Bacaan Alkitab hari ini : Kisah Para Rasul 21
Masalah utama dalam pelayanan misi bukanlah adanya masalah atau adanya pihak oposisi, bahkan bukan pula adanya penganiayaan, melainkan keinginan untuk merasa nyaman dan keengganan menghadapi kesulitan. Dalam sejarah kekristenan, gereja justru paling berkembang saat menghadapi penganiayaan, bukan saat keadaan nyaman! Penganiayaanlah yang membuat orang-orang Kristen meninggalkan Yerusalem dan berita Injil tersebar. Seorang Bapak Gereja bernama Tertulianus mengatakan bahwa “darah para martir adalah benih gereja”. Kita pun pasti belum mendengar berita Injil bila tidak ada orang yang berani mengambil risiko dan datang untuk memberitakan Injil ke Indonesia. Saat Rasul Paulus berada di Kaisarea, Nabi Agabus datang dan menubuatkan bahwa Rasul Paulus akan menjadi ditangkap di Yerusalem dan menjadi tawanan. Nubuat tersebut membuat jemaat di sana menjadi sedih dan meminta agar Rasul Paulus mengurungkan niatnya untuk pergi ke Yerusalem. Akan tetapi, Rasul Paulus justru menegur jemaat yang melemahkan hasratnya untuk terus memberitakan Injil. Rasul Paulus bukan hanya rela melayani, tetapi dia juga siap menanggung risiko, bahkan sekalipun risiko itu berupa kematian! Ada orang yang beranggapan bahwa sikap seperti yang ditunjukkan oleh Rasul Paulus itu merupakan sikap keras kepala. Akan tetapi, justru sikap semacam itulah yang memungkinkan berita Injil tersebar ke seluruh dunia. Apakah gereja Anda merupakan gereja yang berani menanggung segala risiko untuk terus memberitakan Injil? Saat menghadapi tantangan, bagaimana sikap para anggota jemaat: saling menguatkan untuk setia memberitakan Injil atau justru saling melemahkan untuk mencari aman? [P]