain kepada Kristus tidak sesederhana kedua contoh di atas karena Kristus tidak lagi hadir secara fisik di bumi. Membawa seseorang kepada Kristus pada zaman ini berarti memberi penjelasan tentang Kristus. Hal terpenting yang perlu dijelaskan tentang Kristus adalah berita tentang kematian-Nya untuk menebus dosa manusia dan tentang kebangkitan-Nya yang menunjukkan bahwa Kristus memiliki kuasa atas kematian (bandingkan dengan 1 Korintus 15:3-4). Dalam pelaksanaan penginjilan pada zaman ini, bila kita belum terampil memberi penjelasan tentang Tuhan Yesus secara langsung, kita bisa mengikuti pelatihan di gereja (bila ada), atau kita bisa memperkenalkan orang yang menjadi sasaran penginjilan kepada orang yang mengerti cara menyampaikan berita Injil atau kepada rohaniwan setempat. Bila suatu saat, gereja Anda menyelenggarakan kebaktian penginjilan, kebaktian itu merupakan sarana yang bisa membantu kita untuk memperkenalkan seseorang kepada Yesus Kristus.

Tindakan Andreas memperkenalkan Simon Petrus kepada Yesus Kristus itu merupakan teladan untuk kita contoh pada masa kini. Tindakan memperkenalkan seseorang kepada Kristus itu biasa disebut sebagai gerakan Andreas. Apakah Anda pernah mendengar tentang “Gerakan Andreas” di gereja Anda. Bila di gereja Anda belum pernah ada “Gerakan Andreas”, Anda bisa mengusulkannya kepada gereja Anda saat gereja Anda hendak menyelenggarakan kebaktian penginjilan. Bila di gereja Anda belum pernah ada pelatihan penginjilan, Anda bisa juga mengusulkannya. Perlu diingat bahwa “Gerakan Andreas” ini perlu diiringi dengan gerakan untuk berdoa. Apakah Anda pernah berdoa agar bisa membawa orang lain kepada Kristus? [P]

Memahami Amanat Agung (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 28:16-20

Misi Allah untuk dunia jelas tertampil dalam pesan Tuhan Yesus yang terakhir kepada murid-murid-Nya, yang biasa kita kenal sebagai Amanat Agung Kristus (Matius 28:18-20). Amanat adalah pesan atau perintah yang umumnya diberikan oleh orang yang posisinya dianggap lebih tinggi atau lebih terhormat bila dibandingkan dengan si penerima amanat. Amanat Tuhan Yesus disebut Amanat Agung karena Sang Pemberi amanat adalah Pemegang Kekuasaan Tertinggi dalam alam semesta ini. Selain itu, amanat ini disebut Amanat Agung karena jangkauannya adalah semua bangsa (seluruh dunia).

Pemahaman tentang jangkauan Amanat Agung yang mencakup semua bangsa (seluruh dunia) sering direduksi (dikurangi) oleh orang Kristen (gereja) menjadi hanya tertuju kepada suku tertentu di lokasi terdekat, bahkan banyak orang Kristen (gereja) yang sama sekali tidak pernah memikirkan Amanat Agung Kristus . Walaupun tidak secara terang-terangan menolak untuk melaksanakan Amanat Agung, banyak orang Kristen (gereja) yang menolak secara pasif, yaitu dengan tidak pernah membicarakan (apalagi melaksanakan) Amanat Agung. Apakah Anda atau gereja Anda pernah terlibat dalam memperbincangkan usaha melaksanakan Amanat Agung ini?

Pemahaman tentang Amanat Agung juga sering direduksi menjadi sekadar penginjilan yang bersifat “tabrak-lari”, artinya penginjilan yang berupa penyampaian berita, kemudian tidak peduli lagi dengan hasilnya (tidak disertai dengan tindak lanjut). Walaupun penginjilan yang bersifat “tabrak-lari” ini kadang-kadang “terpaksa” dilakukan (karena tidak meungkinkan untuk melakukan tindak lanjut), Amanat Agung Tuhan Yesus lebih dari sekadar amanat untuk menginjili karena amanat ini adalah amanat untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus, dengan cara membaptis (tugas ini biasa dilakukan oleh lembaga gereja) dan mengajar orang yang dimuridkan untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Tuhan Yesus.

