Yesaya 11-12
Pengharapan utama yang dijanjikan dalam Alkitab adalah pengharap-an akan kedatangan Sang Mesias, yaitu Yesus Kristus. Dalam 11:1, Mesias disebut sebagai tunas yang keluar dari tunggul Isai—Isai adalah ayah Raja Daud. Mengapa Sang Mesias tidak disebut sebagai keturunan Daud, padahal Tuhan Yesus disebut sebagai “Anak Daud” dalam kitab-kitab Injil (Matius 1:1; 9:27; 12:23; dan sebagainya)? Tampaknya hal ini disebabkan karena raja-raja keturunan Raja Daud tidak semuanya baik. Raja Ahas yang memerintah pada zaman Nabi Yesaya adalah raja yang sangat jahat. Oleh karena itu, tunas yang keluar dari tunggul Isai menun-juk pada pengharapan akan “Daud yang lain” atau “Daud yang ideal”, yang memiliki Roh Allah, takut akan Tuhan, adil, jujur, tegas, benar, setia, dan membawa damai (Yesaya 11:1-9). Damai ini bukan hanya mencakup manusia—tetapi juga mencakup binatang—menunjuk kepada kondisi sebelum manusia jatuh dalam dosa. Jadi, pengharapan tentang Mesias sekaligus adalah pengharapan pemulihan kondisi alam dan pemulihan hubungan, baik hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, maupun hubungan manusia dengan alam.
Pengharapan tentang Mesias dalam Yesaya 11 dipenuhi dalam dua tahap. Saat kedatangan Tuhan Yesus yang pertama, damai sejahtera yang diberikan Tuhan Yesus masih berupa damai sejahtera untuk pribadi (Yohanes 14:27). Damai sejahtera ini dilandasi oleh keyakinan akan pemeliharaan Allah yang melampaui kemampuan kita dalam berpikir (Filipi 4:6-7). Pada situasi pandemi yang kita hadapi sekarang pun, bila kita berserah kepada pemeliharaan Allah—artinya kita yakin bahwa Allah sanggup menjaga kita, kecuali bila Allah memiliki rencana lain—kita akan mengalami damai sejahtera. Akan tetapi, damai sejahtera penuh yang mencakup pemulihan hubungan antara manusia dengan alam—termasuk hubungan dengan binatang—dan hubungan antar manusia baru bisa terwujud sepenuhnya saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Apakah Anda sudah memiliki damai sejahtera yang diberikan oleh Tuhan Yesus itu? Apakah Anda meyakini bahwa semua konflik yang ada didunia saat ini akan berakhir saat Tuhan Yesus datang kedua kali? Salah satu tanda bahwa kita memiliki damai sejahtera adalah kemampuan bersyukur (bandingkan dengan Yesaya 12). Bila kita tidak memiliki damai sejahtera, kita tidak akan mampu bersyukur! [P]