Gema

Jangan Jadi Batu Sandungan!

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 17

Matius 17 dimulai dengan kisah Tuhan Yesus menyatakan kemuliaan-Nya kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Mereka bertiga mendapat anugerah untuk melihat Anak Manusia (Tuhan Yesus) datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya (16:28; 17:1-2). Setelah menyatakan diri sebagai Raja yang penuh kemuliaan, Tuhan Yesus mengemukakan tujuan kedatangan-Nya, yaitu bahwa “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” (17:22b-23a). Pernyataan Tuhan Yesus tentang siapa diri-Nya dan tujuan kedatangan-Nya diselingi dengan peristiwa kegagalan para murid untuk percaya (beriman), sehingga mereka gagal mengusir setan (17:14-20).

Pasal ini ditutup dengan tindakan Tuhan Yesus membayar pajak di Bait Allah. Walaupun Tuhan Yesus secara tidak langsung menyatakan bahwa diri-Nya tidak wajib membayar pajak, Dia tetap membayar pajak sesuai dengan kebiasaan orang Yahudi saat itu. Dia tetap membayar pajak agar tidak menjadi batu sandungan bagi pemungut bea Bait Allah. Mengapa Tuhan Yesus tidak wajib membayar pajak? Dalam percakapan dengan Simon Petrus, dikemukakan bahwa seorang ‘anak’ raja (Dalam Alkitab Bahasa Indonesia, kata ’anak’ diterjemahkan/ditafsirkan sebagai ‘rakyat’) tidak perlu membayar pajak kepada bapaknya (raja). Yang harus membayar pajak adalah orang asing. Karena Bait Allah adalah tempat Allah Bapa berdiam, seharusnya Allah Anak (Yesus Kristus) tidak wajib membayar bea Bait Allah. Akan tetapi, Tuhan Yesus tetap membayar pajak supaya tidak menjadi batu sandungan. Tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain adalah salah satu prinsip hidup Tuhan Yesus. Tuhan Yesus menghendaki agar tidak ada hambatan bagi orang yang ingin datang kepada-Nya. Paulus memperjelas ajaran ini, yaitu bahwa kebebasannya bertindak jangan sampai menjadi batu sandungan bagi orang lain, baik bagi orang percaya maupun bagi orang yang belum percaya (Roma 14:13-23; 1 Korintus 8:9,13).

Periksalah sikap dan kelakuan Anda saat berada di tempat studi, saat berada di tempat kerja, saat bersosialisasi dengan masyarakat, maupun saat berada di rumah. Apakah ada sikap atau kelakuan Anda yang bisa menjadi batu sandungan, sehingga orang lain terhalang untuk dapat mengenal Tuhan Yesus? [FL]

Ujian Pengenalan Seorang Murid

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 16

Karena tidak puas dengan kegagalan mereka menjatuhkan Tuhan Yesus (pasal 15), orang-orang Farisi dan Saduki kembali mendatangi Tuhan Yesus untuk meminta tanda dari sorga (16:1). Akan tetapi Tuhan Yesus tidak memberikan tanda apa pun dan pergi meninggalkan mereka (16:4). Tuhan Yesus mengingatkan agar murid-murid-Nya mewaspadai ajaran orang Farisi dan orang Saduki (16:6-12). Kemudian, sampailah Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya di Kaisarea. Di tempat itu, Tuhan Yesus menginginkan agar murid-murid-Nya mengenal jelas siapa diri-Nya, sehingga Ia mengajukan dua pertanyaan yang sangat penting, yaitu “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” (16:13) dan “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Dua pertanyaan di atas serupa, namun tidak sama. Kedua pertanyaan itu mempertanyakan siapakah Tuhan Yesus itu. Akan tetapi, pertanyaan pertama menanyakan pendapat orang secara umum, sedangkan pertanyaan kedua menanyakan pendapat para murid. Sejak saat itu, Tuhan Yesus semakin terus terang menyatakan tujuan kedatangan-Nya ke dalam dunia, yaitu menuju Yerusalem untuk menanggung penderitaan sampai mati, kemudian dibangkitkan pada hari ketiga. Kedua pertanyaan di atas juga bisa tertuju kepada diri kita yang mengaku sebagai murid Tuhan Yesus yang hidup pada zaman ini.

