Lukas 7:1-17
Hidup di tengah zaman yang serba “artificial” atau “palsu” sering kali menumpulkan rasa belas kasihan kita. Kita sulit membedakan apakah seseorang benar-benar susah sehingga perlu mendapatkan belas kasihan, ataukah orang itu sedang menipu kita. Ada orang yang susah, namun menutupi kesusahan karena gengsi. Sebaliknya, banyak pula orang yang berpura-pura susah dengan maksud untuk menipu orang lain. Namun, waspadalah agar adanya orang-orang yang berpura-pura susah itu jangan sampai membuat kita menutup mata dan kehilangan belas kasihan terhadap orang lain. Kita perlu belajar untuk memiliki belas kasihan seperti Tuhan Yesus.
Bacaan Alkitab hari ini menunjukkan hati Tuhan Yesus yang tergerak oleh belas kasihan (7:13). Ia melihat kesulitan dan kesedihan janda yang ditinggalkan anak laki-laki satu-satunya itu. Janda itu tidak lagi memiliki siapa pun juga yang bisa menjadi tempatnya bersandar. Keadaan seorang janda pada zaman Perjanjian Lama dan pada zaman Tuhan Yesus berbeda dengan keadaan pada masa kini. Pada zaman itu, kehidupan seorang janda sangat menyedihkan. Mereka tidak bisa bekerja karena status sosialnya sebagai wanita dan sebagai janda yang dipandang rendah oleh masyarakat pada masa itu. Ingatlah tentang Naomi yang menganggap hidupnya begitu pahit setelah ditinggal mati oleh suami dan oleh kedua anak laki-lakinya (Rut 1). Tuhan Yesus memahami penderitaan sang janda, sehingga Ia lalu membangkitkan anaknya yang sudah mati itu (Lukas 7:13-15). Ia menggenapi janji Allah dengan melaksanakan apa yang ingin Allah lakukan kepada umat-Nya, yaitu “menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara” (Yesaya 61:1, bandingkan dengan Lukas 7:22). Oleh karena itu, orang-orang yang melihat apa yang Tuhan Yesus perbuat kepada janda itu memuliakan Allah dan mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah nabi besar dan bahwa Allah telah melawat umat-Nya (7:16). Tuhan Yesus menginginkan agar para murid dan orang-orang yang percaya kepada-Nya memiliki belas kasihan terhadap orang lain. Apakah Anda sudah meneladani Tuhan Yesus dan berbelas kasihan terhadap sesama? [WY]