Bacaan Alkitab hari ini:
Keluaran 20:13 (Hukum Keenam)
Pada waktu menciptakan manusia, Allah berkata, “Baikah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,” (Kejadian 1:26). Saat itu, ada diskusi di antara ketiga Pribadi Allah, tidak seperti saat Allah menjadikan ciptaan lainnya. Hal ini mengungkapkan bahwa manusia ialah makhluk yang istimewa dalam pandangan Allah. Alkitab mengungkapkan bahwa terjadinya manusia itu dahsyat dan ajaib, karena Allah yang menenun setiap orang (Mazmur 139:13, 14). Jadi, bukan hanya manusia pertama—Adam dan Hawa—saja yang diciptakan melalui kuasa serta karya Allah yang kreatif, tetapi semua manusia diciptakan oleh Allah itu sendiri. Sangatlah pantas bila dikatakan bahwa manusia adalah mahakarya dari Allah. Manusia—mahakarya Allah itu—disebut berharga dan mulia dalam pandangan Allah (Yesaya 43:4). Keberadaan manusia yang seperti itu membuat Allah melarang pembunuhan terhadap sesama manusia. Allah sangat membenci pembunuhan. Oleh karena itu, bila terjadi pembunuhan, Allah akan mengadili dan menghukum si pelaku (Kejadian 9:5, 6). Hukuman Allah yang paling mengerikan bukan yang ditujukan kepada tubuh jasmaniah, tetapi hukuman terhadap roh (Matius 10:28). Hukum keenam ini harus kita perhatikan: “Jangan membunuh!”
Banyak orang merasa bahwa dirinya telah memenuhi tuntutan Sepuluh Hukum Allah seperti orang kaya yang menemui Tuhan Yesus (Matius 19:16-20, Markus 10:17-20). Akan tetapi, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa mengucapkan makian atau perkataan kasar, mengungkapkan amarah secara berlebihan, dan mendendam terhadap orang lain berada di level yang sama dengan membunuh sesama manusia (Matius 5;21-26). Tuhan Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat (Matius 5:17). Selain itu, Dia memberikan penafsiran yang memperkaya pengertian kita akan hukum-hukum Allah. Berdasarkan penilaian manusiawi, tindakan membunuh dipandang lebih bersalah dan lebih jahat daripada makian, umpatan, perkataan sarkastis, serta kebencian dalam hati., padahal standar firman Tuhan jauh lebih tinggi daripada penilaian moral dan etis manusiawi. Tuhan tidak hanya menilai tindakan, perkataan, ekspresi emosi yang dapat dilihat orang lain, melainkan Dia menyelidiki apa yang ada dalam hati kita yang terdalam (1 Samuel 16:7). Perhatikanlah dengan saksama tindakan dan isi batin kita. Patuhilah hukum-hukum-Nya! [Pdt. Emanuel Cahyanto Wibisono]