Israel Hijrah

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 46

Kita semua mungkin pernah membaca sejarah hijrahnya Ibukota Republik Indonesia yang baru berusia seumuran jagung sebagai akibat Perjanjian Linggarjati (tahun 1947) dari Jakarta/Batavia ke Jogjakarta. Peristiwa tersebut begitu menggetarkan hati sanubari para pelaku sejarah, karena mereka terpaksa meninggalkan ibukota negara yang mereka cintai dan hijrah ke tempat lain. Tentu saja, ada kekhawatiran tentang bagaimana nasib negara baru ini ke depan dan seperti apa perjuangan hidup di Yogyakarta dalam menghadapi tekanan penjajah Belanda saat itu.

Perasaan yang hampir mirip juga dialami oleh keluarga besar Yakub saat mereka harus pindah dari tempat kediaman mereka saat itu dan menuju ke Tanah Mesir yang merupakan tempat asing bagi mereka. Walaupun yang memanggil mereka untuk pindah ke Mesir adalah Yusuf—sang anak kesayangan, Mesir tak pernah ada dalam bayangan mereka sebelumnya. Bahkan, Yakub sampai harus mempersembahkan korban bakaran pada Tuhan di Bersyeba untuk memohon petunjuk yang jelas apakah mereka memang harus pindah ke sana (46:1). Setelah mendapatkan kejelasan dari Tuhan Allah yang kembali menegaskan bahwa Ia tetap setia pada janji-Nya untuk menyertai keluarga Israel ke Mesir dan juga akan membawa keturunan mereka untuk keluar kelak, maka Yakub segera bergegas untuk pindah ke Mesir (46:2-7).

Ada beberapa hal menarik yang dapat kita pelajari di sini: Pertama, kita bisa melihat perkembangan iman Yakub yang luar biasa. Sang penipu ulung yang memiliki banyak ide licik kali ini belajar untuk berserah dan mengharapkan pertolongan Tuhan semata. Tanpa kejelasan restu dari Tuhan, bisa dipastikan bahwa Yakub akan terus menunggu dan mengandalkan dirinya sendiri. Kedua, kita bisa melihat totalitas Yakub dalam mengikuti pimpinan Tuhan. Ia bisa saja menyisakan sebagian anggota keluarganya untuk tidak hijrah ke Mesir jika ia masih ragu-ragu. Namun, di sini jelas tertulis riwayat seluruh keluarga Israel yang hijrah. Ini menunjukkan loyalitas dan totalitasnya terhadap Tuhan. Ketiga, kita melihat kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya. Tuhan bukan hanya menyelamatkan Israel dari ancaman kelaparan, namun Ia juga memberikan perlindungan dari marabahaya, walaupun bangsa Israel harus hijrah ke Mesir. Begitu Agungnya Allah kita! [Sung]

Rekonsiliasi Keluarga Israel

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 45

Apakah ciri keluarga yang relasinya sehat? Jawabannya tentu saja bisa beraneka ragam, namun tidak ada yang berani membantah jikalau disebutkan bahwa salah satu cirinya adalah adanya semangat rekonsiliasi (pemulihan hubungan) di dalam keluarga tersebut. Sebagai manusia biasa yang penuh kelemahan, tentu saja setiap anggota keluarga bisa khilaf dan itu adalah hal yang manusiawi. Namun belum tentu semua keluarga memiliki semangat rekonsiliasi karena dibutuhkan kebesaran hati dan keberanian untuk membuka komunikasi.

Demikianlah isi pasal 45 yang menceritakan kebesaran hati Yusuf untuk melakukan rekonsiliasi terhadap para abangnya yang dahulu telah berlaku jahat kepadanya. Kebesaran hati Yusuf tampak jelas saat ia sama sekali tidak mengungkit semua kesalahan mereka, padahal ia sangat berhak untuk marah. Sebaliknya, dengan restu Firaun, Yusuf segera mengirimkan armada yang megah untuk menjemput seluruh rombongan keluarga Yakub untuk datang ke Mesir.

