Bacaan Alkitab hari ini:
Kejadian 20
Pada pembahasan Kejadian 19 kemarin, kita menemukan fakta kegagalan Lot untuk setia pada janji Allah, yang bahkan membawa pada kehancuran diri Lot dan keluarganya. Dengan demikian, mungkin sebagian orang sudah menarik kesimpulan bahwa Lot sudah terbukti kalah iman dari Abraham yang jauh lebih setia pada janji Tuhan. Benarkah demikian?
Pasal 20 seolah-olah merupakan perbandingan langsung (head to head) antara iman Lot (pasal 19) dengan iman Abraham, yang ditulis dalam konteks latar belakang yang hampir sama. Pasal 20 menceritakan cara Abraham menangani masalah yang mengancam keselamatan jiwanya. Apa saja yang ia lakukan? Pertama, ia takut bahwa dirinya akan dibunuh oleh raja Abimelekh yang dikuatirkan akan merampas Sara, istri Abraham (sesuai dengan tradisi pada zaman dulu), padahal tidak ada indikasi terhadap adanya ancaman tersebut. Dengan kata lain, Abraham bersikap paranoid (terlalu curiga) terhadap masalah yang belum terjadi. Kedua, karena paranoid, ia berupaya mengamankan diri lebih dulu dengan mengatakan bahwa Sara adalah saudaranya, bukan istrinya, sehingga akhirnya justru memicu tindakan Abimelekh yang hendak mengawini Sara dan mengakibatkan murka Tuhan. Sikap Abraham ini memalukan karena sebagai seorang suami, seharusnya ia melindungi istrinya dari ancaman, bukan malahan lari menyelamatkan diri. Ketiga, tidak ada indikasi sedikit pun bahwa Abraham bertanya apakah Tuhan menghendaki ia pergi dan menetap di Gerar, dan tidak ada indikasi bahwa ia berdoa memohon perlindungan Tuhan, padahal Tuhan baru saja menjumpainya di pasal sebelumnya. Ini adalah teladan yang buruk dari Bapa semua orang beriman! Untunglah bahwa Tuhan langsung mengintervensi peluang terjadinya dosa perzinahan tersebut, sehingga tidak muncul masalah baru!
Apa yang terjadi pada diri Abraham seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua, bahwa sesungguhnya tiada seorang manusia pun yang mampu setia untuk terus beriman pada Tuhan, bahkan Abraham pun tidak! Hanya melalui ketaatan dan kerelaan untuk berserah dan bersandar pada anugerah Tuhan saja yang bisa membuat kita tetap setia terhadap janji Tuhan! Kiranya Tuhan selalu mencurahkan anugerah-Nya pada kita semua untuk taat dan setia pada janji-Nya! [Sung]