Yesus yang Seutuhnya

Matius 16:13-23

Kehendak Allah yang bertekad memulihkan seluruh ciptaan-Nya yang dirusak oleh dosa itu memuncak dalam diri Tuhan Yesus (Ibrani 1:1-3) melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Sayangnya, pema-haman banyak orang tentang Kristus sering tidak seimbang. Akibatnya, Yesus Kristus menjadi tidak dikenal atau dicintai secara utuh. Bacaan hari ini menunjukkan bahwa Kristus menghendaki agar para murid mengenal Diri-Nya secara utuh. Pada masa itu, di Kaisarea Filipi, terdapat tempat pemujaan dewa-dewi Yunani dan Kaisar Romawi. Tuhan Yesus menguji pengenalan mereka akan Diri-Nya (Matius 16:13-15). Ja-waban Petrus membuktikan bahwa pengenalan para murid bertumbuh. Bagi Petrus, Kristus bukan hanya Guru, tetapi juga Mesias, Raja Penyela-mat bangsanya, dan Tuhan Yesus memuji jawaban Petrus (16:16-20). Se-telah itu, Kristus makin menyingkapkan Diri-Nya kepada mereka, bahwa Ia bukan Mesias seperti dalam pemahaman orang Yahudi, melainkan Mesias yang harus menderita, mati, lalu bangkit kembali (16:21). Teguran Kristus yang sangat keras kepada Petrus yang menolak Mesias yang menderita menunjukkan bahwa Iblis senang jika umat pilihan Allah mengimani Mesias yang tidak utuh (16:22-23). Sebenarnya, Perjanjian Lama juga mengajarkan tentang Mesias yang menderita (Yesaya 53). Namun, aspek ini tidak ditekankan oleh pengajar agama Yahudi, sehingga doktrin Mesias yang populer adalah Mesias yang akan memimpin bangsa Yahudi mengalahkan kekuasaan Romawi dan Herodes, padahal Kristus harus menderita dan mati untuk mengalahkan musuh yang jauh lebih kuat dan lebih jahat dari Kaisar Romawi atau raja Herodes, yakni Iblis sendiri. Syukurlah, para murid akhirnya makin utuh mengenal Kristus. Setelah Tuhan Yesus bangkit, mereka mengimani dan memberitakan Dia bukan hanya sebagai Guru dan Mesias bangsa Yahudi, melainkan sebagai Tuhan, Raja, dan Juru Selamat dunia (Kisah Para Rasul 2:36) Hari ini, kita bisa mengulang kesalahan Petrus dan orang-orang Yahudi dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi yang menjamin kita “mati masuk sorga”, tetapi menolak Dia sebagai Guru dan Mesias, Raja segala raja, yang nilai kerajaan-Nya, ajaran-Nya, mau-pun teladan gaya hidup-Nya harus dipraktikkan sepanjang hidup kita. Jadi, imanilah Yesus Kristus secara utuh, agar hidup kita bisa berkontribusi mak-simal dalam menghadirkan Kerajaan Allah (injil yang besar dan utuh itu) di bumi. [ICW]