1 Tesalonika 4:1-12
Apakah hidup Anda berkenan kepada Allah? Apakah hidup yang berkenan kepada Allah itu hanya berkaitan dengan masalah ibadah? Apakah orang yang rajin beribadah di gereja, rajin berdoa, dan rajin membaca Alkitab sudah pasti hidupnya berkenan kepada Allah? Walaupun benar bahwa hidup yang berkenan kepada Allah itu menyangkut kedekatan relasi dengan Allah, relasi yang sehat dengan Allah pasti terungkap dalam hubungan dengan sesama:
Pertama, hidup yang berkenan kepada Allah pasti melalui proses pengudusan (4:3-8). Dalam Perjanjian Baru—khususnya dalam Kisah Para Rasul dan surat-surat Rasul Paulus—orang-orang percaya sering disebut sebagai orang-orang kudus. Sebutan ini menunjuk kepada status orang percaya yang telah dikuduskan melalui karya penebusan Kristus di kayu salib. Status dikuduskan ini harus direalisasikan melalui proses pengudusan tingkah laku yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Salah satu aspek pengudusan adalah menjauhi percabulan. Hubungan seks tidak boleh dilakukan secara bebas, melainkan hanya boleh dilakukan dalam ikatan pernikahan yang sah antara seorang pria dengan seorang wanita. Selain itu, hubungan seks harus dilandasi oleh penghargaan atau penghormatan, bukan dilandasi oleh keinginan memuaskan hawa nafsu. Hal ini berarti bahwa orang percaya tidak boleh meniru gaya hidup orang-orang yang tidak mengenal Allah. Ingatlah bahwa praktik penyembahan berhala yang dilakukan orang-orang non-Yahudi pada masa itu sering kali disertai dengan praktik seks bebas. Apakah Anda sudah menjalani hidup dalam kekudusan?
Kedua, hidup yang berkenan kepada Allah tercermin dalam kasih terhadap sesama (4:9-12). Bila tidak waspada, kecenderungan menguta-makan kepentingan diri sendiri akan menyingkirkan kasih terhadap sesama, padahal saling mengasihi adalah ciri pengikut Kristus. Ungkapan kasih persaudaraan bukan hanya bisa dilakukan melalui perhatian dan pemberian kepada orang lain, tetapi juga harus dilakukan dengan menjalani hidup yang bertanggung jawab yang membuat kita tidak menjadi beban bagi orang lain. Sebagai contoh, bila kita tidak mau bekerja, kita memerlukan bantuan orang lain, sehingga kita menjadi beban bagi orang yang menyayangi kita. Apakah mengasihi orang lain sudah menjadi gaya hidup Anda? [P]