Bacaan Alkitab hari ini:
1 Korintus 16
Apakah memberi bantuan berupa uang kepada orang yang membutuhkan merupakan masalah rohani? Ada orang Kristen yang berpendapat bahwa tindakan mendoakan lebih rohani daripada memberi bantuan, sehingga lebih baik mendoakan daripada memberi uang. Benarkah demikian? Sebenarnya, mendoakan memang merupakan sesuatu yang harus dilakukan. Sekalipun demikian, tindakan nyata berupa memberi bantuan adalah tanggung jawab moral setiap orang percaya (bandingkan dengan Galatia 2:10). Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus mengemukakan beberapa prinsip pengumpulan uang yang bisa menjadi pedoman saat orang Kristen hendak memberi bantuan kepada orang lain:
Pertama, memberi bantuan harus dilakukan secara sukarela, bukan karena terpaksa atau karena ingin dipuji. Kata “pengumpulan” yang dipakai oleh Rasul Paulus (16:1) berasal dari kata Yunani logia yang berarti pengumpulan uang secara ekstra (di luar kewajiban). Berbeda dengan persembahan yang diberikan secara rutin, persembahan seperti ini diberikan sesuai dorongan Roh Kudus di dalam hati. Ada orang yang tidak mampu, namun tetap memberi karena tidak mau dianggap miskin. Ada orang yang memberi supaya mendapatkan pujian. Motif-motif seperti itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Pemberian harus diberikan secara tulus, sesuai dengan dorongan Roh Kudus.
Kedua, pemberian dilakukan oleh semua jemaat, sesuai dengan kekayaan mereka (16:2). Jemaat yang miskin—jika hatinya tergerak—bisa memberi sedikit. Jemaat yang kaya—jika hatinya tergerak—seharusnya memberi lebih banyak. Jangan terbalik: Yang kaya memberi sangat sedikit, sedangkan yang lebih miskin malah memberi lebih banyak. Walaupun Roh Kudus tidak menentukan berapa jumlah yang harus diberikan, namun ketika seseorang tergerak untuk memberi, ingatlah bahwa yang lebih banyak diberkati seharusnya lebih banyak memberi.
Ketiga, Rasul Paulus mengajarkan bahwa pemberian harus disiapkan lebih dulu di rumah (16:2), dengan tujuan agar setiap orang benar-benar mempersiapkan hati untuk memberi (memeriksa motivasi hati dan memohon pimpinan Roh Kudus). Jumlah yang seharusnya diberikan sesuai dengan berkat yang diperoleh, sehingga pemberian itu berkenan di hati Tuhan dan membangkitkan sukacita di hati kita. [GI Wirawaty Yaputri]