Yesaya 5
Bacaan Alkitab hari ini diawali dengan nyanyian tentang kebun anggur yang terletak di lereng bukit yang subur. Kebun anggur itu dirawat dengan baik dan dijagai agar bisa bertumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang baik. Akan tetapi, ternyata bahwa buah yang dihasilkannya adalah buah anggur yang asam sehingga sangat mengecewakan. Nyanyian tentang kebun anggur ini bukan dimaksudkan untuk dipahami secara harfiah, melainkan harus dipahami sebagai sebuah perumpamaan. Kebun anggur itu adalah gambaran tentang bangsa Israel, sedangkan pemilik kebun anggur itu adalah gambaran tentang Allah. Allah telah memberikan segala yang baik kepada bangsa Israel dengan harapan bahwa bangsa Israel akan menjadi bangsa yang hidup menaati kehendak Allah. Akan tetapi, ternyata bahwa bangsa Israel tidak menghargai apa yang telah Allah perbuat bagi mereka dan mereka memperlihatkan tingkah laku yang buruk. Perbuatan mereka jahat dan sikap mereka sombong. Mereka memutarbalikkan kebenaran. Kehidupan mereka sangat mengecewakan hati Allah! Oleh karena itu, Allah merancang hukuman terhadap kota Yerusalem, dan bangsa Yehuda akan dibuang ke dalam pembuangan.
Rancangan hukuman Allah terhadap umat-Nya itu mengerikan! Akan tetapi, hukuman itu perlu! Dari sisi Allah, hukuman itu menyatakan keadilan dan kekudusan Allah yang menghukum umat-Nya yang hidup dalam dosa dan tidak memenuhi keinginan Allah. Dari sisi manusia, hukuman itu perlu untuk memurnikan iman umat Allah. Sikap Allah terhadap bangsa Yehuda adalah cermin bagi sikap Allah terhadap diri kita pada masa kini. Allah telah memelihara kita dan memberikan segala yang baik bagi diri kita, tetapi kita tidak selalu menyadari kebaikan Allah. Sayang, sampai saat ini, banyak orang yang beranggapan bahwa segala yang baik itu adalah hasil usaha mereka sendiri, sedangkan semua yang tidak baik atau tidak menyenangkan—seperti penyakit dan kegagalan—adalah wujud perlakuan Allah terhadap diri mereka. Bila kita tidak bisa selalu bersyukur dan melihat kebaikan Allah terhadap diri kita, sangat mungkin bahwa kita kemudian hidup dalam dosa dan tidak memedulikan kehendak Allah terhadap diri kita. Periksalah buah-buah yang muncul dalam kehidupan Anda: Apakah kehidupan Anda mengeluarkan buah yang manis atau buah yang asam? [P]