Apakah yang membuat Yusuf mampu melakukan hal tersebut? Pertama, Yusuf sangat menyadari bahwa semua yang telah menimpa dirinya terjadi atas seizin Tuhan. Memang, para abangnya telah melakukan tindakan keji atas dirinya, bahkan menjualnya sebagai budak. Namun, tanpa izin Tuhan, tindakan keji itu tidak akan terjadi. Jika Tuhan mengizinkan hal itu terjadi, Yusuf meyakini bahwa Tuhan pasti akan menyertai. Kedua, Yusuf menyadari bahwa semua hal yang menimpa dirinya pastilah sejalan dengan maksud dan rencana Tuhan yang jauh lebih indah. Bahkan, Tuhan dapat mengerjakan hal-hal yang luar biasa di dalam kondisi terburuk. Melalui keberadaannya di Mesir, Yusuf justru dapat menyelamatkan banyak orang dari ancaman kelaparan yang hebat. Bukan hanya itu, keberadaan Yusuf merupakan tangan Tuhan untuk menyelamatkan dan memelihara keluarga Israel sebagai umat pilihan-Nya!

Jikalau pada saat ini kita sedang mengalami pertikaian di dalam keluarga karena ada perlakuan yang tidak pantas, marilah kita berekonsiliasi dengan memegang dua buah prinsip, yaitu bahwa semua hal yang terjadi atas diri kita adalah terjadi atas seizin Tuhan, dan bahwa hal-hal buruk atau hal-hal yang tidak menyenangkan yang kita alami bisa dipakai Tuhan menjadi kebaikan bagi diri kita. [Sung]

Klimaks Hubungan dalam Keluarga Israel

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 44

Pasal 44 merupakan kelanjutan kisah perjumpaan (reuni) antara anak-anak Israel, yang akhirnya bisa berjumpa kembali setelah bertahun-tahun terpisah. Tentu saja, saat itu, semua saudara Yusuf sama sekali tidak mengerti mengapa sang penguasa Mesir menaruh minat yang luar biasa pada keluarga mereka, dan bahkan mampu mengatur tempat duduk mereka sesuai dengan urutan usia, mulai dari yang sulung sampai pada yang bungsu. Dalam pasal inil, Yusuf membuat persiapan sebelum akhirnya memperkenalkan diri pada saudara-saudaranya.

Satu hal yang tak mudah dipahami dari pasal ini adalah keputusan Yusuf untuk membuat jebakan dengan memerintahkan ajudannya memasukkan piala peraknya ke karung Benyamin. Apakah maksud dari tindakan tersebut? Pertama, Yusuf hendak memberi pelajaran bagi saudara-saudaranya semua tentang betapa menderitanya orang yang dihukum karena “kesalahan” yang tidak dilakukannya. Bandingkan pengalaman saudara-saudara Yusuf ini dengan perlakuan mereka terhadap Yusuf. Mereka nyaris membunuh Yusuf, padahal Yusuf sama sekali tidak melakukan kesalahan kepada para abangnya, melainkan para abangnyalah yang merasa iri terhadap Yusuf. Melalui pengalaman pahit yang dialami oleh saudara-saudara Yusuf, mereka diingatkan agar tidak berlaku jahat kepada orang lain, sama seperti mereka juga tidak mau dihukum atas suatu kesalahan yang tidak mereka lakukan, Kedua, Yusuf hendak memberikan pelajaran pada semua saudaranya agar berani bertanggung jawab. Ingatlah perbuatan para abang Yusuf yang tidak mau bertanggung jawab, malahan mereka membohongi Yakub atas apa yang mereka lakukan terhadap diri Yusuf (pasal 37). Yehuda—orang yang memprakarsai ide menjual Yusuf sebagai budak—tampil untuk membela Benyamin, bahkan dia menyerahkan dirinya sendiri untuk menempati posisi si bungsu. Perkembangan karakter Yehuda yang amat menonjol dibandingkan sebelumnya nampak dari perkataannya, yaitu bahwa kalau ia gagal membawa Benyamin pulang, ia berdosa terhadap ayahnya (44:32). Terkadang Tuhan membiarkan suatu peristiwa buruk terjadi agar anak-anak Allah belajar bertanggung jawab dan tidak berlaku jahat terhadap sesama, karena Tuhan kita sangat membenci perbuatan jahat. [Sung]

