Siapa Yang Terbesar

Lukas 22:14-38

Kita hidup di zaman yang makin kompetitif. Sejak kecil, anak-anak di sekolah ada yang sudah diajar untuk berjiwa kompetitif. Anak-anak diajak mengikuti berbagai macam lomba yang memicu mereka untuk berupaya menjadi yang terbaik. Setelah beranjak dewasa, mereka menghadapi persaingan yang lebih ketat di dunia pendidikan maupun pekerjaan. Di satu sisi, sifat kompetitif akan memacu seseorang untuk berjuang menjadi lebih baik. Di sisi lain, sifat kompetitif bisa memunculkan berbagai akibat negatif. Obsesi menjadi juara bisa membuat seseorang menghalalkan segala cara untuk memenangkan lomba, termasuk dengan menipu dan berbuat curang. Ada pula yang menjadi stres karena tidak berhasil menjadi pemenang.

Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya bahwa yang terbesar dalam Kerajaan Allah adalah orang yang melayani (22:26). Tentu saja, ajaran ini bertolak belakang dengan prinsip yang berlaku umum di dunia yang sangat kompetitif ini. Para murid Tuhan Yesus bertengkar untuk memperebutkan posisi paling besar di antara mereka. Perebutan posisi semacam ini adalah hal yang biasa terjadi di dunia ini. Banyak orang berusaha mendapat posisi utama atau tempat paling tinggi karena semua orang ingin dilayani dan tidak mau melayani. Posisi utama dianggap sebagai posisi orang yang harus dilayani, sehingga posisi tersebut diperebutkan. Orang percaya seharusnya meneladani Yesus Kristus. Sebagai Allah yang seharusnya disembah dan dijunjung tinggi, Tuhan Yesus justru melayani murid-murid-Nya. Dalam Injil Yohanes, terdapat kisah Tuhan Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya (Yohanes 13:4-5). Setelah bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus, kita menjadi warga Kerajaan Allah dan Tuhan Yesus menjadi Raja di dalam kehidupan kita. Prinsip hidup kita seharusnya tidak lagi mengikuti prinsip hidup dunia ini, melainkan mengikuti prinsip-prinsip Kerajaan Allah yang sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus. Orang yang merebut posisi dengan kekerasan tidak akan mendapat damai sejahtera dalam hidupnya. Hanya pemimpin yang melayani dengan tulus yang akan dipakai Allah untuk menjadi berkat. Merupakan hal yang biasa bila orang-orang di dunia ini berkompetisi untuk menjadi yang terbesar. Akan tetapi, orang percaya seharusnya berlomba melayani dengan keyakinan bahwa anugerah Tuhan-lah yang akan membuat mereka menjadi besar. [WY]