Menjadi Saksi: Perlunya Pendekatan yang Tepat

Bacaan Alkitab hari ini : Kisah Para Rasul 22

Kapan saat paling tepat untuk berbicara sebagai saksi Kristus? Banyak orang Kristen berpikir bahwa saat paling tepat untuk bersaksi adalah bila situasi terasa kondusif (mendukung), yaitu saat situasi aman tanpa hambatan! Akan tetapi, sudut pandang Allah berbeda dengan sudut pandang manusia! Saat dimusuhi oleh orang-orang Yahudi yang tidak menyukai pemberitaan Injil (21:27-31), justru merupakan saat paling tepat bagi Rasul Paulus untuk memberi kesaksian. Hak berbicara yang diberikan kepala pasukan bukan digunakan oleh Rasul Paulus untuk membelokkan masalah, melainkan dipakai untuk menyampaikan kesaksian tentang Tuhan Yesus (pasal 22). Kesaksian itu mengajarkan banyak hal: Pertama, cara bicara Rasul Paulus disesuaikan dengan kondisi lawan bicaranya. Dia memakai bahasa Yunani saat berbicara dengan kepala pasukan Romawi, tetapi dia memakai bahasa Ibrani saat berbicara dengan orang Yahudi. Penyesuaian bahasa itu membuat kepala pasukan menghargai Rasul Paulus dan orang banyak bisa mendengar perkataan Rasul Paulus dengan tenang (21:37-22:2). Kedua, Rasul Paulus menyamakan diri dengan para pendengarnya dengan mengemukakan bahwa latar belakangnya memiliki kemiripan dengan orang-orang Yahudi yang mendengarkan perkataannya (22:3-5, 20). Ketiga, setelah melakukan pendekatan dengan para pendengarnya, barulah Rasul Paulus mengemukakan kesaksian pengalaman pertobatan serta panggilannya (22:6-21). Walaupun kemudian Rasul Paulus mendapat penolakan (22:22), dia telah menyampaikan kesaksian sampai tuntas. Apakah Anda pernah memberi kesaksian tentang Kristus? Apakah Anda tetap bertindak sebagai saksi Kristus saat keadaan kurang kondusif? [P]

Sebab engkau harus menjadi saksi-Nya terhadap semua orang
tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar.
Kisah Para Rasul 22:15