Pelaksanaan Amanat Agung ini perlu dilakukan dengan 3 komponen, yaitu doa, daya (tindakan), dan dana. Apakah doa Anda dan gereja Anda telah menerobos batas-batas kesukuan dan kedaerahan? Apakah Anda dan gereja Anda telah mengusahakan keterlibatan dalam melaksanakan Amanat Agung ini? Apakah Anda dan gereja Anda telah mengalokasikan dana untuk ikut menjangkau seluruh dunia? [P]

Berkat Allah Juga bagi Orang Jahat! (Renungan Misi)

Bacaan Alkitab hari ini:

Yunus 1:1-3; 3:1-10; 4:1-11

Dosa penduduk kota Niniwe yang telah melampaui batas membuat Allah mengutus Nabi Yunus untuk mengumumkan rencana datangnya hukuman Tuhan kepada penduduk kota Niniwe (1:1-2; 3:1-4). Nabi Yunus tahu jelas bahwa penduduk kota Niniwe—yaitu bangsa Asyur—adalah sumber ancaman yang amat berbahaya bagi bangsa Israel. Oleh karena Nabi Yunus sangat mencintai bangsa Israel, ia memilih untuk menentang perintah TUHAN dan melarikan diri ke Tarsis (menjauh dari kota Niniwe). Ia menginginkan agar rencana penghukuman itu segera dilaksanakan saja. Sebagai seorang nabi, Yunus tahu jelas bahwa Allah itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, sehingga Allah mudah merasa kasihan dan bisa membatalkan rencana penghukumannya bila penduduk Niniwe bertobat (4:2). Itulah yang membuat Nabi Yunus menolak untuk memperingatkan penduduk Niniwe akan rencana datangnya hukuman TUHAN. Pasal 3 menjelaskan bahwa dugaan Nabi Yunus ini memang benar: Allah membatalkan rencana penghukuman kepada penduduk Niniwe karena mereka bertobat. Pembatalan hukuman ini sangat mengesalkan hati Yunus (4:1).

Pesan apakah yang hendak disampaikan penulis kitab Yunus kepada para pembacanya? Pesan penulis jelas, yaitu bahwa Allah mengasihi semua bangsa, bukan hanya bangsa Israel, tetapi juga termasuk bangsa Asyur (penduduk kota Niniwe) yang amat jahat. Bila Allah tidak mengasihi bangsa Asyur, bangsa itu akan dihukum tanpa peringatan lagi. Sebagian pembaca kitab Yunus—yang adalah orang Kristen—mencibirkan bibir terhadap Nabi Yunus saat membaca kisah ini. Akan tetapi, tanpa disadari, banyak orang Kristen melakukan hal yang sama. Bila kita jujur kepada diri sendiri, apakah orang Kristen (gereja) pada masa kini sadar akan tanggung jawab untuk memberitakan Injil kepada mereka yang belum mengenal keselamatan di dalam Yesus Kristus dan sedang berbaris menuju ke neraka? Bukankah kadang-kadang kita beranggapan bahwa orang-orang yang belum mengenal Kristus itu terlalu jahat dan sudah pantas mendapat hukuman Allah? Apakah kita menyadari bahwa mereka yang menjadi sumber ancaman bagi orang Kristen juga merupakan objek dari kasih Allah? Allah mengasihi semua orang dari semua suku bangsa, tetapi apakah orang Kristen (gereja) memiliki hati yang sama dengan hati Allah? Apakah Anda—sebagai pribadi dan sebagai gereja—memiliki beban untuk mendoakan mereka? [P]

