Menaati Hukum dan Melayani

Bacaan Alkitab hari ini:
1 Korintus 7:17-40

Ada dua hal yang ingin ditekankan oleh Rasul Paulus kepada jemaat Korintus dalam bacaan Alkitab hari ini, yaitu:

Pertama, ketaatan kepada hukum dan pelayanan adalah bukti dari iman yang menyelamatkan. Rasul Paulus mengajar jemaat Korintus agar tidak memperhatikan status atau hal-hal lahiriah, melainkan lebih memperhatikan apa yang menjadi kehendak Tuhan. Keadaan bersunat atau tidak bersunat serta status sebagai budak atau orang merdeka tidak mempengaruhi keselamatan. Seseorang pasti diselamatkan jika ia sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan Yesus. Yang penting diperhatikan adalah ketaatan terhadap perintah Tuhan dan kerelaan untuk melayani Tuhan (7:18-24).

Kedua, melayani dengan fokus pada Tuhan adalah yang terbaik, mengingat bahwa jemaat pada masa itu menghadapi ancaman dari pemerintah Romawi yang sewaktu-waktu bisa bertindak represif berdasarkan fitnah yang sering dilontarkan orang Yahudi yang tidak menyukai perkembangan kekristenan (Perhatikan perkataan “waktu yang singkat” dalam 7:26, 29, 31b dan “kesusahan” dalam 7:28). Orang yang hidup lajang akan lebih leluasa melayani Tuhan (7:35). Mengingat bahwa waktu untuk melayani Tuhan terbatas, sedangkan ladang begitu luas. Rasul Paulus mengingatkan agar hidup ini tidak dipusatkan pada hal-hal duniawi yang bersifat sementara (7:29-31). Dalam kondisi seperti di atas, kehidupan selibat (tidak menikah) akan mengurangi risiko dalam pelayanan, khususnya saat muncul penganiayaan. Bayangkan kondisi Rasul Paulus saat menghadapi penganiayaan jika ia memiliki istri dan anak yang masih kecil. Bukankah keluarganya merupakan beban yang membangkitkan rasa khawatir? Pilihan untuk hidup selibat sesuai dengan panggilan dan anugrah Tuhan akan membuat seseorang dapat melayani dengan lebih efektif karena tidak diganggu oleh masalah keluarga, termasuk mengurus suami, istri, dan anak. Waktu mereka dapat dipersembahkan sepenuhnya untuk melayani Tuhan (7:32-35).

Apa yang disampaikan oleh Rasul Paulus di atas bukanlah sekadar mengulang kembali perkataan Tuhan Yesus (7:25), melainkan merupakan hasil pengilhaman Roh Kudus yang memberi hikmat kepadanya (7:40). Pilihan hidup selibat atau menikah sangat penting untuk kondisi jemaat saat itu! [GI Wirawaty Yaputri]