Bacaan Alkitab hari ini:
Roma 9:30-10:15
Sikap ekstrem adalah sikap yang diungkapkan melalui tindakan yang melebihi batas kewajaran. Apakah sikap seperti itu sehat? Tentu saja tidak! Segala sesuatu yang melebihi batas kewajaran—walaupun nampak baik—akan menjadi tidak baik, bahkan merugikan. Contohnya, memakan makanan bergizi sangat baik untuk kesehatan, jika kita makan dalam porsi yang wajar dan seimbang. Sebaliknya, jika porsi makan kita melebihi batas kewajaran, akan muncul obesitas yang memunculkan gangguan kesehatan.
Paulus menyinggung sikap ekstrem bangsa Israel serta bangsa-bangsa lain dalam hal hubungan mereka dengan Allah (9:30-33). Bangsa Israel sungguh-sungguh giat bagi Allah, tetapi mereka tidak memiliki pengertian yang benar (10:2). Sikap ekstrem bangsa Israel adalah mengejar hukum yang mendatangkan kebenaran, namun mereka tidak sampai kepada hukum itu karena mereka mengejar hukum bukan berdasarkan iman, tetapi berdasarkan perbuatan. Akibatnya, mereka tersandung pada batu sandungan yang mereka buat sendiri (9:31-32). Mereka terlalu bersungguh-sungguh melakukan syariat Taurat, tetapi mereka mengabaikan berita Injil. Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah juga berlaku ekstrem. Mereka sungguh-sungguh giat untuk “Allah” (10:2). Mereka beribadah kepada ilah mereka (patung, pohon, gunung, dan sebagainya) serta mempersembahkan korban untuk menyenangkan hati “Allah” mereka, tetapi mereka melakukan semuanya itu tanpa pengertian yang benar (dalam hal menyembah Allah). Baik terhadap orang Israel maupun terhadap orang non-Israel, Rasul Paulus memberi komentar yang sama, yaitu “Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.” (10:4). Melalui iman kepada Kristus, mereka akan dibenarkan oleh pengorbanan-Nya.
Perlu keseimbangan antara pelayanan di gereja dan keluarga. Di satu pihak kita harus melayani karena kita mengasihi Tuhan dan jemaat-Nya. Tuhan sudah memperlengkapi kita dengan karunia-karunia yang Dia berikan agar kita dapat melayani-Nya. Di pihak lain, kita harus memperhatikan keluarga, agar kita tidak menjadi batu sandungan bagi anggota keluarga yang belum percaya. Sudahkah kita mempunyai keseimbangan dalam hal ini? [Souw]