Rencana Allah Tak Mungkin Gagal

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 15-16

Walaupun janji Allah untuk memberikan tanah Kanaan kepada Abraham telah semakin nyata, Abraham harus menunggu waktu yang ditetapkan Tuhan. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara memperoleh tanah itu sementara tanah itu masih dimiliki bangsa lain? Janji Allah tergantung kepada apakah Abraham mempunyai anak atau tidak. Untuk menjadi sebuah bangsa yang besar, Abraham harus memiliki keturunan. Pada zaman itu, orang yang tidak memiliki anak bisa mengadopsi anak untuk dijadikan ahli waris. Abraham berkata bahwa Eliezer akan menjadi ahli warisnya (15:2-3). Namun, Allah meyakinkan Abraham bahwa anak kandungnyalah yang akan menjadi ahli warisnya. Masalahnya, Allah belum menjelaskan bahwa Sara yang akan melahirkan anak untuk Abraham. Tidak mengherankan bila di pasal 16, Sara masih menyangka bahwa mungkin Abraham akan memiliki anak kandung sendiri melalui Hagar (hamba Sara). Ketika Sara memberikan Hagar kepada Abraham supaya Abraham menghampirinya, Abraham tidak protes (16:1-3). Di pasal 17, Abraham masih berpikir bahwa Ismael (anak kandung yang diperolehnya dari Hagar), adalah ahli waris (17:18). Namun, Tuhan menegaskan bahwa yang akan menjadi ahli waris Abraham adalah anak yang akan dilahirkan oleh Sara sendiri.

Saat merenungkan Kejadian 13, kita telah mengamati bahwa Abraham tidak menganggap Lot sebagai penghalang untuk menerima Tanah Kanaan sebagai tanah pusaka. Di pasal 16 ini, Abraham melihat bahwa kemandulan istrinya adalah penghalang bagi dia untuk memiliki keturunan dan menjadi bangsa yang besar kelak. Setelah Ismael lahir, Abraham dan istrinya mengira bahwa penghalang berkat mereka telah diangkat. Padahal, Ismael sebenarnya adalah penghalang bagi Abraham untuk menerima penggenapan janji Allah bagi keluarganya. Apa yang diusahakan oleh Abraham dan Sara dalam kedua pasal ini telah menimbulkan masalah, khususnya bagi Abraham, untuk menerima penggenapan janji Allah. Akan tetapi, Allah begitu murah hati sehingga Ia tetap memberkati dengan menyelesaikan masalah mereka. Bagi Allah, tidak ada masalah yang terlalu sulit untuk diselesaikan. Tidak ada seorang pun yang dapat menggagalkan rencana Allah. Apakah Anda percaya bahwa Allah sedang menggenapi rencana-Nya untuk membawa Anda kepada hidup yang berbahagia kelak? [Sung]

Mengikuti Agenda Allah

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 14

Pasal 14 berkaitan dengan pasal 13 dalam hal perjanjian Allah dengan Abraham. Allah telah berjanji untuk memberi tanah kepada Abraham, tetapi bagaimana realisasinya? Amrafel (raja Sinear), Ariokh (raja Elasar), Kedorlaomer (raja Elam), dan Tideal (raja Goyim) sedang memperluas daerah jajahan mereka dengan merebut beberapa daerah lain, termasuk daerah Sodom, tempat Lot tinggal. Walaupun Abraham tidak senang berperang, Abraham mengerahkan orang-orangnya yang terlatih untuk mengalahkan empat raja itu demi menyelamatkan Lot dan keluarganya. Perhatikan bahwa Abraham mempunyai 318 orang terlatih yang lahir di rumahnya dan ia juga memiliki sekutu dari pihak lain (14:24). Setelah memenangkan peperangan, Abraham memiliki kesempatan untuk memperoleh kekuasaan atas bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain, kesempatan untuk memiliki tanah sudah ada di depan mata. Akan tetapi, apakah Allah menghendaki cara demikian untuk memberikan tanah pusaka kepada Abraham? Jelas bahwa jawabannya adalah “tidak.”

