Gema

Surat Tuhan Yesus kepada Gereja-gereja-Nya (1)

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 2

Bagian ini terdiri dari empat surat yang dikirim oleh Yohanes kepada empat jemaat, yaitu jemaat di kota Efesus, Smirna, Pergamus, dan Tiatira. Kota-kota ini (dan tiga kota lainnya, yaitu Sardis, Filadelfia, dan Laodikia) disebut secara berurutan sesuai dengan letak geografisnya yang agak melingkar. Urutan seperti ini memudahkan perjalanan orang yang mengantar surat-surat tersebut.

Keempat surat yang ditulis oleh Rasul Yohanes ini memiliki fitur yang kurang lebih sama, yaitu gambaran tentang siapa Yesus Kristus, pujian kepada jemaat, teguran, panggilan untuk bertobat, janji bagi yang menang, dan pernyataan bahwa surat tersebut harus diedarkan supaya bisa dibaca oleh orang-orang Kristen lainnya. Ada dua jemaat yang tidak ditegur, yaitu Jemaat Smirna dan Jemaat Filadelfia (mereka beriman, walaupun mereka miskin dan tidak memiliki banyak kekuatan, 2:9; 3:8). Satu-satunya jemaat yang tidak dipuji adalah jemaat Laodikia yang mengganggap diri mereka kaya dan tidak kekurangan apa pun (3:17).

Bacalah dengan teliti keempat surat ini! Perhatikanlah bagaimana Tuhan Yesus menggambarkan diri-Nya dalam keempat surat ini! Renungkan juga bagaimana isi hati Tuhan Yesus terhadap jemaat-Nya! Apa saja yang Dia sukai dari suatu jemaat sehingga jemaat itu memperoleh pujian? Apa saja yang tidak Dia sukai dari suatu jemaat sehingga Dia menegur jemaat itu dengan sangat keras? Saat ini, apakah Anda melakukan kesalahan yang sama dengan kesalahan jemaat saat itu? Perhatikan perintah Tuhan Yesus agar jemaat bertobat dari kesalahan mereka (2:5, 16, 21). Apakah teguran Tuhan Yesus kepada jemaat saat itu cocok dengan situasi Anda saat ini? [AH]

Wahyu 2:4-5a
“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya enggkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.”

Yohanes di Pulau Patmos

Bacaan Alkitab hari ini:

Wahyu 1

Rasul Yohanes dibuang oleh pemerintah Romawi ke Pulau Patmos, pulau kecil di daerah Turki. Pembuangan ini merupakan hukuman yang dijatuhkan karena dia memberitakan firman Allah dan bersaksi tentang Yesus Kristus (1:9). Dia hidup terpencil di pulau itu dan tidak dapat kemana-mana, tetapi hatinya dan imannya tidak dibatasi oleh tempat yang kecil itu.

Di situ, ia tetap dapat mendengar suara Allah dan firman Al-lah yang berbicara kepadanya. Oleh karena itu, dia merasakan dan mengalami kehadiran Allah yang sangat nyata (1:10-20). Dia dikucilkan, tetapi justru dia mengalami kehidupan bersama dengan Allah. Dia berada di pulau yang terpencil, tetapi di sepan-jang kitab Wahyu, dia selalu dapat melihat “pintu terbuka” yang membuat dia dapat melihat rencana Allah (4:1; 11:19; 15:5; 19:11) yang membuat hati dan pikirannya senantiasa terangkat kepada Allah surgawi. Oleh karena itu, ia tidak putus asa dan tidak berhenti untuk bersaksi tentang Yesus Kristus. Walaupun tidak bisa kemana-mana, melalui surat-suratnya yang ia tulis untuk tujuh gereja di Asia Kecil, Rasul Yohanes bersaksi tentang Yesus Kristus dan memberitakan firman Allah (1:4–11). Hatinya dan pelayanannya untuk umat Allah tidak terbatasi oleh pembuangannya di Pulau Patmos.

Apakah Anda sering mengeluh karena berbagai kekurangan pada diri Anda? Apakah Anda sering mencari alasan untuk tidak bersaksi dan tidak memberitakan Injil karena adanya tekanan dari pemerintah dan masyarakat? Menengoklah kepada Allah! Dengan iman, kita akan dapat melihat bahwa pintu Allah telah dibukakan untuk kita, kesempatan pelayanan dan pemberitaan Injil diberikan kepada kita, dan kita dapat terus bersaksi tentang Yesus Kristus. [AH]

Wahyu 1:5b-6“Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya, dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.”

