2 Samuel 9
Ada sebuah lagu di era 80-an yang liriknya berbunyi, “Janji-janji tinggal janji, bulan madu hanya mimpi.” Lirik lagu tersebut memperlihatkan bahwa sebuah janji terkadang disepelekan. Adalah sangat mengesalkan bila kita melihat seseorang mengumbar janji, namun tidak menepatinya. Di dunia politik, tidak jarang kita menemukan janji-janji kosong yang bertebaran dalam kampanye seorang calon pemimpin, yang bertujuan menggaet pemilih sebanyak-banyaknya. Sebelum menjadi raja, pada momen perpisahan saat Yonatan menyuruh Daud melarikan diri dari kejaran Raja Saul, Daud bersumpah untuk memenuhi permintaan Yonatan—sahabatnya—bahwa di masa depan, ia akan menyayangi keturunan Yonatan (1 Samuel 20:15-17). Lama sesudah peristiwa itu berlalu, setelah Daud menjadi raja, ia mengingat janjinya kepada Yonatan. Selanjutnya, ia memanggil satu-satunya anak laki-laki Yonatan yang masih hidup yang bernama Mefiboset. Sayangnya, kedua kaki Mefiboset cacat akibat terjatuh saat dibawa melarikan diri oleh pengasuhnya (2 Samuel 4:4). Kondisi terpuruk dan cacat inilah yang membuat Mefiboset secara psikis (kejiwaan) mera-sa inferior (rendah diri). Di hadapan Raja Daud, dia menyamakan dirinya sebagai anjing mati (9:8), suatu ungkapan penghinaan terhadap diri sendiri. Raja Daud—yang menyadari keterpurukan Mefiboset—berusaha mengangkat martabatnya dengan mengembalikan tanah ladang yang menjadi harta milik keluarga Raja Saul kepadanya. Bahkan, Raja Daud mengundang Mefiboset untuk makan semeja dengannya sebagai bentuk penghormatan kepada Yonatan, sekaligus untuk menepati janjinya kepada Yonatan. Janji bagaikan hutang yang harus dilunasi. Demikianlah Daud menepati janjinya kepada Yonatan. Allah pun serius dengan persoalan janji. Walaupun manusia sering menyepelekan janji, justru kesetiaan Allah dibuktikan dengan menepati setiap janji yang diucapkan-Nya. Sebagai seorang Kristen, kita diminta untuk tidak sembarangan berjanji. Lebih-lebih bila kita tahu bahwa kita tidak mungkin bisa menepati janji itu. Meskipun terlihat sepele, salah satu wujud integritas yang bisa terlihat dalam hidup kita adalah apakah kita menganggap serius setiap janji yang kita ucapkan dan kita selalu berusaha menepatinya. Apakah Anda telah membiasakan diri untuk selalu menepati setiap janji yang Anda ucapkan? [FI]