Abraham bertemu dengan Melkisedek, raja Salem. Kemungkinan, sebutan “Salem” menunjuk kepada Yerusalem kuno. Melkisedek menjalin hubungan damai dengan Abraham dan Abraham mengungkapkan ketundukannya kepada Melkisedek dengan memberi persembahan persepuluhan kepadanya. Raja Sodom hendak memberikan harta benda hasil jarahan kepada Abraham, tetapi Abraham menolaknya agar Raja Sodom tidak bisa berkata bahwa ia telah memperkaya Abraham. Penolakan Abraham kepada tawaran raja Sodom menunjukkan bahwa ia bergantung kepada Allah, bukan kepada pemberian manusia, untuk bisa membuat dirinya kaya, ternama, dan menjadi bangsa yang besar. Saat itu, Abraham memiliki kesempatan untuk menguasai Kanaan dan Sodom dengan kekuatan militernya. Satu hal yang sangat jelas adalah bahwa janji Allah kepada Abraham semakin bertambah nyata. Walaupun saat itu Abraham belum memiliki tanah pusaka, ia yakin bahwa keturunannya akan memiliki tanah pusaka.

Abraham tunduk kepada rencana dan waktu Allah untuk memperoleh janji Allah. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mengikuti agenda Anda sendiri atau Anda rela dengan sabar mengikuti agenda Allah? Apakah Anda bersandar kepada pengertian Anda sendiri atau kepada Allah? [Sung]

Janji Allah Semakin Jelas

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 13

Allah memberkati Abraham dengan memberinya amat banyak ternak. Agar dapat menemukan makanan yang cukup buat ternak mereka, ia dan keponakannya berpisah. Sejak dipanggil keluar dari Ur-Kasdim, Abraham telah berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan (13:3). Inilah ciri kehidupan penggembala ternak. Bila makanan di suatu tempat sudah tidak mencukupi bagi ternak mereka, mereka akan pindah ke tempat lain. Mereka perlu berhati-hati agar tidak memasuki tanah penggembalaan orang lain. Perhatikan bahwa fokus utama pasal ini bukanlah tentang tempat-tempat apa saja yang pernah disinggahi oleh Abraham, melainkan perpisahan Antara Abraham dengan Lot. Tanah Kanaan hanya memiliki sedikit air dan tanah rerumputan, sehingga tidak mencukupi bagi keperluan ternak Abraham dan Lot. Oleh karena itu, mau tidak mau, mereka harus berpisah. Lot memutusan untuk pergi ke sebelah timur, ke Lembah Yordan, sebab di sana banyak air (13:10-11). Lembah Yordan terletak di luar Tanah Kanaan. Dengan begitu, Tanah Kanaan ditinggalkan buat Abraham sendirian. Setelah Lot meninggalkan Tanah Kanaan, Tuhan memberikan Tanah Kanaan kepada Abraham (13:14-17). Lot berkemah di dekat Sodom, sedangkan Abraham berkemah di dekat Hebron. Hebron adalah kota yang penting karena kota itu adalah ibu kota kerajaan Kanaan saat itu.

Tindakan Abraham membiarkan Lot memilih lebih dulu tempat untuk tinggal menunjukkan bahwa Abraham tidak menganggap Lot sebagai ancaman bagi terpenuhinya janji Allah. Jelas bahwa Lot meninggalkan Tanah Kanaan berdasarkan pilihannya sendiri, bukan karena diusir oleh Abraham. Dengan menyingkirnya Lot ke dekat kota Sodom, Allah bisa memberikan seluruh Tanah Kanaan kepada Abraham serta keturunannya, dan Abraham tidak perlu berbagi tanah pusaka dengan Lot dan keturunannya. Kita percaya bahwa Allah campur tangan dalam keputusan Lot yang memilih untuk meninggalkan tanah Kanaan. Perjanjian Allah dengan Abraham berkembang semakin jelas dalam pasal ini ketika Allah berkata bahwa Abraham akan mendapat tanah pusaka (13;14-17). Allah kita luar biasa! Ia menyingkirkan penghalang bagi Abraham untuk memiliki seluruh Tanah Kanaan. Allah juga dapat menyingkirkan segala penghalang berkat agar rencana-Nya tergenapi di dalam hidup Anda. Apakah Anda beriman kepada-Nya? [Sung]

Apakah Anda Bersedia untuk Taat?