Pujilah TUHAN, hai jiwaku!

Bacaan Alkitab hari ini:

Mazmur 146-147

Memuji TUHAN adalah respons yang wajar bagi seorang yang telah mengalami keselamatan yang disediakan Allah di dalam Kristus. Sayangnya, yang sering muncul dalam kehidupan ini adalah respons yang tidak wajar, yaitu keluhan atau bahkan protes kepada Allah. Keluhan atau protes ini biasanya disebabkan karena cara pandang kita terhadap kehidupan keliru. Di satu sisi, mungkin kita mengakui bahwa Allah itu baik dan Dia mahakuasa. Akan tetapi, saat menghadapi kenyataan hidup yang tidak menyenangkan hati kita, kita meragukan kebaikan Allah dan menyangsikan kemampuan Allah memberi yang terbaik bagi diri kita. Kesalahan cara pandang yang lain adalah bahwa kita terlalu berharap pada orang lain yang kita anggap lebih kaya dan lebih pandai daripada diri kita, dan kita lupa untuk berharap kepada TUHAN, padahal kebahagiaan sejati hanya bisa dirasakan oleh orang yang berharap kepada Allah (146:5) dan pujian yang tulus akan otomatis muncul bila rasa syukur bertumbuh (147:7). Allah tidak suka bila kita berharap bukan kepada Dia!

Apakah Anda merasa bersyukur atas keadaan Anda, atau sebaliknya: Anda merasa tidak puas terhadap kehidupan yang sedang Anda jalani? Bila Anda tidak bisa merasa puas, mungkin Anda masih belum menyadari bahwa sesungguhnya Allah telah berkali-kali menolong Anda melewati bahaya dan Allah telah berkali-kali memenuhi kebutuhan Anda saat Anda menghadapi jalan buntu. Bila kita belum bisa melihat kebaikan Allah, mungkin kita belum membuka mata kita cukup lebar untuk bisa me-lihat karya Allah dalam hidup kita. Ingatlah selalu bahwa kita tidak akan pernah mengalami kebahagiaan (damai sejahtera) bila kita belum bersandar kepada Allah. [P]

Mazmur 147:1
“Haleluya! Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji itu.”

Pengenalan Menentukan Respons

Bacaan Alkitab hari ini:

Mazmur 145

Mengapa ada orang yang amat bersemangat mengabdikan hidupnya bagi Tuhan, ada yang biasa-biasa saja, dan ada yang sama sekali tidak peduli kepada TUHAN? Yang menyebabkan perbedaan respons kepada TUHAN adalah pengenalan seseorang akan TUHAN. Orang yang tidak mengenal TUHAN akan tidak peduli kepada TUHAN. Orang yang pengenalannya kepada TUHAN samar-samar akan bersikap biasa-biasa saja. Akan tetapi, orang yang sungguh-sungguh mengenal TUHAN, mengenal kasih-Nya dan mengenal perbuatan-Nya akan mengabdikan hidupnya bagi kemuliaan TUHAN. Perhatikan bahwa dalam Mazmur yang kita baca hari ini, Raja Daud berkata bahwa dia hendak mengagungkan Allah serta memuji dan memuliakan nama-Nya untuk seterusnya dan selamanya karena dia mengenal kebesaran TUHAN dan perbuatan (pekerjaan) TUHAN yang dahsyat (145:1-6).

Apakah Anda mengenali kebesaran (kemuliaan) Tuhan, karya-Nya, kasih setia-Nya, kesabaran-Nya, kebaikan-Nya, dan anugerah-Nya? Bila jawaban Anda adalah “ya”, tidak mungkin hati dan mulut Anda tidak meluap dengan pujian kepada-Nya! Tidak mungkin hati Anda tidak diliputi dengan rasa syukur! Tidak mungkin Anda tidak membicarakan kebaikan Allah terhadap diri Anda! Tidak mungkin Anda terus merasa putus asa saat menghadapi persoalan! Tidak mungkin Anda terus meragukan kebaikan Allah! Bila Anda merasa belum memberi respons yang pantas kepada Allah, periksalah kembali pengenalan Anda akan siapa Allah dan apa yang telah Dia perbuat bagi diri Anda! Membaca Alkitab, berdoa, dan berusaha menerapkan ajaran Alkitab setiap hari dalam kehidupan sehari-hari merupakan satu-satu-nya cara untuk meningkatkan pengenalan kita akan Allah. [P]

Mazmur 145:21
“Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada TUHAN dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.”

