Yesaya 1
Penilaian TUHAN terhadap bangsa Israel sangat menyedihkan: Bangsa Israel digambarkan sebagai anak-anak durhaka yang memberontak terhadap orang tua yang telah membesarkan mereka. Mereka tidak berterima kasih terhadap Tuhan yang telah memelihara hidup mereka. Kelakuan mereka yang tidak berterima kasih itu lebih buruk daripada kelakuan binatang! Tuhan menyebut mereka sebagai bangsa yang berdosa dan jahat, dan kelakuan mereka yang buruk itu berlangsung turun-temurun (1:2-4).
Yang menambah masalah, bangsa Israel tidak peka terhadap teguran atau hukuman Tuhan. Mereka tidak bertobat walaupun Tuhan sudah sering memberi hukuman saat mereka jatuh dalam dosa. Mereka berpikir bahwa tuntutan Tuhan hanyalah beribadah dan memberi per-sembahan korban, padahal yang terpenting dalam pandangan Tuhan adalah menjauhi perbuatan jahat dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Bagi Tuhan, perbuatan jahat membuat ibadah umat-Nya menjemukan dan persembahan korban mereka menjijikkan. Ibadah harus disertai dengan pertobatan dari perbuatan jahat serta de-ngan cara hidup yang saleh. Kebanggaan sebagai anggota umat Tuhan serta kesalehan menjalankan ritual atau upacara keagamaan tidak meniadakan kewajiban menjauhi dosa dan berbuat baik (1:11-17).
Bila Allah menuntut umat Yehuda menjalani kehidupan yang saleh, Allah juga menuntut orang Kristen agar hidup dalam ketaatan terhadap kehendak-Nya yang tertulis di dalam firman-Nya. Sungguh keliru bila kita menyangka bahwa tuntutan Allah yang paling utama terhadap orang percaya masa kini adalah agar kita menjalankan upacara keagamaan seperti memberi diri dibaptis, mengikuti perjamuan kudus, mengikuti ibadah, dan memberi persembahan! Percuma kita beribadah bila kita berbisnis dengan cara-cara kotor seperti menyuap dan menipu, atau kita menumpuk kekayaan dengan cara memeras orang yang bekerja pada diri kita. Pada masa kini, tuntutan Allah yang paling utama adalah agar kita bertobat dan meninggalkan dosa, memercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat, serta melakukan perbuatan baik atau perbuatan yang dikehendaki Allah. Ingatlah selalu bahwa ibadah yang benar bukan sekadar upacara keagamaan, melainkan ibadah yang disertai kesalehan hidup. Bagaimana dengan ibadah Anda? [P]