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 12

Silsilah singkat mengenai keturunan Sem di 11:10-26 memberi informasi bahwa Allah melanjutkan berkat-Nya kepada manusia, yaitu bahwa manusia terus bertambah banyak dan memenuhi bumi. Nama Terah diperkenalkan di pasal 11. Menurut Yosua 24:2, Terah adalah penyembah allah lain. Pembangunan menara Babel yang puncaknya sampai ke langit dan Terah yang disebut sebagai penyembah allah lain menunjukkan bahwa dosa telah merusak konsep manusia tentang Allah yang sejati. Kerusakan konsep manusia tentang Allah ini tercermin dalam peristiwa pembangunan menara Babel. Sekalipun demikian, Allah tetap mengasihi manusia. Dalam bacaan Alkitab hari ini, Allah memanggil Abraham untuk keluar dari daerah Babilonia dan pergi ke negeri yang akan ditunjukkan Allah kepadanya. Melalui Abraham. Allah akan memberkati semua bangsa. Perhatikan bahwa bukan Abraham yang akan memberkati bangsa-bangsa lain, melainkan Allah yang akan memberkati bangsa-bangsa lain di dunia ini melalui Abraham. Karena Sarai diperkenalkan sebagai seorang yang mandul (11:30), bagaimana mungkin Abraham memiliki keturunan dan bisa menjadi bangsa yang besar? Informasi kemandulan Sarai itu melatarbelakangi pemberian janji Allah kepada Abraham dan respons Abraham yang berdasarkan iman.

Allah berjanji bahwa Ia akan mengganti apa pun yang ditinggalkan oleh Abraham: Pertama,Abraham harus meninggalkan tanah kelahirannya, dan Allah menjanjikan tanah yang baru. Kedua,Abraham harus meninggalkan sanak saudaranya, dan Allah akan membuat keluarga Abraham menjadi bangsa yang besar. Ketiga, Abraham harus meninggalkan rumah bapanya dan Allah akan memberkati dia, dan Abraham akan menjadi berkat. Melalui Abraham, Allah memberkati semua bangsa. Kita mungkin bertanya, mengapa Allah membuat perjanjian dengan Abraham? Pertama, Allah membuat perjanjian agar Abraham dan keturunannya dapat terus-menerus berhubungan dengan Allah. Kedua, Allah membuat perjanjian karena Ia hendak menghadirkan Juru Selamat untuk menyelesaikan masalah dosa. Abraham bersedia menerima perjanjian yang dibuat Allah dan ia bersedia menaati Allah. Perjanjian ini tidak menyelamatkan Abraham, tetapi perjanjian ini memperlihatkan penebusan Allah kepada Abraham dan keturunannya. Jika Anda adalah Abraham, apakah Anda bersedia mengikuti permintaan Allah? [Sung]

Pemulihan Ayub

Bacaan Alkitab hari ini:

Ayub 42

TUHAN menegur Ayub, tetapi Dia tetap lebih menghargai Ayub ketimbang ketiga temannya (Elifas, Bildad, dan Zofar) yang telah menyerang Ayub secara membuta. Perintah TUHAN kepada Elifas dan kedua temannya untuk meminta Ayub mendoakan mereka agar murka TUHAN terhadap diri mereka surut (42:7-8) menunjukkan bahwa adanya penderitaan bukanlah pertanda dari adanya murka TUHAN terhadap diri seseorang. Bila Anda lebih makmur atau lebih kaya ketimbang orang lain, tidak berarti bahwa TUHAN lebih berkenan terhadap diri Anda ketimbang terhadap orang yang sedang menderita. Kita tidak selalu bisa mengerti kebijakan TUHAN terhadap umat-Nya. Yang menentukan apakah TUHAN berkenan terhadap diri kita atau tidak bukanlah keadaan fisik kita, melainkan keadaan rohani kita (sikap kita terhadap TUHAN). Setelah melewati pengalaman hidup yang menyakitkan yang membuat Ayub dapat berkata kepada TUHAN, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau,” akhirnya TUHAN memulihkan keadaan Ayub. Kekayaannya menjadi dua kali lipat dibandingkan kekayaannya semula. Dia mendapat kembali tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan (sama dengan jmlah anak-anaknya yang telah meninggal). Dia meninggal dalam usia lanjut sampai bisa melihat anak dan cucu sampai keturunan keempat. Pemulihan keadaan Ayub ini menunjukkan bahwa Allah berkenan kepada Ayub karena Ayub tidak sampai mengutuki Allah saat berada di puncak penderitaan.

