Ratapan 3:24-25“TUHAN adalah bagianku,“ kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.”
Dosa yang Menghanguskanku
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Tawarikh 13:1-14:1
Raja Rehabeam pernah berniat memerangi saudaranya—Israel Utara—dalam usahanya untuk menyatukan kerajaan Israel yang terkoyak. Namun, Tuhan melarang (11:1-4). Larangan tersebut menggenapi nubuatan penghukuman Tuhan terhadap Raja Salomo, yaitu terkoyaknya kerajaan Israel karena Raja Salomo berdosa kepada Tuhan (1 Raja-raja 11:11-13). Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita melihat bahwa keturunan Raja Rehabeam—yaitu Raja Abia—memulai perang terhadap Raja Yerobeam dari Kerajaan Israel Utara (1 Tawarikh 13:3). Penyerangan ini seolah-olah menunjukkan bahwa Raja Abia melanggar perintah Tuhan. Namun, jelas bahwa Raja Abia meyakini keberpihakan dan penyertaan Tuhan kepadanya, dan bahwa akhirnya Raja Abia memenangkan peperangan, padahal jumlah pasukannya hanya setengah jumlah pasukan Raja Yerobeam (13:3-18).
Kita mungkin bertanya, “Mengapa Tuhan mengizinkan Raja Yerobeam dan Kerajaan Utara dikalahkan?” Semula, Yerobeam mendapat janji bahwa Tuhan akan menyertai dan membangun keluarga yang teguh baginya, jika ia hidup sesuai dengan kehendak Tuhan (1 Raja-raja 11:38). Sayangnya, Yerobeam jatuh dalam dosa yang besar. Dalam murka-Nya, Tuhan menghukum Raja Yerobeam. Sebaliknya, “Mengapa Yehuda bisa kokoh?” Penyebabnya adalah karena Yehuda mengandalkan Tuhan, Allah nenek moyang mereka! Dosa bisa meretakkan keluarga serta menghancurkan pelayanan.Renungkanlah betapa banyaknya orang Kristen yang bermain-main dekat api neraka dan berpikir bahwa dirinya cukup aman untuk tidak terbakar! Tanpa sadar, murka Tuhan jatuh atas diri orang seperti itu. Hiduplah dalam kekudusan dan takut akan Tuhan, maka Tuhan akan mengokohkan hidupmu, keluargamu, serta pelayananmu. [PHJ]
Pengkhotbah 5:5
“Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?”
Ampuni Aku yang Mendukakan-Mu!
Saat Dia menundukkan Kepalaku
Cara-Mu Mengubah Hidupku
Bacaan Alkitab hari ini:
2 Tawarikh 9
Pernahkah Anda mengamati cara Anda melakukan hal yang sama selama bertahun-tahun? Misalnya: Tangan mana yang biasanya Anda masukkan lebih dahulu saat mengenakan jas? Tangan mana yang ada di atas saat melipat tangan di depan dada? Cobalah melakukannya dengan cara yang berbeda! Bukankah mengubah kebiasaan itu sulit?
Saat Salomo menjadi raja Israel, ia bisa memilih untuk melakukan segala sesuatu dengan mengikuti cara orang-orang sebelumnya. Akan tetapi, bukan itu yang Salomo pilih. Ia memilih untuk memikirkan ulang semua hal yang sudah biasa dilakukan. Hal yang dilakukan “seperti biasanya” kini dirombak oleh Salomo. Cara melayani, cara duduk, cara berpakaian, serta cara mempersembahkan korban bakaran dilakukan dengan cara baru. Perubahan ini membangkitkan kekaguman dari orang-orang lain yang menyaksikannya, mulai dari Ratu Syeba hingga mencakup seluruh bumi, serta membuat orang-orang itu memuliakan Allah Israel.
Tuhan Yesus melebihi hikmat Salomo (Matius 12:42). Ia tidak mau membiarkan kita hidup biasa-biasa saja. Ia merombak kita agar kita menjadi pengikut-Nya yang hidup semakin baik, mulai dari cara menjalani hidup, cara memandang masalah, cara memilih prioritas, prinsip hidup yang kita pegang, dan sebagainya. Oleh karena itu, hendaklah cara hidup kita yang baru membuat orang lain terpesona dan memuji Tuhan yang sudah mengubah hidup kita. Memulai perubahan pasti berat. Akan tetapi, setelah perubahan itu membawa kita makin dekat dengan Tuhan dan hidup kita menjadi kesaksian bagi orang lain, kita akan bisa mengatakan, “Saya menyukai cara-Mu mengubah hidup saya, Tuhan!” [PHJ]
Galatia 2:20
“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”