Kedua pertanyaan di atas mengajarkan dua hal: Pertama, Tuhan Yesus menghendaki agar murid-murid-Nya mengenal Dia bukan berdasarkan perkataan orang lain, tetapi mengenal secara pribadi. Kedua, Tuhan Yesus ingin dikenal secara tepat. Dia bukanlah nabi biasa, sebagaimana yang dipercaya oleh sekitar 1,6 milyar penduduk muslim saat ini. Pengenalan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias merupakan fondasi gereja. Tuhan Yesus tidak pernah melakukan dosa, Dia telah menubuatkan kedatangan-Nya, menebus manusia dari hukuman dosa, dan bangkit dari kematian. Kebangkitan-Nya menunjukkan kemenangan-Nya atas kematian (hal yang paling menakutkan manusia), sehingga relasi manusia dengan Allah bisa dipulihkan. Renungkanlah: Siapakah Yesus Kristus menurut pemahaman Anda? Apakah Yesus Kristus telah menjadi Tuhan (Penguasa) dalam hidup Anda? Bila Anda mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan, seharusnya Anda mengabdikan hidup Anda bagi kemuliaan Tuhan, bukan bagi diri Anda sendiri (Galatia 2:19-20). Apakah seluruh hidup Anda telah Anda persembahkan untuk kemuliaan Tuhan? [FL]

Rahasia Kehidupan Tuhan Yesus

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 14

Pasal ini dimulai dengan kisah kematian Yohanes Pembaptis yang disebabkan karena ia berani menegur raja Herodes Antipas yang telah mengambil (merebut) istri Filipus, saudaranya sendiri. Setelah mendengar berita tentang kematian Yohanes, dalam keadaan sedih, Tuhan Yesus meningkir dan hendak menyendiri. Namun, orang banyak terus mengikuti Dia. Saat melihat orang banyak, hati Tuhan Yesus tergerak oleh belas kasihan, sehingga Ia melayani mereka lebih dulu. Menjelang malam, Tuhan Yesus melakukan mujizat memberi makan lebih dari 5000 orang hanya dengan lima roti dan dua ikan. Setelah itu, Ia memerintahkan para murid-Nya pergi mendahului ke seberang serta menyuruh orang banyak pulang, lalu Ia menyendiri dan berdoa di atas bukit (14:13-23). Setelah berdoa, Dia menyusul para murid. Saat kapal para murid terkena badai, Tuhan menenangkan badai itu dan membuat semua orang yang melihat kejadian itu mengaku bahwa Yesuslah Anak Allah (14:24-33).

Kisah ini memberi teladan bahwa Tuhan Yesus tidak terus-menerus melayani tanpa henti. Dia tahu bahwa tujuan kedatangan-Nya ke dunia bukan hanya untuk menyembuhkan orang sakit, tetapi untuk memulihkan manusia yang dalam keadaan terpisah dengan Allah karena dosa. Ia menebus manusia dari hukuman dosa melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Kesedihan (karena mendengar kabar kematian Yohanes Pembaptis) mendorong Tuhan Yesus untuk menyendiri guna berdoa dan berdiam bersama Allah Bapa. Akan tetapi, belas kasihan terhadap banyak orang yang membutuhkan pelayanan-Nya membuat Ia baru melaksanakan rencana-Nya setelah pelayanan-Nya selesai. Rahasia kekuatan Tuhan Yesus dalam melayani adalah bahwa Dia menyediakan waktu khusus untuk berdiam diri bersama Allah Bapa.

