Markus 11:1-11
Sejak permulaan injilnya, Markus menggambarkan Yesus Kristus sebagai seorang raja. Markus tidak memulai injilnya dengan menceritakan kelahiran Yesus Kristus sebagai seorang anak bayi yang tidak berdaya dan ditolak dunia, melainkan sebagai seorang Raja yang kedatangan-Nya didahului oleh seorang utusan bernama Yohanes. Perlu diadakan pengumuman penting sebelum seorang raja datang agar rakyat dapat bersiap diri menyambut kedatangan Sang Raja. Dalam kisah yang kita baca hari ini, Yesus Kristus menunjukkan diri-Nya dalam gambaran yang samar-samar sebagai seorang Raja. Meng-apa samar-samar? Pertama, Ia tidak secara terang-terangan memprok-lamasikan diri-Nya kepada khayalak umum sebagai Mesias yang sedang mereka nanti-nantikan. Kedua, Ia tidak tampil sebagai seorang Raja se-bagaimana umumnya raja dunia dengan segala keglamoran dan kemu-liaan dalam perspektif duniawi (Ia tidak naik kereta kuda, tetapi hanya seekor keledai). Sekalipun demikian, Ia dengan jelas memperlihatkan kemahakuasaan-Nya terhadap segala sesuatu. Ia menggunakan pra-pengetahuan-Nya dan menyuruh murid-murid untuk mengambil seekor keledai muda yang belum pernah ditunggangi orang sebagai tunggang-an saat masuk ke Yerusalem. Sang pemiliki keledai tunduk terhadap perkataan, “Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini.” (11:3). Selain itu, tanpa komando dari siapa pun, banyak orang menggunakan pakaiannya sebagai karpet penyambutan yang dihiasi dengan ranting-ranting hijau disertai dengan seruan: “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!” (11:10). Satu pemandangan yang tidak biasa bagi penyambutan seorang Guru, seorang Penyembuh, seorang Pembuat mujizat, namun bukan seorang raja menurut kamus yang berlaku saat itu. Siapa Yesus yang Anda kenal? Juruselamat pribadi? Sahabat sejati? Guru yang berkharisma? Pembuat mujizat? Penyembuh? Jawaban atas segala permasalahan hidup? Bagaimana dengan gambaran Yesus sebagai seorang Raja yang berkuasa penuh dalam “pemerintahan” hidup Anda? Apakah Anda membiarkan Yesus Kristus menggunakan apa yang Anda punya jika Ia memerlukannya? Apakah Anda memperlakukan Ia sebagai seorang Raja? Bagaimana jika Ia meninjau hidup Anda: Apakah Ia menemukan Anda siap menyambut kedatangan-Nya? [GI Mario Novanno]