Mazmur 20
Persiapan apa yang Anda lakukan untuk menghadapi tantangan besar di depan mata? Jika Anda adalah orang Kristen yang baik, Anda pasti datang kepada Tuhan dan berdoa seperti yang dilakukan oleh Daud. Daud akan menghadapi peperangan. Dia sadar bahwa ia dan pasukannya sangat membutuhkan pertolongan Tuhan. Yang paling ia perlukan bukanlah modal atau aset seperti kereta perang dan kuda yang dicatat dalam ayat 8. Seperti Daud, Anda sepatutnya meminta Tuhan bertindak menolong dan menyertai perjuangan atau usaha Anda.
Yang tidak kalah penting, Anda harus meyakini bahwa Tuhan akan memberi kemenangan (20:6). Jelas bahwa Tuhan dapat memberi-kan kemenangan yang gilang-gemilang (20:7). Kita harus percaya bahwa kemenangan akan diberikan Tuhan jika apa yang kita rencanakan sesuai dengan kehendak-Nya, bukan dilandasi oleh motivasi yang berakar dari dosa. Jangan pernah ragu bahwa Tuhan akan memberi yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Kita memerlukan mata iman untuk melihat bahwa Tuhan akan bertindak bagi anak-anak-Nya.
Penting untuk kita perhatikan bahwa kemenangan bisa jadi tidak melulu berupa pencapaian atau target yang sudah kita rencanakan. Agak tidak biasa kalau kita membaca ayat 2-6. Tidak seperti biasanya, Daud dengan yakin mengimani dan mengamini bahwa Tuhan akan bertindak. Kata “kiranya” memberi kesan “mudah-mudahan.” Akan tetapi, bukan hal itu yang ada di benak Daud. Ayat 2-6 lebih seperti doa berkat yang dipanjatkan untuk menyertai perjuangan menghadapi tan-tangan di depan. kemenangan tercapai saat kita berhasil secara mutlak menaati setiap arahan dan pimpinan Tuhan dalam tiap langkah yang kita ambil. Frasa “orang yang diurapi-Nya” memberikan petunjuk bahwa orang tersebut adalah orang yang akan melakukan kehendak Tuhan. Orang percaya yang semakin dewasa akan semakin pasrah terhadap hasil apa pun yang akan Tuhan berikan (20:10). Bagian kita adalah bahwa kita harus datang kepada Tuhan dan mengandalkan Dia! Kita tidak boleh mengandalkan apa yang melekat pada diri kita, baik uang, pengalaman, keahlian, atau apa pun yang kita pikir menguntungkan posisi kita. Tuhan memang dapat memakai semua itu dalam “peperangan” yang kita hadapi. Akan tetapi, serahkanlah semua itu sebagai alat yang kudus di tangan Tuhan. [MN]