Melihat Allah

Mazmur 19

Apa yang kita pikirkan tentang Allah dalam kaitannya dengan apa—debu tapi juga mahkota ciptaan Tuhan—dan siapa—jati diri, posisi, prestasi, reputasi—diri kita?
Sebelum menjadi raja, Daud adalah seorang gembala. Tentu saja, dia telah terbiasa dengan alam terbuka. Saat Daud beristirahat setelah seharian menjaga domba-dombanya, matanya tertuju pada kemegahan dan keagungan alam ciptaan Tuhan. Padang rumput dan aliran sungai yang segar menjadi sumber sukacita tersendiri baginya dan bagi domba-dombanya. Dia terbuai oleh kemewahan dekorasi alam karya Tuhannya. Sebagai panglima perang, Daud telah terbiasa menjelajah wilayah-wilayah yang harus ia selidiki dengan jeli untuk memastikan keamanan dan kemenangan pasukannya. Pagi, siang, dan malam menjadi sahabat yang mengungkapkan rahasia waktu Tuhan yang tepat yang bisa memberi kemenangan kepadanya. Melalui pengamatan terhadap alam semesta—yang termasuk wahyu umum—Daud melihat kebesaran Tuhan. Bagaimana dengan kita? Bila Anda memiliki kesempatan untuk menjelajah wisata alam, jangan melewatkan waktu hanya untuk sekadar melepas penat dan berekreasi bersama keluarga., tetapi lihatlah kebesaran Tuhan melalui alam ciptaan-Nya!
Yang luar biasa, Daud bukan hanya memuji-muji kebesaran Tuhan yang tercermin melalui alam semesta. Melalui perenungannya, Daud bukan hanya memercayai Taurat Tuhan yang merupakan wahyu khusus, melainkan ia memuji-muji Taurat Tuhan seperti seorang yang sedang memuji-muji kekasihnya. Pernahkah Anda memuji-muji firman Tuhan sampai sanggup menggubah lagu untuk mengungkapkan pujian itu? Daud dapat sampai ke titik ini karena ia sendiri sudah mendapatkan manfaat atau berkat rohani dari perenungannya terhadap hukum Taurat (19:12-14). Baik sebagai gembala—dengan lingkungan yang kasar dan keras—maupun sebagai seorang raja—yang memerlukan sumber hikmat untuk menghadapi godaan dan tantangan—Daud mengarahkan hatinya kepada Tuhan Sang Pencipta alam dan Pewahyu firman. Bagai-mana dengan Anda? Tidak ada kata ‘kebetulan’ dalam kamus orang percaya. Tuhan menempatkan kita pada waktu dan situasi yang tepat sesuai dengan kehendak-Nya bagi anak-anak-Nya. Kiranya Tuhan membuka mata kita! [MN]