Pakaian dan Tanggung Jawab Jabatan

Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 39

Pembuatan pakaian imam dalam bacaan Alkitab hari ini merupakan pelaksanaan perintah Allah kepada Musa dalam pasal 28. Dalam pasal 28, pakaian kudus untuk imam besar yang akan dipakai oleh Harun itu disebut sebagai perhiasan kemuliaan (28:2). Akan tetapi, dalam pasal 39 yang kita baca hari ini, pakaian tersebut disebut sebagai pakaian jabatan (39:1). Sebutan “perhiasan kemuliaan” menunjukkan bahwa jabatan sebagai imam besar merupakan jabatan yang mulia, sedangkan sebutan “pakaian jabatan” menunjukkan bahwa jabatan imam besar menuntut tanggung jawab yang besar. Sesudah menjabat sebagai imam besar, gaya hidup Harun harus disesuaikan dengan jabatannya. Dari sisi kemuliaan, jabatan sebagai imam besar bisa menimbulkan kebanggaan. Akan tetapi, dari sisi tanggung jawab, jabatan sebagai imam besar seharusnya menimbulkan kegentaran. Sebagai seorang imam besar, Harun harus terus waspada agar dia bisa terus hidup dalam kekudusan. Kegagalannya mengatasi permintaan bangsa Israel yang menuntut pembuatan patung anak lembu emas saat Musa berada di atas Gunung Sinai seharusnya membuat Harun selalu waspada agar dia tidak melakukan kesalahan lagi. Walaupun jabatan sebagai imam besar mungkin membangkitkan kebanggaan, Harun harus selalu mengingat bahwa jabatan sebagai imam besar adalah jabatan pelayanan. Harun melaksanakan jabatannya sebagai seorang yang melayani dalam peribadatan, bukan sebagai seorang penguasa yang memerintah para imam.

Dalam kehidupan kita, penting sekali bagi kita untuk selalu berusaha menjaga keseimbangan antara memegang jabatan yang dipercayakan kepada diri kita dengan melaksanakan kewajiban yang menyertai jabatan itu. Perlu diingat bahwa pola pikir seorang Kristen seharusnya berbeda dengan pola pikir duniawi. Seorang Kristen tidak boleh terbuai oleh jabatan dan kemuliaan yang menyertai jabatan itu, melainkan harus memandang jabatan sebagai kewajiban melayani orang lain. Teladan tertinggi kita adalah Tuhan Yesus yang telah datang ke dunia ini, bukan untuk menegakkan kekuasaan-Nya, melainkan untuk melayani, bahkan untuk mati di kayu salib guna menebus dosa manusia (bandingkan dengan Matius 20:25-28). Apakah Anda telah memiliki hati yang bersedia untuk melayani dalam jabatan apa pun yang dipercayakan kepada diri Anda? [GI Purnama]