Imamat 10:8-20
Bacaan Alkitab hari ini menjelaskan tentang bahaya mengonsumsi minuman keras di dalam pelayanan. Larangan Tuhan Allah begitu keras karena bila imam yang melayani di Kemah Pertemuan meminum anggur atau minuman keras, imam itu akan dihukum mati. Mengapa Tuhan Allah begitu perhatian terhadap larangan ini? Firman Tuhan da-lam Yesaya 28:7-9 dan Hosea 4:11 mengatakan bahwa minuman keras atau minuman anggur (yang sudah difermentasi sehingga mengandung alkohol) dapat membuat orang yang meminumnya menjadi pening/pusing, dan menghilangkan daya pikir yang jernih. Tugas seorang imam adalah mengajarkan segala ketetapan dan perintah Tuhan Allah kepada umat-Nya. Jika seorang imam kehilangan daya pikir yang jernih, dia tidak akan mampu lagi membedakan mana yang kudus dan yang tidak kudus dan dapat menyesatkan (mengajarkan hal yang salah kepada) umat-Nya. Seorang imam tidak hanya harus melayani ritual persembahan korban, tetapi juga harus mengajarkan kebenaran firman Tuhan dengan baik dan benar.
Pelayanan seorang imam (yang harus benar dan tidak menyim-pang) dihargai dan merupakan hak istimewa yang diberikan oleh Tuhan Allah. Bagaimana jika terjadi penyimpangan? Kisah Nadab dan Abihu (Imamat 10:1-7) menunjukkan bahwa Tuhan Allah tetap setia kepada janji dan ketetapan-Nya. Meskipun Nadab dan Abihu mendapat hukum-an, hak-hak dari imam-imam yang melayani tidaklah dibatalkan. Mereka tetap mendapat bagian dari korban persembahan (10:12-14).
Bagaimana jika mereka tidak mengambil bagian tersebut? Eleazar dan Itamar, anak-anak Harun yang masih ada, tidak mengambil bagian mereka. Mereka mempersembahkan kambing jantan penghapus dosa itu seluruhnya untuk dibakar. Musa marah tentang kejadian ini, tetapi alasan yang diberikan Harun dapat diterima, yaitu bahwa mereka masih berduka dan “trauma” atas kejadian yang menimpa Nadab dan Abihu. Allah itu bermurah hati kepada mereka yang berbuat kesalahan karena takut akan Dia, tetapi Dia murka terhadap Nadab dan Abihu yang lalai dan tidak menghargai kekudusan-Nya saat masuk ke hadapan hadirat-Nya. Sebagai pelayan dan umat-Nya, prinsip ini harus kita ingat baik-baik bila kita masuk ke hadapan hadirat-Nya. Adakah Anda selalu memiliki “hati yang takut dan hormat” kepada Allah? [GI Abadi]