Masalah dan tuntutan pelayanan akan terus muncul dan tidak akan pernah habis. Bagaimana kita bisa menjaga agar hidup kita tetap sesuai dengan kehendak Allah? Kita harus menyediakan waktu untuk menyendiri bersama dengan Allah tanpa gangguan. Saat menyendiri bersama dengan Allah, kita seperti mengisi bahan bakar agar Allah kembali mengarahkan hidup kita, sehingga kita tetap mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Apakah Anda sudah membiasakan diri menyediakan waktu setiap hari untuk menyendiri bersama dengan Allah? [FL]

Jadilah Orang Kristen Radikal!

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 13

Lagi-lagi, Matius mencatat bahwa Tuhan Yesus telah menggenapi nubuat Perjanjian Lama tentang Mesias yang akan menyampaikan kebenaran dalam bentuk perumpamaan (13:34-35). Berita Kerajaan Sorga disampaikan Tuhan Yesus dalam perumpamaan sebagai kasih karunia kepada orang yang mengerti berita kebenaran (13:11). Kasih karunia dalam mengerti kebenaran terlihat dari respons yang tepat dari para pendengar-Nya saat mendengar berita Injil Kerajaan Sorga. Di pasal sebelumnya, terlihat bahwa Tuhan Yesus mengalami penolakan demi penolakan. Kemudian, dalam pasal ini, kita melihat bahwa Tuhan Yesus kembali ditolak, bahkan di tempat asal-Nya sendiri (13:53-58). Jadi, respons seperti apa yang tepat menggambarkan orang yang menerima kasih karunia? Yang menerima kasih karunia adalah mereka yang mendengar firman Tuhan, mengerti, dan firman itu berbuah (13:23), meskipun melewati penderitaan dan penganiayaan.

Mengapa ada orang yang bisa amat setia dan berakar kuat hidup dalam Tuhan? Tuhan Yesus menjelaskan bahwa penyebabnya adalah karena mereka telah menemukan hal yang paling berharga dalam hidup mereka. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa Kerajaan Sorga itu seperti mutiara indah yang sangat berharga yang ditemukan seorang pedagang (13:45-46). Setelah melihat bahwa mutiara itulah yang selama ini dia cari dalam hidupnya, dan setelah memperhitungkan untung dan rugi dengan sangat ketat, pedagang itu rela menjual seluruh miliknya demi mendapatkan mutiara tersebut. Kisah ini merupakan kebalikan kisah tentang seorang kaya yang juga mencari hidup kekal, tetapi tidak jadi ikut Tuhan Yesus karena harta-Nya banyak (Lukas 18:18-25).

Apakah Tuhan Yesus merupakan harta paling berharga bagi Anda sehingga Anda bersedia melepaskan apa pun untuk bisa mengikuti Tuhan Yesus? Jadilah orang Kristen yang radikal. Sikap radikal berbeda dengan sikap anarkis. Kata “radikal” berasal dari bahasa latin “radix” yang berarti “akar”. Hidup orang Kristen yang radikal adalah hidup yang berakar kuat pada keyakinan yang kokoh bahwa yang paling berharga di dalam hidup ini adalah hidup bersama Tuhan Yesus. Sebelum kita bisa melihat betapa berharganya ditemukan dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus dan betapa indahnya hidup di dalam Dia, kita tidak akan dapat mengalami sukacita sejati dalam kehidupan sebagai orang Kristen. [FL]