Reuni Keluarga Israel

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 43

Fokus pasal 43 adalah tentang inisiatif Yusuf—sang putra yang terbuang—untuk melakukan langkah-langkah rekonsiliasi (pemulihan hubungan) keluarga besar Yakub. Dalam konteks wabah kelaparan yang melanda dunia saat itu, tercetuslah sebuah ironi dahsyat: bangsa pilihan Allah turut menderita kelaparan dan harus memohon pertolongan orang asing (Mesir)—setidaknya itulah pemikiran mereka sebelum mengetahui bahwa yang mendapat kekuasaan untuk mengatur gandum di negeri asing tersebut adalah salah satu pewaris sah dari janji berkat bagi umat pilihan Allah.

Kisah dalam pasal ini dimulai dengan laporan bahwa bencana kelaparan masih melanda seluruh negeri dan persediaan gandum keluarga besar Yakub telah habis. Mau tidak mau, mereka harus kembali menghadap sang penguasa Mesir—yang menuntut kehadiran sang putra bungsu—untuk mendapatkan ransum secukupnya. Setelah melalui perdebatan kecil, akhirnya mereka berangkat ke Mesir dengan membawa uang tebusan dua kali lipat untuk mengalihkan perhatian sang penguasa dari adik bungsu mereka. Sayangnya, usaha mereka tidak berhasil. Mereka sangat terkejut saat melihat Simeon dikeluarkan dari tahanan dalam keadaan bugar, bahkan selanjutnya mereka semua mendapat jamuan makan dari sang penguasa. Saat melihat sang adik, Yusuf sangat terharu sehingga ia terpaksa mengundurkan diri guna mencari tempat untuk menangis. Pasal ini berakhir dengan reuni sederhana anak-anak Israel.

Dimuatnya kisah ini ke dalam Alkitab tentu saja memiliki makna yang jauh lebih mendalam dibandingkan sekadar nostalgia keluarga, karena kisah ini menyangkut dua prinsip penting: Pertama, kisah ini memperlihatkan pemeliharaan Tuhan yang luar biasa atas keluarga Yakub. Pasti tidak seorang pun di antara anak-anak Yakub saat itu yang menyangka bahwa mereka akan bisa bersatu kembali. Kedua, kisah ini mengingatkan kita bahwa Tuhan memelihara seluruh keluarga Yakub—dan secara khusus memelihara Yusuf—agar mereka bisa menjadi umat pilihan yang memancarkan berkat ke seluruh dunia. Sungguh luar biasa anugerah yang Tuhan berikan kepada keluarga Yakub sebagai wujud kesetiaan Tuhan akan janji-Nya. Allah kita adalah Allah yang setia. Apakah Anda telah berlaku setia pada-Nya? [Sung]

Petualangan Sang Putra Kesayangan (2)

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 41

Alkitab mencatat ada jeda waktu dua tahun pasca Yusuf berhasil menafsir mimpi kepala juru minuman dan juru roti. Hal ini berarti bahwa sudah dua tahun, ia dilupakan oleh sang juru minuman yang telah dibebaskan dan direhabilitasi. Dua tahun tentu saja bukan waktu yang singkat, apalagi jika jangka waktu dua tahun itu dihabiskan dengan kondisi terbelenggu dalam dinding penjara yang suram dan lembab. Akan tetapi, kita memahami bahwa dalam pandangan Tuhan, tidak ada kata terlambat bagi rencana-Nya yang mahaagung.

