Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 25
29 Apakah menjadi bangsa pilihan membuat bangsa Israel dianakemaskan (diistimewakan) oleh Allah? Pasal ini menunjukkan bahwa hal itu tidak terjadi saat Yehuda terus berkanjang dalam dosa. Dalam pesan Allah yang dikhotbahkan Nabi Yeremia di pertengahan masa pelayanannya (tahun ke-23), Nabi Yeremia mengingatkan bahwa Allah setia berfirman melalui dia dan bahwa Yehuda terus mengabaikannya (25:1-8). Oleh karena itu, Allah memilih raja Babel sebagai alat untuk menghukum dan Allah menetapkan masa pembuangan ke Babel selama 70 tahun (25:9-11). Yang menarik, Nabi Yeremia juga mengkhotbahkan piala amarah Tuhan yang wajib diminum oleh banyak bangsa secara bergilir—diawali oleh Yehuda (25:15-33)—untuk menggambarkan hukuman Allah atas bangsa-bangsa itu melalui penjajahan Babel. Setelah itu, barulah Sesakh—nama lain Babel—juga meminumnya (25:12-14, 26). Nabi Yeremia menutup kotbahnya dengan peringatan dan seruan bertobat bagi para pemimpin Yehuda (25:34-38). Hal ini menyiratkan bahwa kesempatan masih ada untuk mulai menggembalakan rakyat dengan benar agar membatalkan hukuman Allah. Orang Yehuda yang mendengar khotbah ini disadarkan bahwa Allah itu pemilik semua bangsa di dunia, jauh lebih besar dari berhala dan allah lain, yang menghukum bukan berdasar pilih kasih, melainkan berdasarkan kedaulatan-Nya dan keadilan-Nya.
Sebagai umat pilihan-Nya di zaman ini, kita pun bisa jatuh dalam dosa bangga diri, merasa yakin dianakemaskan oleh Allah, dan merasa aman hidup dalam dosa. Marilah kita bersyukur atas status kita sebagai anak-anak Allah sambil menjaga kesadaran bahwa diri kita adalah orang berdosa yang dibenarkan oleh karya salib Tuhan Yesus. [ICW]
“Maukah engkau menganggap sepi kekayaan
kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya?
Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah
ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”
Roma 2:4