Tetap Mengasihi Walau Ditolak

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 12

Pada pasal ini, respons penolakan dari pemimpin-pemimpin agama Yahudi terlihat jelas. Mereka berusaha menjebak Tuhan Yesus dengan cara mencari kesalahan melalui jebakan hukum hari Sabat (12:1-14). Kemudian, Tuhan Yesus dituduh menggunakan kuasa roh jahat untuk menyembuhkan orang yang buta dan bisu (12:22-45). Bagaimana respons Tuhan Yesus? Dia mengatakan bahwa “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat” (12:8), dan Ia memperbolehkan berbuat baik pada hari Sabat (12:12), karena bukan pelaksanaan hukum yang Tuhan Yesus utamakan, tetapi belas kasihan (12:7). Kemudian, Matius memperlihatkan bahwa ada kontras yang jelas antara model pelayanan Tuhan Yesus yang penuh kelembutan dengan perjuangan kaum zelot yang memilih jalur politik dan kekerasan (12:19). Tuhan Yesus menggenapi nubuat tentang Mesias yang dijanjikan di kitab Yesaya. Kita melihat suatu karakter yang agung di dalam diri Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tahu bahwa saat Ia datang, Ia akan menerima penolakan, tetapi Ia tetap datang ke dalam dunia yang akan menolak Dia. Bahkan, Ia tetap mengasihi, bahkan rela menderita sampai mati bagi manusia berdosa yang menolak Dia. Dialah Tuhan dan Juruselamat kita! Adakah ilah lain yang mempunyai karakter yang begitu agung seperti Tuhan kita? Tidak ada! Dialah satu-satunya Allah yang agung dan mulia. Tuhan Yesus tiada tara. Dialah sumber pengharapan umat manusia (12:21).

Setelah melihat kelemahlembutan Tuhan Yesus yang melayani tanpa paksaan, seharusnya kita tidak mengabaikan keperluan memberi respons yang tepat. Tuhan Yesus mengingatkan adanya sikap yang tidak dapat diampuni, yaitu menghujat Roh Kudus (12:31). Konteks ayat ini menjelaskan bahwa menghujat Roh Kudus adalah sikap tidak percaya terhadap karya Allah Roh Kudus dalam karya penebusan Tuhan Yesus. Respons manusia yang paling tepat adalah percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat . Apakah saat ini hati Anda dipenuhi rasa syukur karena Yesus Kristus telah memilih dan menyelamatkan Anda dari jurang dosa dan kesia-siaan hidup? Apakah Anda mau meniru Tuhan Yesus yang tetap mengasihi walaupun mendapat penolakan? Apakah sumber kekuatan Anda untuk terus mengasihi saat kasih Anda ditolak? Sumber kekuatan kita adalah pengalaman menerima kasih sejati tanpa syarat dari Tuhan Yesus (1 Yohanes 3:16; 4:19). [FL]

Tatkala Hidup Tidak Sesuai Rencana

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 11

Sewaktu Tuhan Yesus mengajar, memberitakan Injil dan memberi pesan kepada para murid-Nya, Dia didatangi para murid Yohanes Pembaptis yang menyampaikan pertanyaan Yohanes Pembaptis yang saat itu sedang di penjara dan meragukan apakah Tuhan Yesus adalah Mesias yang dijanjikan atau bukan. Kemudian, Tuhan Yesus mengecam beberapa kota yang tak mau bertobat, sekalipun Dia telah banyak melakukan mukjizat di sana. Pasal ini ditutup dengan doa dan ajakan Tuhan Yesus untuk datang kepada-Nya (11:28-30). Di bagian ketiga Injil Matius ini (pasal 11-13), kita akan memperhatikan respons terhadap Tuhan Yesus. Di pasal 11 ini, disampaikan respons penolakan terhadap undangan pertobatan kepada beberapa kota serta keraguan sahabat dekat Tuhan Yesus, yaitu Yohanes Pembaptis.

Bagaimana mungkin Yohanes Pembaptis yang semula amat mempercayai Tuhan Yesus sehingga Ia berkata kepada para muridnya, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29), di pasal ini bisa bertanya, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Apa yang terjadi dengan Yohanes Pembaptis? Saat berada di dalam penjara, Yohanes telah mendengar tentang pekerjaan Kristus (Matius 11:2). Yohanes percaya bahwa Mesias adalah hakim yang akan menghakimi orang yang tidak menghasilkan buah yang baik (3:10-12), tetapi ternyata orang-orang yang jahat belum menerima penghakiman. Walaupun Tuhan Yesus berkata bahwa Ia akan menghakimi orang yang tidak mau bertobat, tujuan kehadiran Tuhan Yesus di dunia ini adalah untuk memanggil orang berdosa agar kembali kepada-Nya (Yohanes 3:17).

