Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 2:11-3:14
Musa dilahirkan saat raja Mesit telah mengeluarkan perintah bahwa setiap bayi laki-laki orang Israel harus dilemparkan ke dalam Sungai Nil (1:22). Ayah dan Ibu Musa bermaksud untuk merawat Musa secara diam-diam. Akan tetapi, lama-kelamaan, mereka tidak dapat terus-menerus menyembunyikan anak mereka itu, sehingga akhirnya Musa dimasukkan dalam sebuah peti, lalu dihanyutkan. Alih-alih tenggelam dalam Sungai Nil, bayi Musa justru ditemukan dan kemudian dipelihara oleh seorang putri Firaun. Sejak masih bayi, Musa memperoleh asupan makanan yang bergizi, dan selanjutnya Musa dibesarkan serta dididik seperti lazimnya anak bangsawan Mesir (2:8-10, Kisah Para Rasul 7:22). Setelah Musa beranjak dewasa, ia menyadari bahwa dirinya adalah orang Israel (Kisah Para Rasul 7:23). Musa sadar bahwa dia telah mengalami pengalaman yang luar biasa, yaitu tidak tenggelam di Sungai Nil dan kemudian bertumbuh dewasa di negeri Mesir Oleh karena itu, Musa memiliki keyakinan bahwa Allah ingin memakai dirinya untuk menolong kaum Israel (Kisah Para Rasul 7:23-25). Berdasarkan keyakinan itu, saat melihat seorang Mesir sedang menganiaya seorang Ibrani, Musa menjadi marah dan membunuh orang Mesir itu (Keluaran 2:11-12).
Pembunuhan yang dilakukan terhadap seorang Mesir tampaknya merupakan sebuah pelanggaran hukum yang serius (2:12, 14-15). Apabila kita kembali kepada peristiwa sesudah air bah surut pada zaman Nuh, Allah telah menyatakan bahwa pembunuhan adalah suatu kejahatan yang akan mendatangkan penghukuman yang keras (Kejadian 9:5-6). Walaupun bangsa Mesir adalah bangsa yang tidak mengenal Allah, tetapi ketetapan Allah tersebut tampaknya telah diwariskan melalui tradisi secara turun menurun dari nenek moyang umat manusia. Tidak mengherankan bila Musa menjadi terancam nyawanya karena kesalahan yang dilakukannya tersebut.
Musa memiliki niat yang baik, namun ia menempuh cara yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Padahal, saat Musa menyaksikan penganiayaan itu, Musa tidak harus merespons dengan main hakim sendiri (melakukan pembunuhan). Niat yang baik tetap harus diwujudkan dengan upaya yang tidak bertentangan dengan firman Tuhan. Bila Saat ini Anda sedang terjerumus melakukan tindakan yang berdosa, segeralah bertobat dan minta ampun kepada Tuhan. [ECW]