Tak Berharga di Mata Manusia, tetapi Berharga di Mata TUHAN!

Bacaan Alkitab hari ini:

Mazmur 144

Masyarakat—termasuk para pejabat negara—pada umumnya sangat menghargai orang yang berprestasi, tetapi mengabaikan keadaan orang yang biasa-biasa saja. Anak-anak yang berprestasi di bidang olah raga atau yang dianggap telah berjasa terhadap negara mudah mendapatkan bea siswa, tetapi anak-anak yang tidak memiliki prestasi atau kelebihan apa pun biasanya dilupakan atau diabaikan, baik oleh masyarakat atau oleh negara. Bila dipandang dari sudut pandang Allah, tidak ada prestasi manusia yang membanggakan. Manusia itu bagaikan debu atau angin lewat yang tidak berarti. Oleh karena itu, saat mengingat kasih dan perhatian Allah, pemazmur berkata, “Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?”(144:3). Sang pemazmur terpesona saat memikirkan anugerah kasih dan perhatian Allah terhadap dirinya yang tidak berarti. Anugerah Allah itulah yang membuat sang pemazmur berani berdoa memohon pertolongan Allah (144:7-8) dan dirinya terdorong untuk memuji TUHAN (144:9). Anugerah Allah itu pula yang membuat sang pemazmur memiliki harapan akan masa depan (144:11-15).

Apakah Anda merasa bahwa diri Anda tidak berharga dan bahwa Anda diremehkan oleh orang-orang di sekitar diri Anda? Apakah Anda merasa bahwa tidak ada sesuatu apa pun di dalam diri Anda yang bisa membuat Anda merasa bangga? Bila keadaan Anda demikian, ingatlah bahwa Anda berharga dalam pandangan Allah! Allah menganggap diri Anda sedemikian ber-harga sehingga Dia sampai mengutus Anak Tunggal-Nya—Tuhan Yesus Kristus—untuk mati menebus dosa Anda sebagai bukti dari kasih-Nya kepada Anda. (Yohanes 3:16). [P]

Mazmur 144:3
“Ya TUHAN, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?”

Tempat Perlindungan

Bacaan Alkitab hari ini:

Mazmur 142-143

Pada umumnya, setiap orang pernah mengalami masa sulit, terpojok, kehilangan semangat, terancam, sendiri (tidak ada yang menemani atau yang menghibur). Keadaan semacam itu juga pernah, bahkan sering, dialami oleh Daud saat beliau belum menjadi raja. Mazmur yang kita baca hari ini merupakan ungkapan isi hati Daud saat dia melarikan diri dan bersembunyi di suatu gua, karena dia dikejar-kejar dan hendak dibunuh oleh Raja Saul. Sekalipun Daud disertai oleh sekitar 400 orang pelarian (1 Samuel 22:1-2), dan terus bertambah sampai mencapai 600 orang (23:13), namun Daud merasa sendirian (tidak terlindung) dan kehilangan semangat (Mazmur 142:4) sehingga dia mengeluh, “tidak ada seorang pun yang menghiraukan aku” (142:5). Dalam keadaan seperti itu, Daud berseru kepada TUHAN serta mengemukakan keluh kesahnya ke hadapan TUHAN (142:2-3). Tindakan mencari TUHAN dan mengemukakan seluruh keluh kesah kepada TUHAN itu membuat Daud pada akhirnya bisa berkata kepada TUHAN,“Engkaulah tempat perlindunganku, bagianku di negeri orang-orang hidup!” (142:6).

Apakah Anda sedang menghadapi masalah berat dalam hidup Anda dan Anda belum menemukan jalan keluar? Apakah teman-teman Anda hanya orang-orang tak berdaya yang tidak mampu menolong, sehingga Anda merasa sendirian? Apakah Anda justru menghadapi ancaman dari rekan atau atasan Anda? Bila Anda mempercayai Tuhan Yesus, renungkanlah undangan-Nya, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28). Serahkanlah semua beban dan masalah kita kepada Tuhan Yesus, karena Dialah Tempat Perlindungan kita. [P]

Mazmur 143:8b-9
“Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku. Lepaskanlah aku dari pada musuh-musuhku, ya TUHAN, pada-Mulah aku berteduh.”

