Yesaya 66
Umat Allah sejak zaman Perjanjian Lama telah sering salah sangka! Mereka berpikir bahwa setelah mereka membangun rumah Tuhan dan memberi persembahan, Tuhan pasti akan berkenan terhadap diri mereka. Pemikiran tersebut salah! “Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?” (66:1). Bila Allah berkenan untuk berdiam dalam rumah yang dibangun oleh umat-Nya, hal itu merupakan anugerah Allah, bukan jasa kepada Allah. Bila umat Israel dan Yehuda diwajibkan memberikan persembahan korban kepada Allah, persembahan korban itu bukanlah pembayaran yang akan membuat Allah berkenan dan memberkati mereka! Sesungguhnya, yang paling Allah kehendaki adalah ketaatan dan kekudusan hidup, bukan persembahan. Persembahan tanpa disertai ketaatan terhadap firman Allah tidak akan disukai oleh Allah! (66:3-4). Allah justru memandang—untuk memberi penghiburan, tanda bahwa Allah berkenan—kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Nya (66:2). Penghiburan dari Allah ini terwujud secara mendadak, “Sebelum menggeliat sakit, ia sudah bersalin, sebelum mengalami sakit beranak, ia sudah melahirkan anak laki-laki.” (66:7). Bagi bangsa Yehuda, penghiburan yang datang secara mendadak ini terwujud saat Allah menggerakkan Raja Media-Persia untuk membebaskan mereka dari perbudakan di Babel, dan selanjutnya mengizinkan mereka kembali ke Yerusalem untuk membangun Bait Allah. Nubuat ini juga terwujud saat Tuhan Yesus wafat di kayu salib dan kemudian—dalam waktu relatif singkat—sudah ada tiga ribu orang yang menjadi percaya di Yerusalem. Cara kerja Allah ini tak terduga!
Bagi kita saat ini, wabah Covid-19 datang secara mendadak. Akan tetapi, kita juga bisa meyakini bahwa Allah sanggup mengubah keadaan secara mendadak, di luar perhitungan manusiawi. Bukankah perubahan situasi politik di Indonesia pun sering kali bersifat mendadak dan tidak terduga? Bagi seorang beriman, kita perlu sadar bahwa tuntutan Allah yang tidak bisa ditawar adalah ketaatan terhadap kehendak-Nya! Tanggung jawab kita adalah menaati kehendak Allah dan bersandar kepada-Nya. Allah sanggup mengubah keadaan secara tak terduga. Apakah Anda sedang hidup menaati kehendak Allah? [P]