Alkisah, suatu malam, Firaun mendapat mimpi yang sangat menggelisahkan hatinya. Mimpi yang menggelisahkan tersebut bukan hanya satu, melainkan dua mimpi yang kurang lebih bertema sama dan sama-sama mengerikan! Firaun begitu gelisah, sehingga ia segera menitahkan agar semua ahli dan orang berilmu di Mesir dikumpulkan untuk diminta menjelaskan maksud mimpinya. Tentu saja tidak pernah ada ilmu di dunia ini yang bisa menerangkan apa maksud mimpi tersebut dan memang pada dasarnya tidak akan pernah ada seorang pun yang bisa menafsirkan mimpi orang lain. Di tengah kegalauan hatinya, tampillah sang juru minuman yang segera mengabarkan tentang sosok anak muda ahli tafsir mimpi dalam penjara yang bernama Yusuf. Singkat cerita, Yusuf dengan gamblang menjelaskan bahwa bukan dia yang ahli menafsirkan mimpi raja, namun Tuhanlah yang memberinya hikmat untuk menjelaskan mimpi Firaun. Nampak jelas bagi kita bahwa Tuhan telah mengatur jalan hidup Yusuf dari pecundang menjadi pahlawan, dari terpidana menjadi penguasa. Posisi Yusuf bahkan menjadi lebih tinggi dari Potifar, sang tuan yang menjebloskannya ke dalam penjara. Bahkan, Yusuf dapat dikatakan sebagai “juruselamat” umat manusia di sekitar Mesir (termasuk keluarganya sendiri) kala itu dengan hikmat yang Tuhan berikan padanya.

Kita dapat melihat karya tangan Tuhan yang luar biasa di dalam kehidupan Yusuf, suatu karya yang sulit dipahami pada awalnya. Namun, kesetiaan dan keyakinan Yusuf yang teguh kepada Tuhan membuat pada akhirnya, Yusuf dapat merasakan indahnya rencana Tuhan dalam hidupnya. Maukah Anda tetap taat dan setia pada Tuhan dalam periode terburuk kehidupan Anda? [Sung]

Tubuh Rohaniah Orang Percaya (Pasca Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

1 Korintus 15:50-58

Rasul Paulus menutup pengajarannya tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan orang percaya dengan menegaskan ulang bahwa orang percaya harus mengalami kebangkitan tubuh supaya mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Daging dan darah yang membentuk tubuh jasmaniah yang dapat binasa ini tidak dapat masuk ke dalam dunia kekal. Melalui kasih karunia Allah, setiap orang percaya akan menerima sebuah tubuh rohaniah pada saat kebangkitan untuk memasuki dunia kekal. Selanjutnya, rasul Paulus menyampaikan dua hal berkaitan dengan pemberian tubuh rohaniah ini: Pertama, rahasia tentang waktu orang percaya mendapat tubuh kebangkitan (15:51). Saat nafiri terakhir berbunyi, yakni ketika Tuhan Yesus datang kembali ke dunia untuk kedua kali, orang yang sudah meninggal akan dibangkitkan untuk menerima tubuh rohaniah, sedangkan orang yang saat itu masih hidup, tubuh jasmaniahnya akan diubah dalam sekejap mata menjadi tubuh rohaniah. Karena tubuh rohaniah yang akan kita terima tidak akan binasa, maka sejak memiliki tubuh tersebut, kita sudah dilepaskan dari kuasa kematian yang sudah dikalahkan oleh Tuhan Yesus saat kebangkitan-Nya. Kedua, dorongan semangat untuk berdiri teguh, tidak goyah, dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan (15:58). Ketika menanti kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, orang percaya didorong untuk melayani Allah dalam tiga sikap, yakni “teguh” (artinya sebuah keyakinan yang kokoh akan kebenaran), “tidak goyah” (ditujukan kepada motivasi pelayanan yang tidak berubah, baik oleh pujian maupun kritikan atau celaan), dan “giat” (ditujukan kepada kualitas pelayanan yang berbuah banyak dengan mengandalkan kuasa kebangkitan Tuhan Yesus.