Allah Tidak Pernah Gagal

Bacaan Alkitab hari ini:

Ester 9-10

Bila manusia gagal melakukan apa yang dipercayakan Allah kepadanya, tidak berarti bahwa rencana Allah turut gagal. Dalam kebesaran kuasa dan hikmat-Nya, Allah selalu memiliki cara untuk mewujudkan rencana-Nya.Allah bisa memakai siapa saja—baik orang yang hidup takut akan Allah maupun yang tidak takut kepada-Nya—untuk mewujudkan rencana-Nya. Raja Saul tidak menaati perintah Tuhan untuk memusnahkan bangsa Amalek yang telah menghalangi bangsa Israel menuju ke Tanah Kanaan, padahal Tuhan telah memerintahkan agar mereka ditumpas habis tanpa sisa, termasuk ternak mereka. Namun, Agag—raja Amalek—dibiarkan hidup oleh Raja Saul. Ternak terbaik mereka tidak ditumpas dengan alasan bahwa hewan-hewan itu hendak dipersembahkan kepada Tuhan (1 Samuel 15:1-33). Akibatnya, Tuhan marah dan menolak Saul yang tidak menaati Dia.

Firman Tuhan hari ini memperlihatkan bahwa Tuhan memakai Mordekhai—keturunan Kish dari suku Benyamin (2:5)—yang masih memiliki pertalian darah dengan Saul untuk menghukum keturunan Agag sampai tuntas. Semua anak Haman ditumpas oleh orang Yahudi (9:7-10). Adalah anugrah Tuhan bahwa Allah tidak memperhi-tungkan kegagalan Saul dan tetap mau memakai Mordekhai menjadi agen untuk mewujudkan rencana-Nya. Allah tak pernah gagal melaksanakan rencana-Nya, meskipun terkadang memakan waktu cukup lama. Allah selalu berhasil! Manusia memiliki kehendak bebas, namun Allah bekerja di balik pilihan-pilihan kita untuk mewu-judkan rencana-Nya. Orang yang hidup sesuka hati dan tidak takut Tuhan—seperti Haman—harus bertanggung jawab atas pilihannya. Orang yang hidup takut akan Dia akan melihat perbuatan-Nya yang perkasa dan dipakai menjadi berkat! Maukah Anda taat untuk ikut melaksanakan kehendak dan rencana Allah? [WY]

Mazmur 92:6
“Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu.”

Magnet Keselamatan

Bacaan Alkitab hari ini:

Ester 7-8

Haman, yang semula nampak begitu hebat, mendadak jatuh dan kehilangan semua miliknya, termasuk nyawanya. Betapa rapuhnya hidup manusia! Haman—yang tidak takut akan Tuhan— tidak mendapat apa-apa di akhir hidupnya. Segala upaya dalam hidupnya merupakan kesia-siaan. Ini adalah kemalangan yang besar! Kesuksesan sejati hanya dapat diraih bila seseorang hidup dalam takut akan Tuhan dan berpegang pada perintah-perintah-Nya (bandingkan dengan Pengkhotbah 12:13-14).

Meskipun Haman sudah kalah, dekrit atau keputusan raja— yang sudah ditetapkan—tidak dapat ditarik kembali (Ester 8:8). Artinya, nyawa umat Yahudi terancam! Tuhan melembutkan hati raja untuk menolong orang Yahudi dan memberi hikmat kepada Mordekhai untuk mengantisipasi keputusan raja yang mengizinkan pembunuhan terhadap orang Yahudi. Atas nama raja, Mordekhai mengumumkan bahwa orang Yahudi boleh membela diri, bahkan boleh membunuh siapa saja yang hendak menyerang atau mengambil harta mereka (8:11). Sungguh, Tuhan memberi hikmat yang luar biasa kepada Mordekhai untuk menyelamatkan orang Yahudi. Dalam hidup ini, kita sering menghadapi persoalan rumit yang harus dihadapi dengan hikmat Tuhan. Bagaimana kita bisa memperoleh hikmat Tuhan? Hikmat Tuhan terdapat dalam firman-Nya dan bisa diperoleh melalui persekutuan yang intim dengan Dia.

Setelah keputusan raja diundangkan, umat Yahudi merasa lega dan bersukacita. Peristiwa ini membuat banyak orang di antara penduduk negeri Persia yang menjadi warga Yahudi (8:17). Peristiwa ini menunjukkan bahwa orang Kristen yang sungguh-sungguh hidup bergantung dan takut akan Tuhan akan menjadi magnet yang bisa membawa orang yang belum percaya kepada Kristus! [WY]

Pengkhotbah 12:13
“Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Tuhan dan berpeganglah pada perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.”