Apakah saat ini Anda sedang mengalami penderitaan? Ingatlah bagaimana Ayub bertahan saat menghadapi penderitaan! Mungkin Anda tidak akan pernah mengerti mengapa Allah membiarkan Anda menderita. Allah tidak pernah menjelaskan kepada Ayub mengapa Ayub menderita, dan mungkin saja Allah juga tidak pernah menjelaskan kepada Anda mengapa Dia membiarkan Anda menderita. Sekalipun demikian, kita harus mempertahankan iman saat sedang menderita. Sesudah penderitaan berakhir, kita akan memperoleh kelegaan, entah saat kita hidup di dunia ini atau di dunia yang akan datang (bandingkan dengan Yakobus 5:11). Bila Anda tidak bertekun untuk mempertahankan iman, mungkin saja Anda bukan hanya menderita saat ini, tetapi Anda juga akan menderita di dunia yang akan datang! [P]

Sumber Segala Berkat dan Kebahagiaan (Tahun Baru Imlek)

Bacaan Alkitab hari ini:

Mazmur 16

Imlek adalah hari raya utama dalam tradisi budaya Tionghoa. Bagi orang Tionghoa, Imlek bertepatan dengan pergantian musim dari musim dingin ke musim semi, saat bumi dan segala isinya mengalami pemulihan. Pada musim semi, tumbuh-tumbuhan kembali bermekaran. Masa menabur dan masa panen berulang kembali. Segala yang dianggap “sial” di tahun sebelumnya telah berlalu. Semua yang lama tersingkir. Di tahun yang baru, muncullah harapan baru. Dengan harapan akan memperoleh berkat di tahun yang baru, semua orang saling memberi salam dan mengucapkan kata-kata berkat setiap kali bertemu dengan sesama di hari raya Imlek. Harapan dan berkat tahun baru diungkapkan dengan pelbagai kebiasaan dan upacara yang khas di setiap daerah. Selama perayaan Imlk, orang tua sangat pantang terhadap istilah yang berkaitan dengan “mati”. Penyembelihan hewan serta memecahkan barang tidak diizinkan karena hal tersebut dianggap tidak menguntungkan dan merupakan pertanda buruk. Namun, terlepas dari apa pun pandangan terhadap ritual kebudayaan yang ada, pengharapan orang Kristen tentang “berkat serta kebahagiaan” tidak berkaitan dengan pantangan pada hari raya serta upacara tradisi. Berkat serta kebahagiaan orang Kristen hanya terletak pada iman kepercayaan kita kepada Allah.

Mazmur 16 adalah Mazmur yang ditulis oleh Daud di padang gurun Zif saat nyawanya terancam oleh Saul. Walaupun terkungkung di bawah kondisi yang sangat sulit, Daud tetap bersandar pada Allah, sehingga ia bisa bersukacita dalam kesusahan serta menyakini bahwa Allah akan “memberitahukan kepadaku jalan kehidupan” (16:11a) yang meluputkan dia dari maut. Dari mana kita mengetahui jalan kehidupan itu? Bagaimana orang Kristen dapat bersandar pada Allah untuk mewujudkan berkat serta kebahagiaan hidup? Pertama, kita harus memandang ke atas, yaitu kepada Allah yang menjadi sandaran kita satu-satunya. “Tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!” (16:2b). Kedua,kita harus memandang ke sekeliling kita. Allah menguduskan orang yang takut akan Dia, sehingga kita bisa berkata, “Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku.” (16:3). Ketiga, kita harus memandang ke depan. “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” (16:11). [HXH]