Saat hidup tidak berjalan sesuai dengan rencana, kita dapat mencurigai kebaikan Allah. Saat berada dalam penderitaan dan sakit penyakit, ingatlah kepada Tuhan Yesus, Dialah Pribadi yang paling mengerti kondisi kita. Dialah yang paling mengerti penderitaan yang kita alami, karena Dia juga telah mengalami penderitaan. Untuk menebus kita dari hukuman dosa, Dia menanggung penderitaan yang tidak semestinya Ia tanggung. Dia menyertai kita selama-lamanya dan memanggil kita, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (11:28). Datanglah kepada Tuhan Yesus yang dapat memberikan kelegaan yang sejati! [FL]

Di manakah Para Pekerja Itu?

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 9

Domba adalah hewan yang bodoh. Mereka bisa berjalan ke mana-mana, dan tanpa sadar terjerumus ke keadaan yang berbahaya. Mereka tidak mampu melawan saat bertemu dengan pemangsa. Ketiadaan gembala bisa membuat domba berada pada situasi yang mengerikan. Keadaan inilah yang Tuhan Yesus lihat pada orang-orang yang dilayani-Nya saat itu. Bagaimana respons Tuhan Yesus saat melihat keadaan manusia yang seperti domba tanpa gembala itu?

Hati Tuhan Yesus tergerak oleh belas kasihan saat melihat manusia yang telah jatuh dalam dosa, terpisah dengan Allah. Dia memberitakan kabar baik tentang pengampunan dosa. Hati-Nya tergerak untuk menolong manusia yang mengalami penderitaan, sakit-penyakit, dan kelemahan-kelemahan lain. Injil Kerajaan Sorga menyentuh kebutuhan terdalam manusia akan pemulihan relasi dengan Allah (rohani) serta pemulihan jasmani. Di akhir pasal 9, Tuhan Yesus berkata, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” (9:37). Di manakah para pekerja itu? Siapakah para pekerja itu? Di pasal 10, Tuhan Yesus mempersiapkan para pekerja dengan memanggil dan mengutus murid-murid-Nya. Tujuan Tuhan Yesus jelas, yaitu Ia memuridkan supaya murid-murid bisa memuridkan orang lain dan menjadi pekerja penjala manusia.

Realita yang dihadapi gereja sama, yaitu bahwa gereja selalu kekurangan pelayan. Meskipun banyak anggota jemaat yang terlihat aktif, sering kali mereka belum sungguh-sungguh dimuridkan untuk bisa menjadi pembuat murid. Banyak orang Kristen yang sudah puas dengan beribadah seminggu sekali, duduk mendengar khotbah, memberi persembahan, lalu pulang. Krisis pekerja terus melanda, tetapi banyak orang Kristen yang puas dengan hidup untuk diri sendiri. Sudahkah Anda berdoa agar Allah memenuhi kebutuhan akan pekerja di gereja Anda? Sudahkah Anda terlibat atau sedang dibentuk dalam kelompok pemuridan? Siapkah Anda menjadi jawaban doa untuk memenuhi kebutuhan akan pekerja di gereja Anda? Ketika diminta melayani atau ikut kelompok pemuridan, banyak orang Kristen menjadi nampak sangat rohani melalui perataan, “Nanti saya doakan dahulu, ya!” Memang, kita perlu berdoa lebih dulu sebelum melakukan kegiatan apa pun. Akan tetapi, bila jawaban itu menjadi seperti “mantra” untuk menolak pelayanan, kita telah menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan berikan. [FL]

Bukan Sekadar Penggemar

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 8:18-34

Popularitas Tuhan Yesus sebagai Sang Pembuat mujizat meningkat drastis. Banyak penggemar yang tiba-tiba muncul dan mengikuti Dia. Saat menghadapi kondisi seperti itu, Tuhan Yesus menghendaki agar para pengikut-Nya tidak hanya sekadar ikut atau ikut dengan motif yang salah. Matius mencatat bahwa seorang ahli Taurat dan seorang murid yang tidak disebut namanya mendatangi Tuhan Yesus. Keduanya ingin mengikuti Tuhan Yesus. Kemungkinan, sang ahli Taurat ingin mengikuti Tuhan Yesus agar mendapat kenyamanan dan popularitas yang terlihat dimiliki oleh Tuhan Yesus saat itu. Murid yang tak disebut namanya ingin mengikuti Tuhan Yesus setelah menguburkan ayahnya (Hampir bisa dipastikan bahwa saat itu, ayah si murid belum meninggal. Bila ayahnya sudah meninggal, ia pasti tidak di sana. Si murid beranggapan bahwa mengikut Yesus Kristus adalah hal yang bisa ditunda).