Kebenaran di atas mengingatkan kita akan betapa besarnya kasih dan anugerah Allah kepada kita. Allah bukan hanya mengampuni dosa kita melalui pengorbanan Tuhan Yesus, tetapi juga akan menyempurnakan keselamatan kita dengan memberi kita tubuh rohaniah yang mulia. Oleh karena itu, sebagai respons atas kasih dan anugerah Allah, rawatlah tubuh kita dengan baik sebagaimana perintah-Nya kepada kita untuk mempersembahkan tubuh ini sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada-Nya (Roma 12:1). Apakah Anda telah terbiasa merawat tubuh Anda, sehingga Anda tetap sehat untuk memuliakan Dia? Apakah Anda selalu waspada dalam memakai anggota tubuh Anda sehingga Anda dapat memuliakan nama-Nya? [TF]

Pengharapan Kekal Orang Percaya (Pasca Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

1 Korintus 15:12-49

Kebangkitan Tuhan Yesus bukan hanya merupakan fakta sejarah yang terjadi di masa lampau, tetapi juga merupakan peristiwa yang menentukan perjalanan hidup manusia di masa depan. Kebangkitan Tuhan Yesus membawa pengharapan bagi orang percaya dalam dua hal:

Pertama, iman kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus tidak sia-sia karena telah mendatangkan pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Seandainya Tuhan Yesus tidak dibangkitkan, maka pengikut-Nya adalah orang-orang yang paling malang di dunia, karena iman mereka dibangun di atas sebuah kebohongan. Namun, karena Tuhan Yesus sungguh-sungguh telah bangkit, pengikut-Nya adalah orang yang paling berbahagia karena dosa mereka sudah diampuni. Sebaliknya, orang yang tidak percaya kepada-Nya adalah hamba dosa paling malang yang akan menghadapi penghukuman. Setelah diampuni dosanya dan diperlengkapi dengan kuasa kebangkitan Tuhan Yesus, orang percaya seharusnya memiliki kehidupan baru dan tidak kembali menghambakan diri kepada berbagai macam dosa (15:35-36).

Kedua, orang percaya akan mengalami kebangkitan tubuh seperti yang dialami oleh Tuhan Yesus. Sebagai Raja atas segala sesuatu, Tuhan Yesus menaklukkan kematian dengan bangkit dari kematian, sebagai yang sulung bagi orang yang telah meninggal. Sama seperti kematian masuk ke dunia dan menguasai umat manusia lewat dosa Adam, demikian juga kemenangan atas dosa dan pengharapan akan kebangkitan dikaruniakan kepada umat manusia melalui kebangkitan Tuhan Yesus (15:20-23). Pada saat kebangkitan, orang percaya akan menerima tubuh sorgawi dari Allah, yakni tubuh rohani yang mulia, tidak binasa, dan penuh kekuatan (15:35-49). Dengan tubuh sorgawi tersebut, kita akan menikmati kehidupan kekal bersama Allah di sorga.

Karena pengharapan sejati kita adalah suatu kehidupan kekal dalam tubuh kebangkitan bersama Allah di sorga, kita harus sadar bahwa hidup kita di bumi ini hanya sementara. Seperti seorang musafir, kita sedang melakukan perjalanan sementara di atas bumi untuk mencapai kehidupan kekal di sorga. Oleh karena itu, kita harus bijak melewati hari-hari di atas bumi, tidak boleh bersikap seolah-olah kita akan selamanya tinggal di atas bumi ini. Bagaimanakah Anda bisa memanfaatkan hari-hari yang sementara di atas bumi ini untuk melayani Allah dan menjadi berkat bagi sesama? [TF]

Injil Adalah Kabar Baik bagi Dunia (Pasca Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

1 Korintus 15:1-11

Injil adalah kabar baik yang menceritakan keselamatan yang Allah sediakan bagi umat manusia melalui Tuhan Yesus. Dalam bacaan hari ini, Rasul Paulus mengingatkan orang percaya di kota Korintus bahwa mereka telah diselamatkan oleh Injil. Oleh karena itu, mereka harus berpegang teguh pada Injil saat menghadapi segala sesuatu yang terjadi dalam hidup mereka. Selanjutnya, rasul Paulus mengingatkan bahwa Injil yang ia beritakan berisi dua hal yang berpusat pada diri Tuhan Yesus:

