Yesaya 45
Penting sekali bagi kita untuk meyakini bahwa nubuat dalam kitab Yesaya benar-benar ditulis oleh Nabi Yesaya, sesuai dengan catatan Alkitab. Ada ahli-ahli Perjanjian Lama pada masa kini yang berpendapat bahwa kitab Yesaya ditulis oleh dua atau tiga orang penulis. Pendapat itu didasarkan pada pengagungan terhadap akal dan anggapan bahwa nubuat adalah rekayasa untuk mengagungkan Allah sebagai Penguasa sejarah. Memang, harus kita akui bahwa diperlukan iman untuk bisa memercayai nubuat! Tanpa iman, kita tidak mungkin memercayai bahwa Allah benar-benar merencanakan dan menentukan sejarah. Bacaan Alkitab hari ini menyebut tentang “Koresh”, yaitu raja Persia yang belum lahir pada masa Nabi Yesaya. Koresh adalah “alat” yang dipakai Tuhan untuk mengembalikan umat Yehuda dari pembuangan di Babel. Pembuangan di Babel itu belum terjadi pada masa Nabi Yesaya. Oleh karena itu, nubuat yang kita baca hari ini memperlihatkan bahwa peristiwa pembuangan bangsa Yehuda dan pengembalian ke Tanah Perjanjian membuktikan kuasa Allah dalam menentukan sejarah. Kuasa Allah atas sejarah menunjukkan bahwa Allah Israel itu berbeda dengan berhala-berhala yang tidak bisa berbicara—apa lagi tentang masa depan—dan tidak bisa berbuat apa-apa.
Bila kita meyakini bahwa Allah berkuasa atas sejarah, kita tidak akan dikuasai perasaan risau saat menyaksikan hal-hal yang terjadi dalam hidup kita, termasuk wabah Covid-19 yang sampai saat ini belum teratasi. Bila kita meyakini bahwa Allah berkuasa atas sejarah, kita akan bisa menanti perkembangan wabah Covid-19 ini dengan memercayai bahwa Allah memiliki rencana-Nya sendiri yang saat ini belum bisa kita mengerti secara tuntas. Akan tetapi, kita pun juga harus menyadari bahwa Allah telah menyiapkan pekerjaan baik sebagai tanggung jawab yang harus dikerjakan oleh orang percaya (Efesus 2:10). Memercayai kuasa Allah bukan berarti bahwa kita hanya berpangku tangan saja, melainkan berarti bahwa kita harus menyesuaikan cara hidup kita dengan rencana Allah, bahkan kita harus melaksanakan tanggung jawab yang telah dipersiapkan Allah untuk kita kerjakan. Apakah Anda telah benar-benar menggumuli kehendak Allah bagi kehidupan Anda? Apakah Anda telah menetapkan hati untuk bersedia melakukan apa pun yang menjadi kehendak Allah bagi diri Anda? [P]