Kedua orang itu ingin mengikuti Tuhan Yesus, tetapi keinginan mereka tidak sesuai dengan harapan Tuhan. Mengikuti Yesus Kristus tidak boleh sekadar untuk mendapat kenyamanan hidup di dunia. Mengikuti Tuhan Yesus harus menjadi prioritas karena yang hendak kita ikuti adalah Tuhan, Pencipta segala sesuatu, Penguasa alam semesta ini. Pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan muncul dari mulut manusia yang telah melihat Yesus Kristus menghardik angin ribut, dan danau menjadi tenang (8:23-27). Setan-setan pun mengaku bahwa Dialah Anak Allah (8:28-34).

Dari data Joshua Project, saat ini, bila ada tiga orang Kristen, hanya satu yang sungguh-sungguh merupakan murid Tuhan Yesus. Dua orang sisanya hanya sekadar suka ikut Yesus Kristus dan menjadikan Dia sebagai pembantu pribadi untuk memenuhi segala keinginannya. Di luar kekristenan, manusia memilih ilah mereka untuk kenyamanan mereka. Akan tetapi, orang Kristen tidak memilih Allah, melainkan dipilih oleh Allah untuk mengalami relasi dengan Dia, sumber hidup sejati, Pencipta dan Penyelamat dunia. Yesus Kristus tidak ingin diikuti oleh banyak penggemar yang hanya ikut berdasarkan harapan pribadi. Murid sejati akan mengikut Tuhan Yesus sesuai dengan harapan Tuhan. Apakah Anda murid sejati atau hanya sekadar penggemar Yesus Kristus? Apakah Anda berusaha mencari dan mengejar kerinduan Tuhan dalam hidup Anda atau Anda mencari Tuhan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan Anda sendiri? [FL]

Sudahkah Anda Terlibat dalam Misi?

Bacaan Alkitab hari ini:

Matius 8:1-17

Setelah Tuhan Yesus selesai mengajar, orang banyak tetap mengikuti Dia. Selanjutnya, penulis Injil Matius menuliskan tentang empat mujizat yang dilakukan Tuhan Yesus, yaitu menyembuhkan seorang yang sakit kusta (8:1-4), menyembuhkan hamba seorang perwira yang sakit lumpuh (8:5-13), menyembuhkan ibu mertua Petrus yang sakit demam (8:14-15), serta mengusir roh-roh dari orang-orang yang kerasukan setan dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit (8:16). Matius memperlihatkan bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan, yang memikul kelemahan dan menanggung penyakit manusia (8:17).

Karena latar belakang orang yang dilayani Tuhan Yesus amat bervariasi—orang kusta yang tidak diketahui apakah dia orang Yahudi atau non Yahudi, hamba seorang perwira yang pasti bukan orang Yahudi, ibu mertua Petrus yang adalah orang Yahudi, dan banyak orang yang tidak diketahui kebangsaannya—hal ini membuat kita bisa menyimpulkan bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias bagi semua bangsa. Ia melayani dan menyelamatkan semua orang, tidak terbatasi oleh ras, suku, dan bahasa. Sudahkah Anda melayani seperti Tuhan Yesus yang tidak membeda-bedakan suku, ras, dan bahasa? Apakah komunitas di gereja Anda sudah membuka diri terhadap berbagai suku yang ada? Apakah saat ini Anda terlibat dalam usaha menjangkau orang yang berbeda suku, ras, atau bahasa dengan kita, baik melalui doa, dana, maupun daya?