Pertama, bahwa Tuhan Yesus telah mati dan dikuburkan. Tuhan Yesus mati bukan karena dosa-Nya sendiri, melainkan karena dosa umat manusia, sesuai dengan Kitab Suci. Artinya, Kitab Suci mengajarkan bahwa pengampunan dosa hanya terjadi jika ada penumpahan darah (Imamat 4:1-35; Ibrani 9:22). Ketika Tuhan Yesus mati di kayu salib, Ia mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penghapus dosa dan menumpahkan darah-Nya. Sesuai dengan Kitab Suci, darah-Nya yang tertumpah telah memuaskan tuntutan keadilan Allah atas dosa umat manusia, sehingga Allah mengampuni dosa setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Roma 3:23-26).

Kedua, bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dari kematian pada hari ketiga. Kebangkitan Tuhan Yesus adalah fakta sejarah karena Ia menampakkan tubuh kebangkitan-Nya kepada sejumlah orang dalam beberapa kesempatan, yakni kepada para murid, lima ratus orang sekaligus, dan terakhir kepada rasul Paulus. Rasul Paulus memberi kesaksian bahwa melalui pertemuan tersebut, kuasa kebangkitan Tuhan Yesus telah mengubahnya dari seorang yang paling hina—karena telah menganiaya orang percaya—menjadi seorang yang melakukan sebuah tugas mulia, yakni menjadi seorang pekabar Injil.

Sama seperti jemaat di Korintus dan rasul Paulus, kita juga sudah diselamatkan dan diubah oleh Allah ketika kita percaya kepada Injil. Kematian Tuhan Yesus telah mengampuni kita dari dosa. Kuasa kebangkitan-Nya telah mengubah hidup kita menjadi bermakna. Perubahan terbesar apa yang terjadi dalam hidup Anda setelah Anda percaya kepada Tuhan Yesus? Apakah Anda senang menceritakan perubahan tersebut kepada orang-orang di sekitar Anda, supaya mereka mengalami anugerah keselamatan yang sama? Allah ingin agar kita aktif mengabarkan Injil kepada dunia yang sudah rusak dan sedang menderita karena kuasa dosa. Hanya Injil yang berkuasa mengubah dunia ini menjadi lebih baik. Tanpa Injil, dunia ini akan binasa. [TF]

Tuhan Yesus Memberi Amanat Terakhir (Pasca Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 28:16-20

Kitab Injil Matius dimulai dan ditutup dengan tema yang sama, yakni Tuhan Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah, yang datang untuk menjadi Juruselamat dunia. Setelah memaparkan genapnya keselamatan bagi umat manusia melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, Injil Matius ditutup dengan pernyataan terakhir-Nya. Pernyataan yang merupakan puncak dari kitab ini berisi tiga hal: Pertama, sebuah pengakuan terbesar, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (28:18). Pengakuan yang menempatkan Tuhan Yesus sebagai Penguasa sorga dan bumi ini menuntut respons dari para pembaca. Orang yang menerima Dia akan mendapat pengampunan dosa dan hidup yang kekal, sedangkan orang yang menolak Dia akan menerima hukuman dari-Nya.

Kedua, sebuah perintah terbesar, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (28:19-20a). Perintah ini mengamanatkan setiap orang percaya untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus dengan cara mengabarkan kematian dan kebangkitan-Nya, mengajarkan segala yang diperintahkan-Nya dan membaptis orang percaya sebagai bukti komitmen untuk menjadi murid-Nya.

Ketiga, sebuah janji terbesar: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (28:20b). Sesuai dengan nama-Nya, yakni Imanuel yang berarti Allah beserta kita (1:23), Tuhan Yesus menyertai umat-Nya hingga akhir zaman dengan mengutus Roh Kudus yang turun ke atas orang percaya pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-13). Kehadiran Roh Kudus selain memampukan orang percaya untuk mengabarkan kabar baik tentang Tuhan Yesus, juga menyertai mereka untuk menjalankan kehidupan yang penuh kemenangan.

