Markus 1:29-45
Sesuatu yang fenomenal mudah menarik perhatian, baik secara lang-sung maupun tidak. Orang-orang takjub terhadap pengajaran Yesus Kristus yang berkuasa, pengusiran roh jahat yang Dia lakukan, serta tindakan penyembuhan yang tidak biasa terhadap ibu mertua Simon. Orang-orang dengan sukarela dan sukacita menyebarkan kabar baik itu. Maka, berkerumunlah seluruh penduduk kota membawa orang-orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan kerasukan setan di depan pintu tempat Tuhan Yesus berada. Tuhan Yesus menyembuhkan banyak orang sakit dan mengusir banyak setan. Pelayanan-Nya membuat Dia langsung naik daun pada saat itu juga. Publikasi melalui instagram, facebook, website, youtube, atau sms blast tidak diperlukan lagi! Semua orang mencari Dia! Semakin banyak orang yang ingin mendapatkan jasa pelayanan-Nya. Yesus Kristus menjadi Sosok penting dalam sekejap. Jelas bahwa situasi seperti ini merupakan momentum berharga yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya supaya memberi keuntungan. Apakah pemikiran semacam ini yang terbersit dalam pikiran para murid? Setelah bertemu dengan Tuhan Yesus, mereka justru mendapat jawaban yang (mungkin) mengecewakan nalar mereka dan membuat mereka tidak dapat berkata-kata. Yesus Kristus menjawab, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” (1:38). Entah apa yang terbersit dalam pikiran murid-murid saat itu. Mungkin saja mereka berpikir, “Apa? Ayolah! Kesempatan seperti ini mungkin tidak akan datang kedua kali!”
Yesus Kristus tahu jelas panggilan-Nya. Tujuan utama kedatangan-Nya ke bumi bukanlah untuk menyembuhkan orang sakit atau mengusir setan. Ia tidak datang ke dunia untuk mengerjakan apa yang dianggap baik oleh dunia atau orang banyak. Ia datang untuk mengerjakan hal terbaik menurut kehendak Bapa-Nya, yaitu memberitakan Injil. Apakah yang sedang Anda lakukan saat ini adalah pekerjaan (termasuk pelayanan) yang baik? Sadarkah Anda bahwa ada pekerjaan terbaik yang dapat Anda lakukan, yang hanya dapat terwujud jika Anda berani merespons dengan tepat terhadap panggilan yang Tuhan nyatakan kepada diri Anda? Musuh dari yang terbaik bukanlah hal-hal yang buruk. Musuh dari yang terbaik adalah hal-hal baik yang membuat kita mengabaikan hal yang terbaik. [GI Mario Novanno]