Bacaan Alkitab hari ini:
Imamat 4:1-5:13
Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita membaca tentang satu jenis persembahan lagi. Alkitab versi Terjemahan Baru memberikan judul untuk perikop ini sebagai “korban penghapus dosa.” Sebenarnya, jenis persembahan ini lebih tepat bila diterjemahan sebagai “korban penyucian” (purification offering). Bacaan Alkitab hari ini membahas tentang mengapa dan bagaimana seseorang harus mempersembahkan korban penyucian. Jika ada orang yang berbuat dosa (melanggar kehendak Tuhan) dengan tidak sengaja, dia perlu mempersembahkan korban penyucian. Jika seseorang lalai dan melakukan kesalahan, lalu menyadarinya (5:1-4), dia juga perlu mempersembahkan korban penyucian. Saat seorang perempuan melahirkan, dia menjadi tidak tahir, sehingga dia harus mempersembahkan “korban penyucian” (12:6). Hal yang sama juga berlaku bagi orang berpenyakit kusta yang telah sembuh dan menjadi tahir (14:19) serta pria yang mengeluarkan lelehan (15:15). Jadi, korban penyucian bukan hanya perlu dipersembahkan karena dosa yang diperbuat secara tidak sengaja, tetapi juga karena kenajisan.
Salah satu fitur paling penting dalam korban penyucian adalah “pemercikan” darah binatang. Lokasi pemercikan darah dan jenis binatang yang dikorbankan tergantung kepada level tanggung-jawab, keseriusan, dan kemampuan orang tersebut. Jika yang berbuat dosa dengan tak sengaja adalah rakyat jelata, darah korban tersebut hanya perlu dibubuhkan di tanduk-tanduk mezbah korban bakaran. Jika seluruh umat atau imam besar berbuat dosa, darah korban harus dipercikkan ke bagian dalam kemah Allah. Dosa dan pencemaran individu dapat mencemarkan kemah Allah, tempat Allah memilih untuk tinggal bersama umat-Nya. Ingatlah prinsip berikut: “Bukan Tuhan Allah, tetapi manusia, yang mengalami celaka karena pencemaran dosa”. Kesucian Allah dapat diungkapkan dalam murka-Nya jika dosa dan kecemaran tidak segera disucikan. Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan bahwa “segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah” (Ibrani 9:22).
Dalam Perjanjian Baru, kita mendapat penjelasan bahwa Tuhan Yesus—sebagai Imam Besar Perjanjian Baru—telah mempersembahkan darah-Nya sendiri untuk “menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia” (Ibrani 9:11-14). Apakah hati Anda telah dipenuhi rasa syukur atas karya pengorbanan-Nya bagi orang berdosa? [GI Abadi]