Nubuat: Bukti Keunggulan Allah

Yesaya 46

Bel dan Nebo adalah nama dua dewa yang disembah oleh bangsa Babel. Dalam pandangan orang-orang pada masa Perjanjian Lama, kekalahan / kemenangan dalam peperangan mencerminkan kekalahan / kemenangan dewa yang mereka sembah. Dengan demikian, nubuat tentang penaklukan terhadap dewa Bel dan dewa Nebo (46:1) menunjuk kepada penaklukan terhadap bangsa Babel oleh bangsa Persia. Perlu diingat bahwa Nabi Yesaya melayani pada masa kejayaan bangsa Asyur. Saat itu, kerajaan yang paling berkuasa adalah Kerajaan Asyur. Kerajaan Babel dan Kerajaan Persia masih belum muncul sebagai kerajaan adidaya. Oleh karena itu, nubuat Nabi Yesaya ini bukan prediksi (dugaan) yang didasarkan pada analisa kondisi militer dan politik saat itu, melainkan semata-mata merupakan rancangan Allah. Nubuat semacam ini tidak pernah muncul dari mulut para penyembah berhala karena para berhala itu tidak bisa berbicara, tidak bisa berpikir, dan tidak bisa bertindak! Allah Israel sama sekali tidak setara dengan sembahan bangsa-bangsa di luar Israel! Hanya Allah Israel saja yang bisa berkata, "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu. Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak mem-bandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?” (46:3-5).

Tidak ada yang setara dengan Allah! Perkataan Allah itu untuk kita pahami, kita percayai, dan kita taati, tetapi tidak seluruhnya bisa kita mengerti dengan akal. Allah mengerti masa depan, sedangkan kita tidak. Nubuat Allah tentang masa depan itu pasti terjadi, sedangkan dugaan kita tentang apa yang akan terjadi itu bisa salah. Kita perlu memercayai janji Allah bukan karena janji Allah itu masuk akal, melainkan karena Allah yang berjanji itu dapat dipercaya dan dapat melakukan apa pun yang Dia kehendaki. Saat ini, secara manusiawi, kita hidup dalam ketidakpastian. Semua prediksi manusia bisa gagal. Apakah Anda berani tetap memercayai Allah dalam segala kondisi? Apakah Anda berserah kepada Allah dalam menghadapi masa depan? [P]