Saat ini, dari 17,016 suku yang ada di dunia, masih terdapat 7,082 (41.6%) suku yang belum pernah mendengar Injil (joshuaproject.net, Oktober 2018). Perbandingan jumlah gereja Injili yang ada saat ini dibandingkan dengan suku yang masih belum mendengar Injil adalah 1000:1. Artinya, saat ini terdapat 1000 gereja Injili berbanding dengan 1 suku terabaikan. Pekerjaan ini seharusnya tidak berat, bukan? Satu suku terabaikan dapat dilayani bersama oleh 1000 gereja Injili! Akan tetapi, dengan perbandingan seperti itu, mengapa masih banyak suku yang terabaikan, padahal banyak gereja Injili yang memiliki gedung megah? Adakah anak-anak Allah yang rela menyerahkan diri dan masa depannya untuk menjangkau suku-suku yang terabaikan? Apakah Anda dan gereja Anda telah membuka mata dan mengulurkan tangan agar setiap suku bangsa bisa menjadi murid Tuhan Yesus? [FL]

Petualangan Sang Putra Kesayangan (1)

Bacaan Alkitab hari ini:

Kejadian 39-40

Penulis kitab Kejadian kini mengalihkan perhatiannya pada kisah Yusuf, sang putra kesayangan yang tiba-tiba harus menjalani kehidupannya yang bertolak belakang (sebagai budak) akibat kebrutalan saudara-saudaranya sendiri. Alkitab menyatakan bahwa ia dijual kepada Potifar—kepala pasukan pengawal Firaun—sebagai budak belian. Namun, Tuhan yang Mahaadil tidak membiarkan orang benar menderita.

Di awal pasal 39, penulis kitab Kejadian menyampaikan bahwa Tuhan Allah sendiri yang menyertai Yusuf dan membuat apa pun yang dikerjakannya berhasil dengan gemilang, sehingga dalam tempo singkat, karir Yusuf melejit dengan cepat. Hampir seluruh isi rumah sang kepala pasukan pengawal raja berada di bawah wewenangnya, kecuali sang tuan beserta istrinya. Yusuf bebas mengatur seisi rumah sekehendak hatinya. Penampilan Yusuf amat mempesona sehingga sang nyonya rumah jatuh cinta kepadanya dan bahkan dibutakan oleh cinta tersebut. Ketika sadar bahwa sang budak menolak untuk menerima cinta yang terlarang itu, sang nyonya menjadi marah dan memfitnah Yusuf. Sungguh, karakter Yusuf amat berbeda dengan Esau! Dia lebih memilih masuk penjara ketimbang mengkhianati tuannya.

Turunnya Yusuf dari jabatan kepala rumah tangga menuju penjara bukanlah akhir dari karirnya, bahkan sebaliknyalah yang terjadi. Tuhan Allah menyertai Yusuf, sehingga ia segera menjadi tangan kanan kepala penjara (39:21-23). Keadaan “terpuruk” di dalam penjara itulah yang membuka jalan bagi lompatan karir sang terpidana. Saat berada di dalam penjara, Yusuf bertemu dengan kepala juru minuman dan kepala juru roti Firaun. Mereka berdua mendapat mimpi, tetapi mereka tidak mengerti artinya sehingga mereka menjadi sedih. Setelah mimpi mereka diceritakan kepada Yusuf, ternyata bahwa Yusuf bisa menjelaskan arti mimpi mereka berdua, dan mimpi mereka terwujud tepat seperti yang dijelaskan oleh Yusuf.

Kisah Yusuf akan berlanjut di pasal-pasal berikutnya, namun prinsipnya tetap sama, yaitu bahwa Tuhan adalah Allah yang adil, sehingga Ia akan membela orang yang benar. Bila Anda sedang berada dalam keadaan terpuruk seperti tanpa harapan, ingatlah bahwa Tuhan adalah sumber pengharapan dan kelegaan bagi setiap orang yang mencari-Nya. Soli Deo Gloria! [Sung]