Lukas 20:1-19
Tindakan Tuhan Yesus mengusir para pedagang di halaman Bait Allah di Yerusalem membuat para pemimpin agama marah. Mereka marah karena mereka kehilangan keuntungan dari perdagangan yang berlangsung di sana. Pada masa itu, para pemimpin agama di Bait Allah mewajibkan orang yang hendak mempersembahkan korban di Bait Allah untuk membeli kambing domba atau lembu sapi yang sudah mereka nyatakan sebagai tidak bercacat (bandingkan dengan Imamat 22:17-25). Oleh karena itu, para pendatang dari jauh yang hendak mempersem-bahkan korban terpaksa membeli hewan korban yang dijual di halaman Bait Allah, walaupun harga hewan di situ lebih mahal dibandingkan harga umum. Kemarahan membuat para pemimpin agama yang merasa dirugikan itu ingin membunuh Tuhan Yesus, tetapi mereka takut terha-dap rakyat yang terpesona oleh pengajaran Tuhan Yesus. Itulah sebab-nya, imam-imam kepala yang berkoalisi dengan para ahli Taurat dan para tua-tua mencari Tuhan Yesus untuk mempersoalkan tindakan pengusiran para pedagang dengan menanyakan sumber kuasa yang mendasari tindakan itu (19:45-20:2). Mereka beranggapan bahwa Tuhan Yesus tidak punya wewenang untuk membubarkan para pedagang karena Ia bukan pemimpin agama seperti mereka.
Mereka tidak menduga bahwa Tuhan Yesus akan menjawab dengan mengajukan pertanyaan, “Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia?” (20:3-4). Sesudah berunding, akhirnya mereka menjawab bahwa mereka tidak tahu. Mereka sebenarnya tahu bahwa Yohanes adalah nabi yang diutus dari sorga, namun mereka menolak untuk memercayai Yohanes yang pernah bersaksi bahwa Yesus Kristus adalah Mesias (Yohanes 3:28-30). Jika mereka mengakui bahwa ajaran Yohanes berasal dari sorga, mereka harus mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Mesias. Mereka menyadari kebenaran tersebut, namun mereka tidak mau mengakuinya. Karena mereka tidak mau menjawab secara jujur, Tuhan Yesus pun tidak menjawab pertanyaan mereka. Tuhan Yesus tahu bahwa yang mereka pentingkan bukan kebenaran, tetapi keuntungan diri sendiri. Orang percaya pada masa kini pun sering kali secara sadar mengompromikan kebenaran yang sudah diketahui demi memperoleh keuntungan pribadi. Koreksilah diri Anda dan mohonlah agar Roh Kudus memampukan Anda untuk melakukan kebenaran. [WY]