Pernyataan di atas meneguhkan iman kita bahwa Tuhan Yesus sungguh adalah Allah Penguasa sorga dan bumi. Oleh karena itu, kita tidak hanya menerima-Nya sebagai Juruselamat, tetapi juga sebagai Tuhan yang menguasai dan mengendalikan hidup kita. Apakah Anda sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat yang mengampuni dosa Anda? Dengan bersandar kepada kuasa dan penyertaan Roh Kudus, kita dengan yakin mengabarkan kabar baik tentang keselamatan yang sudah digenapkan oleh Tuhan Yesus. Sudahkah Anda mewartakan kabar baik ini kepada orang-orang di sekitar Anda? [TF]

Tuhan Yesus Bangkit dari Kematian (Paskah)

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 28:1-15

Dua orang bernama Maria pagi-pagi buta datang ke kuburan Tuhan Yesus setelah hari Sabat lewat. Kemungkinan, mereka ingin menyelesaikan perawatan mayat Tuhan Yesus yang dilakukan secara buru-buru sebelum dikuburkan. Tak disangka bahwa mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus, karena Ia sudah bangkit. Bacaan hari ini mengungkapkan dua kebenaran tentang kebangkitan Tuhan Yesus. Pertama, kebangkitan Tuhan Yesus adalah fakta sejarah. Untuk membuktikan kebangkitan Tuhan Yesus, penulis menampilkan sejumlah saksi mata dengan identitas yang jelas, yakni dua perempuan pengikut Tuhan Yesus dan para serdadu yang ditugaskan untuk menjaga kuburan-Nya. Bukti lain adalah kuburan kosong yang setiap saat dapat dikunjungi oleh siapa pun juga. Kedua bukti obyektif di atas telah menyangkal kebohongan yang diciptakan oleh para imam kepala dan tua-tua bahwa mayat-Nya dicuri oleh para murid sewaktu para serdadu penjaga sedang tertidur. Kedua, Tuhan Yesus bangkit secara jasmaniah. Malaikat Tuhan memberi tahu kedua perempuan tersebut bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit. Selanjutnya, mereka masuk ke kuburan-Nya dan melihat bahwa mayat-Nya sudah tidak berada di sana. Dalam perjalanan untuk mewartakan berita ini kepada para murid, kedua perempuan tersebut bertemu dengan Tuhan Yesus yang tidak hanya berbicara dengan mereka, tetapi juga mengizinkan kaki-Nya dipeluk. Fakta bahwa kedua perempuan tersebut mengenal-Nya membuktikan bahwa Tuhan Yesus bangkit dalam tubuh yang sama dengan tubuh ketika Ia mati.

Berdasarkan dua kebenaran di atas, kita dapat meyakini bahwa Tuhan Yesus bangkit pada hari ketiga setelah kematian-Nya. Kita juga dapat menyangkal pengajaran salah yang berkaitan dengan kebangkitan Tuhan Yesus, baik teori yang mengajarkan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah bangkit karena Ia sebenarnya sedang pingsan ketika dikuburkan maupun teori yang mengajarkan bahwa para murid berhalusinasi bahwa Tuhan Yesus telah bangkit atau bahwa Tuhan Yesus hanya bangkit secara rohani atau semangat, tidak secara fisik.

Kebangkitan Tuhan Yesus telah mengalahkan musuh terbesar umat manusia, yakni kematian. Karena itu, kita memiliki pengharapan dan kekuatan untuk mengalahkan segala tantangan dan kesulitan. Tantangan kehidupan terbesar apakah yang sedang Anda hadapi sekarang? Dengan bersandar kepada kuasa kebangkitan Tuhan Yesus, yakinlah bahwa kita dapat mengalahkan semua tantangan dan kesulitan. [TF]